Word Pers Indonesia – Pada dasarnya permainan tradisional yang diciptakan oleh nenek moyang kita dahulu mempunyai banyak manfaat yang terkadang kita sendiri tidak menyadarinya. Ada banyak permainan tradisional di Negara ini, yang kesemuanya itu jika dilihat secara spesifik dari beberapa permainan tradisional yang sudah saya share pada postingan sebelumnya, memiliki manfaat yang berbeda-beda. Sebut saja Permainan Engklek atau Jangka, permainan ini dapat bermanfaat bagi kecerdasan anak. Lain lagi dengan Permainan Ucing Sumput atau Petak Umpet, permainan tradisional ini dapat bermanfaat bagi tumbuh kembang anak. atau ada juga Permainan Congklak atau Dakon yang dapat dijadikan sebagai media pembelaran bagi anak-anak, khususnya pembelajaran matematika.
Selain sebagai media pembelajaran, permainan congklak atau dakon ini ternyata mengandung filosofi yang begitu luar biasa. Mau tahu filosofi luar biasa dari permainan congklak? Berikut ulasannya.
Pada papan congklak terdapat 7 lobang kecil yang berhadap-hadapan dan masing- masing berisi 7 biji congklak, 7 disini dapat kita artikan jumlah hari dalam satu minggu. Begitu juga dengan jumlah biji congklak yang kita isikan pada masing-masing lobang tersebut berjumlah 7 biji. Artinya, tiap orang mempunyai waktu yang sama dalam seminggu, yaitu 7 hari.
Kemudian, ketika biji congklak diambil dari satu lobang, ia mengisi lobang yang lain, termasuk lobang pada lumbung (lobang besar/induk). Pelajaran dari fase ini adalah setiap hari yang kita jalani, akan berpengaruh pada hari-hari kita selanjutnya, dan juga hari-hari orang lain. Apa yang kita lakukan hari ini menentukan apa yang akan terjadi pada masa depan kita. Apa yang kita lakukan hari ini bisa jadi sangat bermakna bagi orang lain. Ketika biji diambil, kemudian diambil lagi, juga berarti bahwa hidup itu harus memberi dan menerima. Tidak selalu mengambil, namun juga memberi, untuk keseimbangan hidup.
Biji diambil satu persatu, tidak dapat diambil sekaligus. Maksudnya, kita harus jujur untuk mengisi lobang pada papan congklak kita. Kita harus jujur dalam mengisi hidup kita. Satu persatu, sedikit demi sedikit, asalkan jujur dan baik, itu lebih baik daripada banyak namun tidak jujur. Satu persatu biji yang diisi juga bermakna bahwa kita harus menabung tiap hari untuk hari-hari berikutnya. Kita juga harus mempunyai tabungan, yaitu biji yang berada di lobang induk (lobang besar/lumbung).
Permainan ini mengajarkan, bahwa jika kita mempunyai rejeki, kita dapat membaginya untuk kebutuhan kita sendiri satu per satu (tidak perlu berlebih), diwakilkan ketika kita meletakkan satu biji ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Ketika rejeki itu berlebih kita boleh menyimpannya di lumbung (lobang besar). Lagi-lagi cukup hanya satu. Dan jika kita masih mempunyai lebihnya, kita bagikan ke saudara, tetangga, teman, dan lain-lain (ditandai dengan meletakkan satu biji ke setiap lobang papan congklak milik teman di hadapan kita). Namun kita tidak diperbolehkan meletakkan biji di dalam lumbung milik lawan kita. Mengapa? Karena itu merupakan kewajiban si empunya untuk menghidupi dirinya sendiri, yang disimbolkan sebagai tabungan. Dan begitu seterusnya.
Intinya adalah dalam hidup kita diajarkan untuk tidak berlebih-lebihan dan saling berbagi dengan orang lain. Serta mengajarkan untuk bertanggung jawab terhadap hidup kita sendiri.
Strategi diperlukan dalam permainan ini agar biji kita tidak habis diambil lawan. Hikmahnya adalah, hidup ini adalah persaingan, namun bukan berarti kita harus bermusuhan. Karena tiap orang juga punya kepentingan dan tujuan yang (mungkin) sama dengan tujuan kita, maka kita harus cerdik dan strategis.
Pemenangnya adalah yang jumlah bijinya di lobang induk paling banyak, maksudnya adalah mereka yang menjadi pemenang atau mereka yang sukses adalah mereka yang paling banyak amal kebaikannya. Mereka yang banyak tabungan kebaikannya, mereka yang menabung lebih banyak, dan mereka yang tahu strategi untuk mengumpulkan rezeki.
Permainan ini sesungguhnya merupakan serpihan kecil dari unsur pembentuk budaya dan karakter bangsa. Dengan permainan ini kita bisa mengambil manfaat yang terkadang kita sendiri tidak menyadarinya. Congklak melatih kita untuk terampil, cermat, jujur, sportif, dan menimbulkan rasa akrab antara sesama.
Sungguh indah filosofi nenek moyang kita dulu, bukan? Tahukah Anda mengapa orang tua kita jaman dahulu mengajarkan anak-anak bermain? Karena jaman dahulu tidak ada sekolah formal dan itulah cara nenek moyang kita mendidik anak-anak mereka. Cukup menarik ya? Permainan tradisional ini juga bisa disisipkan ke dalam pembelajaran di sekolah. Kalau selama ini Anda, para guru terbiasa memberikan permainan di sela pembelajaran, tidak ada salahnya permainan tradisional seperti ini diterapkan. Selain melestraikan permainan tradisional, anak-anak pun dapat dibekali penanaman nilai-nilai karakter yang kuat.
Bukankah impian kita semua agar anak-anak Indonesia tumbuh menjadi anak-anak yang tidak hanya pintar tapi juga mempunyai karakter yang kuat, baik dan dapat dibanggakan.(Red)
Referensi: [wartamadani.com], [erlangga.co.id]