Bekasi, wordpers.id – Kekerasan atau tindakan kriminal kini terjadi lagi bagi pencari berita, peristiwa ini terjadi di Bekasi menimpa seorang jurnalis (wartawan) Bekasi, bernama Kosasih alias Romo yang sehari-hari meliput di wilayah Bekasi Jawa Barat.
Pasalnya, pada Minggu tanggal 1 November sekitar pukul 11.00 WIB, saat dirinya melakukan konfirmasi atas keberadaan proyek galian kabel yang berada di depan Hotel Greend Bekasi di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, malah mendapat kekerasan dari oknum yang tidak dikenal dan diduga aparat.
Mengetahui tindakan yang semena-mena itu, rekan korban, Putra, wartawan photografer dan juga wartawan Bekasi lainnya, menyampaikan informasi mengenaskan ini, melalui Group Wartshapp Jurnalis Jakarta-Bekasi. Mengabarkan, bahwa pada saat ini wartawan Kosasih alias Romo, sudah dibawah ke RSUD Kota Bekasi untuk mendapatkan pertolongan pengobatan pertama dan visum. Selanjutnya rencana kasus kekerasan terhadap wartawan Bekasi itu, akan segera dilaporkan kepada pihak penegak hukum.
Berikut Kronologis Lengkap Dalam konfrensi pers
Dalam konfrensi pers di depan Mako Polrestro Bekasi Kota, Polda Metro Jaya, di Jalan Veteran, usai melaporkan secara resmi pemukulan terhadap dirinya, Minggu, (1/11/2020).
Romo sapaan akrabnya mengutarakan, kejadian itu berlangsung Minggu, (1/11/202) pagi sekira pukul 10.00 WIB. Kala itu, ia sedang duduk ngopi disalah satu kedai Kopi kawasan Kayuringin, Bekasi Selatan, dan disekitarnya ada pekerjaan galian kabel optik, dimana para pekerja tidak mengikuti protokol kesehatan.
Melihat para pekerja yang tengah menggali tidak mengikuti protokol kesehatan Rommo, mencoba menegur sambil bercanda. Bahkan ada salah satu petugas memberi masker, karena alasan pekerja itu tidak memiliki masker. Tapi dia melihat diujung galian ada dua orang tidak menggunakan masker, kembali dia menegur.
“Tapi dua yang ditegur, dua orang itu langsung menelpon yang diakuinya sebagai koordinator proyek galian tersebut. Pekerja itu langsung memberi handphone ke saya, alasannya ada yang mau bicara,” ujar Rommo.
Tapi, imbuh Rommo, orang yang bicara melalui handphone pekerja tersebut dari awal langsung manggil nama binatang seperti ‘M*ny*t’. Rommo mengaku masih bijak dan mengatakan dirinya orang tua berprofesi wartawan bukan nama yang disebutkan tersebut.
“Apa M*ny*t, tunggu di situ M*ny*t, saya akan datang. Saya, jawab santai siap menunggu,” ujar Rommo, mengaku tidak berapa lama orang tersebut datang.
Tapi setibanya di lokasi, pelaku pemukulan yang mengenakan seragam Grab tersebut tanpa basa-basi langsung memukul dan ditangannya ada sarung tangan yang ada tiga sisi jendolan seperti berisi batu. Pukulan tersebut menghantam pelipisnya, hingga bercucur darah.
Atas hal itu ia sudah melakukan visum di rumah sakit Umum Kota Bekasi. Dan telah melapor ke Polrestro Bekasi Kota. Dia berharap kasusnya bisa diusut tuntas mengungkap profesi pelaku sebenarnya.
“Tidak ada perdebatan kecuali melalui telpon salah satu pekerja yang melapor kepada koordinator. Dan orang tersebut menggunakan atribut ojek online Grab,” tukasnya.
Ketua Forum Wartawan Jakarta (FWJ), Arfan, saat mendampingi Rommo, membuat laporan di Polrestro Bekasi Kota, meminta Polisi mengusut tuntas untuk memberikan kepastian hukum atas tindakan arogan tersebut.
“Ini murni tindak arogan, karena tidak ada permintaan anggaran apapun. Jika ada media memberitakan hal tersebut pasti akan kami somasi. Ini murni kriminal di lapangan dan FWJ akan mengawal kasus ini sampai tuntas,” tegasnya. (Berbagai Sumber)