Wamendes dan Bupati Lombok Bahas Pengembangan Bawang Putih

wordpers.id, Jakarta – Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi dan Wakil Bupati Lombok Timur HM Sukiman Azmy membahas pengembangan bawang putih khususnya yang ada di kaki Gunung Rinjani.

Wamen Budi Arie mengungkapkan, Indonesia masih impor bawang putih kurang lebih 400 hingga 500 ribu ton pertahun. 

Harapannya, dengan pengembangan itu Lombok Timur sebagai sentra utama pengembangan bawang putih nasional semakin maksimal.
 
“Kita itu masih impor 400 ribu sampai 500 ribu pertahun, kita kalau bisa buat sentra bawang putih di Lombok Timur, ini bisa jadi memenuhi kebutuhan,” kata Budi Arie di Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (9/3).

Sementara itu, Sukiman Azmy memaparkan masalah yang sedang dihadapi petani bawang putih, selama ini masih membutuhkan offtaker yang menyerap seluruh hasil produksi dari masyarakat di kaki gunung Rinjani tersebut.

“Masalah offtaker kita urus nanti, nanti saya bilang ke Dirut BRI biar diurus, yang penting itu ada kemauan dari masyarakatnya itu sendiri,” kata Budi Arie.

Selain persoalan bawang putih, Wamen Budi Arie dan Sukiman Azmy juga membahas potensi pariwisata. Pasalnya, di Lombok Timur sangat banyak wilayah yang memiliki potensi wisata khususnya wisata alam dan wisata budaya.

Menurut Wamen Budi Arie, mengembangkan sektor pariwisata itu sangat mudah yang paling penting jangan terlalu banyak aturan yang membuat wisatawan itu malas untuk berkunjung.

Sebagai daerah yang dekat dengan Bali seharusnya Lombok Timur dapat memanfaatkan kesempatan tersebut, bagaimana agar wisatawan Bali juga bisa bergeser wilayah Lombok.

Belum lagi ada Mandalika di Lombok Tengah yang sudah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata. Wamen Budi Arie yakin nantinya banyak wisatawan yang akan berkunjung untuk menikmati wisata yang ada di Lombok Timur.

BACA JUGA:  Terkuak, Sejumlah Puskesmas di Lampung Utara Tak Miliki IPAL Standar

“Catatannya membangun pariwisata itu jangan terlalu banyak aturan, kalau sedikit-sedikit dilarang orang tidak mau datang. Jangan takut akan kehilangan tradisi dan budaya, nyatanya Bali sampai sekarang masih, tradisi atau budaya tidak hilang, orang Bali hebat,” pungkasnya. (Rls)