Bengkulu Utara, Word Pers Indonesia – Hebohnya video aksi bully yang dilakukan pelajar Sekolah Dasar (SD) di Bengkulu Utara, antara sesama murid. Dimana, video yang tersebar itu, dapat terbilang viral dan mengundang banyak sekali respon publik atas kejadian tersebut. Yang mana, respon kebanyakan sangat menyayangkan aksi itu yang menampilkan kekerasan yang dilakukan oleh anak anak sekolah dasar.
Merespon hal ini, Pihak Dinas Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DPPPA) Bengkulu Utara, sebut kejadian ini disebabkan karena kurangnya pengawasan dari orang tua dan wali murid guru baik dirumah maupun di sekolah. Hal ini ditegaskan oleh Kepala DPPPA BU Amra Juwita, melalui Kabid Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Anak, Siti Zuraida, S. Ip.
“Saya harap, kejadian yang mengebohkan di dunia pendidikan Bengkulu Utara ini tidak terulang kembali, untuk itu pengawasan orang tua dirumah dan guru selaku wali murid di sekolah harus dapat lebih di tingkatkan lagi. Mengingat, banyak sekali dampak yang terjadi terhadap kejadian ini. Untuk itu, kedatangan kami ke sekolah tempat kejadian perkara ini, untuk memberikan edukasi, agar para orang tua untuk selalu menasehati serta mengawasi tingkah laku anak anaknya,” ujar wanita yang akrab disapa Eda ini.
Eda pun menegaskan, terlepaslah kejadian yang menghebohkan ini diklaim merupakan aksi pembuatan konten untuk media sosial tiktok. INi tetap saja, tidak diperbolehkan. Mengingat, jika dilihat dari video yang tersebar tersebut, itu menampilkan aksi kekerasan yang selayaknya tidak boleh dilakukan oleh anak anak diumur tingkat sekolah dasar.
“Yang pasti saya tegaskan, kejadian ini semua anak merupakan korban. Korban dari kurangnya pengawasan orang tua. Serta, pola asuh yang dinilai salah. Selain itu, kejadian ini juga karena keteledoran dari pihak sekolah, mengapa kecolongan siswi bisa membawa ponsel. Apapun alasannya pembuatan konten ini, semua itu tetap salah. Anak anak ini, belum bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dan ini jelas sangat menampar dunia pendidikan. Kehadiran kami, kami harap ini dapat menjadi evaluasi semua pihak, baik orang tua maupun pihak sekolah, dengan harapan kejadian ini tidak terulang kembali di sekolah sekolah lainnya,” jelasnya.
Untuk ke depan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan BU baik itu via surat maupun kunjungan langsung. Mengingat, kejadian ii jelas sangat disayangkan, sehingga dibutuhkan sosialisasi lebih dalam lagi ke para pelajar di Bengkulu Utara, agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Kami akan berkoordinasi dengan pihak Dispendik, dengan harapan ini dapat menjadi agenda sosialisasi kepada pelajar, agar apa yang terjadi ini bukanlah sesuatu yang diperbolehkan apalagi untuk anak anak seusia sekolah tingkat dasar,” demikian Eda. (Red_F.E)