Suksesnya kepemimpinan seorang kepala daerah, Ketika semua program kerja yang didasarkan pada janji kampanye terealisasi. Minimal 60-70% dari poin-poin program janji kampanye yang harus direalisasikan dalam kebijakan pembangunan 5 Tahun jabatan.
Jika di bawah 50% pasti dianggap gagal merealisasikan janji kampanye.
Apalagi janji kampanye bukan pada pembangunan jiwa (SDM), bukan fokus pada pembangunan raga (Fisik). Bangun jiwa dulu baru bangun raga, seperti petikan Syair, lagu Indonesia Raya.
Apakah Walikota Bengkulu Helmy Hasan dan Wawali Dedy Wahyudi, di dalam progres merealisasikan bangun lapangan mini di 9 kecamatan adalah “sindiran”, buat salah satu poin janji Kampanye yang gagal direalisasikan oleh Gubernur Rohidin Mersyah dan Wagub Rosjonsah.
Dalam janji Kampanye Gubernur dan Wagub akan membangun Stadion Mini di setiap kecamatan di Kabupaten dan Kota wilayah Provinsi Bengkulu.
https://bengkuluekspress.disway.id/read/142555/pemkot-bengkulu-bangun-lapangan-sepak-bola-mini-di-9-kecamatan
Atau kira-kira dalam pemikiran Walikota Bengkulu bangun dulu lapangan mini, sambil menunggu hibah Anggaran Dari Pemprov Bengkulu untuk proyek fisik Stadion Mini di 9 Kecamatan di Kota Bengkulu.
Belajar dari Pemprov Bengkulu “lepas tangan” proyek jalan Hibrida ke Kota Bengkulu.
Untuk Walikota Bengkulu hanya mengingatkan tanggungjawab Kota Tuo proyek yang gagal/proyek amblas, jangan ada upaya pengalihan “isu” dialihkan perhatian rakyat Kota Bengkulu. Dengan narasi kebijakan baru janji bangun Stadion Mini. Apakah ini masuk dalam salah satu poin janji kampanye Walikota dan Wawali.
Semoga Proyek Kota Tuo ada pertanggungjawaban moral dan etika pelayanan publik. Dan kalau pun bukan janji kampanye, lapangan mini segera terealisasi.
Harapan yang sama buat Gubernur Bengkulu, supaya direalisasikan semua janji kampaye. Yang lebih utama untuk pelayanan publik.
Politik anggaran gubernur lebih mensejahterahkan rakyat. Fokus jiwa (SDM), bukan sekedar Raga (Fisik). Bangun supra struktur bukan sekedar infrastruktur. Harapan juga Proyek Danau Dendam Tak Sudah (DDTS), tidak gagal seperti Proyek Kota Tuo.
Apakah program Gubernur janji kampanye gratis SPP bagi seluruh Siswa SMA, SMK dan SLB sudah terealisasi?
18 Program Prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur.
1. Kartu Bengkulu Sejahtera yang diperuntukkan bagi masyarakat Bengkulu yang belum mendapatkan kartu Indonesia sehat maupun kartu Indonesia Pintar.
2. Pembebasan pajak kendaraan bermotor roda dua.
3. Pemberian tunjangan daerah peningkatan uang makan dan TPP bagi ASN dan honorer Provinsi Bengkulu.
4. SPP gratis bagi siswa SMA, SMK dan SLB serta pemberian beasiswa bagi mahasiswa berprestasi.
5. Listrik gratis bagi rumah tangga dengan daya 450 KWH.
6. Pemberian gas ukuran 3 kg gratis untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
7. Peningkatan kesejahteraan bagi guru TK dan PAUD se-Provinsi Bengkulu.
8. Pembangunan stadion mini di setiap kecamatan di wilayah Provinsi Bengkulu.
9. Peningkatan dan penyeragaman honor Imam khotib dan Bilal serta Pimpinan rumah ibadah lainnya yang dibayarkan melalui rekening Bank Bengkulu.
10.Peningkatan dan penyeragaman penghasilan tetap Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD.
11. Pengadaan alsintan gratis untuk petani berupa handtraktor, Cultivator, Mesin air, Power Thresher, dan Hand sprayer.
12. Menjaga stabilisasi dan meningkatkan harga komoditas perkebunan terutama karet kopi dan sawit.
13. Membeli dan menampung hasil produk pertanian dengan harga yang layak pada saat panen berlimpah dan harga di pasar murah dan membuat gudang di seluruh kabupaten kota se Provinsi Bengkulu.
14. Menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi untuk petani.
15. Penurunan status kawasan hutan menjadi hutan sosial kemasyarakatan dan hutan adat untuk para petani pekebun Provinsi Bengkulu.
16. Membangun pelabuhan perikanan, pabrik es, pemberian izin usaha dan Alat tangkap gratis.
17. Membangun kebebasan pers perlindungan hukum dan peningkatan kompetensi wartawan.
18. Menjaga nilai-nilai budaya dan sejarah Bengkulu serta mengembangkan industri kreatif.
https://bengkuluprov.go.id/program-prioritas/
Oleh: Pengamat Publik
Editor: Redaksi