Bersih Desa Kendalbulur, Wujud Syukur dan Komitmen Jaga Lingkungan untuk Masa Depan

Tulungagung, Wordpers.id – Warga Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung menggelar tradisi Bersih Desa dalam rangka memperingati Wulan Suro atau 1 Muharram 1447 Hijriah, Sabtu (29/6/2025). Kegiatan yang menjadi puncak acara ini dimeriahkan dengan pagelaran wayang kulit oleh Dalang Ki Eko Kristianto dengan lakon “Bima Suci” yang digelar di halaman Nakula Prak.

Hadir dalam acara tersebut Camat Boyolangu yang mewakili Bupati Tulungagung, unsur Forkopimcam, para kepala desa se-Kecamatan Boyolangu, lembaga desa Kendalbulur, serta ratusan masyarakat yang turut menyemarakkan kegiatan tahunan tersebut.

Kepala Desa Kendalbulur, Anang Mustofa, menjelaskan bahwa tradisi Bersih Desa merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat atas limpahan berkah dan nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada warga Kendalbulur.

“Ini adalah bentuk rasa syukur kami atas berkah yang melimpah. Kami juga memohon doa agar di tahun baru ini, semua hajat dan niat baik warga Kendalbulur dikabulkan oleh Allah SWT,” ujar Anang Mustofa.

Bangun Gotong Royong dan Jaga Lingkungan
Anang menegaskan bahwa kegiatan Bersih Desa tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat semangat gotong royong dan partisipasi masyarakat dalam membangun desa yang lebih baik.

“Bersih Desa ini sekaligus menjadi sarana sosialisasi Peraturan Desa Nomor 3 Tahun 2021 tentang Kelestarian Lingkungan Hidup. Kami ingin mengajak seluruh masyarakat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan ekosistem desa. Jangan sampai identitas desa kami yang asri perlahan hilang karena kelalaian kita sendiri,” tegasnya.

Warga Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung menggelar tradisi Bersih Desa dalam rangka memperingati Wulan Suro atau 1 Muharram 1447 Hijriah, Sabtu (29/6/2025). Kegiatan yang menjadi puncak acara ini dimeriahkan dengan pagelaran wayang kulit oleh Dalang Ki Eko Kristianto dengan lakon “Bima Suci” yang digelar di halaman Nakula Prak. Foto/DOk: Agris

Ia menyoroti maraknya kebiasaan membuang sampah sembarangan, baik di pinggir jalan maupun di sungai. Pemerintah desa, kata Anang, mendorong warga untuk mengelola sampah rumah tangga secara mandiri, misalnya dengan membuat bak sampah atau berlangganan dengan petugas pengumpul sampah.

“Kami mengimbau agar tidak membuang sampah sembarangan. Juga, warga harus menjaga kelestarian ekosistem sungai. Dilarang keras menangkap ikan dengan cara setrum atau menggunakan bahan kimia berbahaya,” ujarnya.

Investasi Lingkungan untuk Generasi Mendatang
Anang Mustofa menekankan bahwa menjaga lingkungan merupakan investasi jangka panjang bagi generasi mendatang. Ia berharap masyarakat menyadari pentingnya upaya pelestarian lingkungan sebagai warisan berharga untuk anak cucu.

“Jangan sampai 10 hingga 15 tahun ke depan desa kita menjadi gundul dan ekosistem rusak. Mari kita jaga bersama kelestarian desa, demi masa depan anak dan cucu kita,” pungkas Anang.

Kegiatan Bersih Desa di Kendalbulur menjadi contoh nyata bagaimana budaya, agama, dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan, membangun kesadaran kolektif untuk menciptakan desa yang lestari, asri, dan berkelanjutan.

Reporter: M. Agris
Editor: Anasril

Posting Terkait

Jangan Lewatkan