Lebong, Bengkulu – Word Pers Indoesia – Amarah warga Desa Tambang Sawah, Kecamatan Pinang Belapis, Kabupaten Lebong, meledak pada Sabtu (1/11/2025) siang. Mereka menahan satu unit truk trailer bermuatan alat berat jenis ekskavator Doozan milik PT Jambi Resources, perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) batu bara di Desa Ketenong II.
Penyebabnya: jalan provinsi yang baru selesai dibangun lewat APBD 2025 mendadak rusak parah dan retak di beberapa titik usai dilalui alat berat milik perusahaan tersebut tanpa menggunakan alas pelindung. Padahal, jalan tersebut baru saja bisa dinikmati warga setelah bertahun-tahun menjadi medan berlubang.
Warga Geram, Trailer Tak Boleh Keluar Sebelum Ada Ganti Rugi
Kemarahan warga tak terbendung. Mereka menahan truk trailer di lokasi dan menolak alat berat tersebut dibawa keluar sebelum ada kejelasan tanggung jawab dari pihak perusahaan.
Tokoh masyarakat Desa Tambang Sawah, Alex (50), mengatakan kerusakan ini telah membuat warga kecewa dan merasa dirugikan.
“Kami sangat menyayangkan tindakan perusahaan. Jalan ini baru saja diperbaiki, belum seumur jagung sudah hancur lagi. Ini satu-satunya akses warga menuju ibu kota kabupaten dan provinsi. Kami minta perusahaan segera memperbaikinya,” tegas Alex.
Ia juga menyoroti lemahnya pengawasan pemerintah terhadap aktivitas alat berat di jalur umum yang seharusnya dijaga ketat.
“Kami minta Pemerintah Provinsi Bengkulu, Pemkab Lebong, dan pihak kepolisian — terutama Satlantas Polres Lebong yang mengawal alat ini — segera bertindak. Jangan biarkan jalan provinsi dijadikan korban aktivitas tambang,” tambahnya.
Versi Polisi dan Perusahaan Masih Abu-Abu
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Lebong, IPTU Hendra Wijaya, SH, MH, membenarkan adanya pengawalan alat berat milik PT Jambi Resources yang akan dipindahkan dari area tambang batu bara di Pinang Belapis.
“Benar, ada kegiatan pengawalan alat berat sesuai permintaan perusahaan. Dari laporan anggota di lapangan, pihak perusahaan siap bertanggung jawab dan memperbaiki jalan yang rusak,” ujar Hendra saat dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp, Sabtu (1/11/2025).
Namun, pernyataan tersebut berbanding terbalik dengan fakta di lapangan. Hingga pukul 13.30 WIB, warga dan pemerintah Desa Tambang Sawah belum menerima kepastian maupun tindakan nyata dari pihak perusahaan terkait janji perbaikan jalan.
Jalan Retak, Rakyat Terluka
Pantauan wartawan di lokasi menunjukkan sejumlah titik di ruas jalan provinsi tampak retak dan berlubang, terutama di bagian yang dilalui roda besi alat berat. Beberapa warga bahkan sempat menutup akses jalan menggunakan kayu dan batu sebagai bentuk protes.
“Kalau tidak ada tanggung jawab, kami tidak izinkan alat berat ini lewat! Jangan seenaknya pakai jalan umum tanpa pikirkan akibatnya,” kata Alex lagi dengan nada geram.
Desa Minta Sikap Tegas Pemerintah
Pemerintah Desa Tambang Sawah bersama tokoh masyarakat akan segera melayangkan laporan resmi ke Dinas PUPR Provinsi Bengkulu dan Polres Lebong jika dalam waktu dekat tidak ada tindakan perbaikan dari perusahaan.
“Pembangunan jalan ini hasil perjuangan panjang. Kalau rusak karena kelalaian perusahaan, maka harus ada konsekuensi. Jangan sampai uang rakyat sia-sia,” pungkas Alex.
Reporter: M. Yunus
EDitor: Agus. A
