ASA merupakan yayasan yang berada di Desa Rawa Indah Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma. Saat ini ASA telah mendirikan PAUD, MDTA Raudhatul Athfal, SD Islam, serta mengaktifkan kelompok pengajian anak-anak dan ibu-ibu.
Ketua Yayasan ASA Bambang Rubimanto berharap rencana pendirian ponpes cepat terwujud serta mendapatkan dukungan, baik dari pemerintah daerah, kabupaten ataupun provinsi, pun pihak-pihak lainnya.
“Tentu kita mengharapkan dukungan dari segala pihak agar pendirian pondok pesantren ini dapat terealisasi,” ujar Bambang saat menerima kunjungan kerja Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Jonaidi, Sabtu, (19/1/2022).
Terkhusus kepada Jonaidi, Bambang meyakini ia akan mendukung dan membantu realisasi ponpes. Mengingat baginya dan masyarakat setempat, Jonaidi bukanlah orang asing.
“Mas Jun (Jonaidi) ini bukan orang asing di desa kami, beliau sering berkunjung dan beliau ini juga selalu mendukung dan mensupport kami. Semoga ke depannya apa yang kami rencanakan dapat terwujud dan beliau kembali mendukung kami,” tambahnya.
Jonaidi mengatakan, dirinya sangat mendukung rencana Yayasan ASA yang akan mendirikan pondok pesantren yang menurutnya sangat kapabel dalam mengelola pengembangan pendidikan agama.
“Bidang keagamaan ini tentunya tidak sembarang orang yang bisa mengembangkan, tidak semua orang mampu untuk mendirikan. Maka ini kita bersyukur Yayasan Amanah Sumbang Asih akan mendirikan pesantren. Ini harus kita dukung bersama karena di beberapa kabupaten lain sudah ada pondok-pondok pesantren yang memang menerapkan nilai-nilai keaswajaan Nahdlatul Ulama dan di Seluma ini cukup besar potensinya,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Jonaidi segera memperjuangkan realisasi pendirian ponpes, tidak hanya ke tingkat provinsi saja, tapi juga hingga ke pusat.
“Kita akan coba upayakan supaya ini menjadi sebuah pesantren yang besar nantinya. Dengan meminta dukungan ke pemerintah provinsi ataupun kabupaten termasuk pusat, insyaAllah,” imbuhnya.
Apalagi menurut Jonaidi berbicara penguatan moral sangat berkaitan dengan pendidikan agama. Bahkan menjadi kunci yang tak bisa diabaikan sebab menjadi bagian yang sangat fundamental dalam pembentukan kepribadian manusia.
Namun pemerintah, khususnya pemerintah daerah, terkadang mengkesampingkan program yang berhubungan dengan keagamaan karena lebih fokus pada pembangunan infrastruktur fisik. Padahal keduanya harus sama-sama diperkuat.
“Banyak hal yang terlupakan kadang-kadang, dari sekian banyak program pemerintah, keagamaan ini tidak menjadi prioritas padahal semestinya justru ini sama kuatnya dengan program-program pembangunan infrastruktur,” kata Jonaidi. (Adv)