Yuk Kenali Makna Lagu Daerah Mukomuko, Nomor 9 Sering Terjadi

Mukomuko adalah sebuah kabupaten di Provinsi Bengkulu, Indonesia. Kabupaten Mukomuko memiliki luas tanah 4.036,70 Km ² dengan penduduk sebanyak 177.131 jiwa dan terdiri dari 15 kecamatan, 3 kelurahan, dan 148 desa dengan pusat kabupaten yaitu Kota Mukomuko.

Secara administrasi, Kabupaten Mukomuko berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan di sebelah utara, Kabupaten Kerinci di sebelah Timur, Kabupaten Bengkulu Utara di sebelah Selatan, dan Samudra Hindia di sebelah barat.

Penduduk asli Mukomuko adalah Etnis Minang Mukomuko yang merupakan bagian dari rumpun Minangkabau.

Daerah Mukomuko juga merupakan bagian dari rantau Pesisir Barat Suku Minangkabau. Namun sejak masa kolonial Inggris, daerah Mukomuko dimasukkan ke dalam wilayah Provinsi Bengkulu.

Tak heran jika mulai dari bahasa, adat istiadat dan budaya Mukomuko lebih mirip dengan Provinsi Sumatra Barat daripada Provinsi Bengkulu.

Mukomuko memiliki makanan khas bernama samba lokan yang berbahan utama yaitu lokan. Lokan adalah sejenis kerang yang hidup di air tawar atau rawa-rawa.

Tempat wisata nya juga banyak seperti danau nibung, danau lebar, pantai pandan wangi, pantai abrasi, pantai batung badoro, pantai badri, pantai jarak, pantai indah, pantai air rami, bendungan air manjuto, benteng anna, air terjun mandi angin, dan masih banyak lagi.

Tarian khas nya bernama gandai yang sering ditampilkan ketika acara-acara besar dan acara adat.

Lagu daerahnya juga banyak, dan kali ini kita akan membahas mengenai makna dari lagu-lagu tersebut. Beberapa lagu daerah Mukomuko diantaranya;

1. Ka Laut
Lagu ini menceritakan begitu banyaknya ikan di pantai indah mukomuko atau disebut juga “pasi mukomuko”. Pantai indah atau yang lebih sering disebut pasi merupakan pantai yang biasa nelayan mencari ikan. Sebagian besar warga disana juga bermatapencaharian sebagai nelayan.

Dalam lirik lagu nya “paing ka pasi mukomuko nak meling ikan gamolo” berarti pergi ke pasi mukomuko mau membeli ikan gembolo. Terlihat dalam video lagu nya yang berdurasi 3.53 menit itu para nelayan dan warga disana melakukan aktivitas seperti mencari ikan dan jual beli ikan dengan penuh semangat.

2. Kuwaw Letok
lagu ini menceritakan tentang seorang yang berasal dari Mukomuko dan pergi merantau ke daerah lain. Namun meskipun beribu bulan berpuluh-puluh tahun lamanya, sehelai rambut pun mereka tidak akan lupa.

Di lirik kedua, yaitu “ai selagan ai manjuto, duo ainyo suah muaro, ghindungnyo ating gaso idak takiro takana kampuang na la lamo ditingga” yang artinya air selagan air manjuto, dua airnya satu muara, rindunya hati sampai tidak terkira teringat kampung yang sudah lama di tinggal.

Intinya lagu ini menceritakan kerinduan yang mendalam yang dirasakan oleh seorang perantau yang berasal dari Mukomuko untuk kembali ke kampung halaman yaitu Mukomuko.

3. Sagalo Ndak Dibeling
Lagu ini diciptakan karena melihat filosofi yang masih terlalu mengikuti budaya luar, yang tidak tau diri, sudah miskin masih juga minta yang macam-macam.

Dalam liriknya ” sadar-sadarlah induk-induk jaman kiningko, jangan ditughut lagaknyo dunio kinging, tengok kabawah jangan nengok ka ateh ajo jangan di tughut lagak bining pagawai neghing” yang artinya adalah sadar-sadarlah ibuk-ibuk jaman sekarang, jangan diturut gaya dunia sekarang, lihat ke bawah jangan lihat ke atas saja, jangan diturut gaya istri pegawai negeri.

BACA JUGA:  Beri Support Petugas, Kapolres Mukomuko Kunjungi Pos Nataru Pandan Wangi

4. Mukomuko Mangimbau
Lagu ini menceritakan bahwa Mukomuko memanggil orang-orang yang merantau untuk pulang kembali ke kampung halaman yaitu “Mukomuko”. Baik itu orang tua, pemuda maupun pemudi jangan sampai melupakan kampung halaman meskipun sudah lama merantau, karena Kampung halaman akan terus memanggil agar kamu kembali lagi.

5. Janjing Cinto
Lagu ini menceritakan tentang sepasang kekasih yang sudah mengucap janji bersama. Namun si cowok malah menghianati janji cinta mereka. Si cewek mendengar kabar bahwa si cowok sering berduaan dengan cewek lain.

Akhirnya si cewek berkata “tidak usahlah kita bersama-sama lagi. Sakit hati itu tak kan bisa terobati. Biar ku bawa sampai mati rasa sakit hati ini”. Si cewek itu sudahlah miskin, sakit hati pula karena si coeok menghianati janji cinta mereka.

6. Lagung Utuk Mak
Lagu ini menceritakan tentang seorang anak yang bernyanyi untuk ibunya untuk melepas penat. Mereka adalah orang tak punya, dan sang ayah sudah tiada.

Padahal selama ini mereka sangat bergantung pada ayahnya. Si anak meminta restu dari orang tua dan berharap agar ibunya tidak cemas banyak pikiran. Ia pun meminta pada ibunya agar bersabar dan terus berdoa.

7. Ngaja Ghuang Tuo Makan Bubu
Lagu ini menceritakan tentang seorang menantu dan mertua. Si menantu sedang membuat bubu untuk menangkap ikan. Ia termenung karena mertuanya selalu marah-marah karena tidak dapat uang belanja.

Dengan keadaan seperti ini tidak mungkin akan berbicara yang kurang sopan terhadap mertua. Kalau mau diikuti selera zaman sekarang, bisa botak kepala kita dibuatnya. Sedangkan sang mertua tidak bisa mengerti dengan keadaan menantu yang miskin, ia malah sibuk bersolek menghias diri didepan kaca.

8. Atingko Rindung
Lagu ini menceritakan tentang kerinduan cowok kepada ceweknya. Hatinya ibarat warung tak ada air, dan apabila mereka bertemu alangkah senang hatinya.

9. Luon Punyo Manatung La Dapek Cucuong
Lagu ini menceritakan tetang perbedaan zaman dulu dan zaman sekarang. Kalau zaman dulu, pada waktu maghrib anak gadis sudah dirumah. Kalau anak gadis tidak ada dirumah maka ibunya khawatir dan mencari anaknya.

Tapi zaman sekarang meskipun anaknya tidak pulang orang tuanya biasa saja, bahkan malah ayam yang lebih diperhatikan daripada anak gadisnya.

Dulu anak tidak pulang sehari saja sudah khawatir akan berbadan dua, sekarang tidak pulang seminggu orang tuanya biasa saja tak peduli. Karena kebiasaan itu, akhirnya pada saat anak gadisnya pulang ternyata sudah berbadan dua.

Akhirnya bapak si gadis pun lama-kelamaan menjadi kurus karena menanggung malu akibat anaknya yang sudah punya anak diluar nikah. Orang tuanya malu karena belum punya menantu tapi sudah dapat cucu.

Nah itulah tadi sekilas sejarah dan makna dari beberapa lagu daerah Mukomuko. Apabila kamu tau info lain tentang Mukomuko selain yang sudah dituliskan diatas, silahkan komen dibawah ini.

By Ismi Nur’Azizah

News Feed