Bengkulu,wordpers.id – Pemerintah provinsi Bengkulu menurunkan 34 kafilah (peserta) pada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional Ke-XXVIII (28) Tahun 2020 di Padang, Sumatera Barat 12 hingga 21 November 2020.
Hal tersebut disampaikan Asisten III Setda Provinsi Bengkulu Gotri Suyanto usai mengikuti jalannya Launching MTQ Tingkat Nasional XXVIII Tahun 2020 di Sumatera Barat via Virtual Meeting, di Ruang VIP Pola Provinsi Bengkulu, Selasa (28/07).
“Yang jelas kita akan berpartisipasi. Hingga saat ini kita masih menunggu petunjuk teknis selanjutnya, kalau kondisi pandemi Covid-19 ini masih tetap berlangsung mungkin bisa juga akan berubah. Kalau target semaksimal mungkin setidaknya sama dengan tahun sebelumnya,” jelas Gotri Suyanto.
Bertajuk “Dengan MTQ Nasional Kita Wujudkan SDM Yang Unggul, Profesional, dan Qur’ani Menuju Indonesia Maju”, Launching MTQ Tingkat Nasional XXVIII Tahun 2020 di Sumatera Barat via Virtual Meeting ini dibuka secara langsung Menteri Agama RI Jenderal TNI Purn. Fachrul Razi.
Dikatakan Menteri Agama Fachrul Razi, pandemi Covid-19 jangan menjadi penghalang untuk produktif dan proaktif melaksanakan dan menjalankan berbagai kegiatan positif, termasuk MTQ.
MTQ ini penting dan diharapkan bisa menjadi katalisator perubahan masyarakat menjadi lebih baik. Karena itu MTQ jangan hanya jadi kontestasi semata tapi juga untuk menstimulasi umat agar semakin giat mempelajari Al-Qur’an dan memahami isi yang terkandung di dalamnya.
“Data kita saat ini masih ada 65 persen umat Islam di Indonesia yang masih buta aksara Al-Qur’an. Angka itu sangat tinggi untuk negara yang mayoritas Muslim,” ujarnya.
Hal itu juga akan berbanding lurus dengan tingkat pemahaman dan penghayatan yang berasal dari Al-Qur’an.
“Ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memberantas buta aksara Alquran ini,” pungkasnya.
Dalam pelaksanaan MTQ XVIII dalam kondisi Covid-19, Menteri Agama Fachrul Razi juga berpesan lima hal yang harus dilakukan. Pertama, seluruh pihak harus berkomitmen penuh menerapkan protokol kesehatan di semua lini. Aspek regulasi dan anggaran untuk memastikan hal itu menjadi prioritas utama.
Kedua, persoalan fisik dan non fisik seperti kesiapan kafilah, dewan hakim dan lainnya harus disiapkan sesuai kondisi. Tiga, anggaran dari APBN dan APBD atau pihak ketiga harus transparan agar tidak menimbulkan permasalahan dekemudian hari.
Empat, setiap daerah berlomba dengan kemampuan sendiri, tidak ada peserta dari luar daerah untuk meraih kejayaan semata dan kelima untuk memastikan semua peserta di seluruh provinsi telah digunakan aplikasi e-MTQ. (Mc)