Muhammadiyah dan Dunia, Kehilangan Didi Kempot

Wordpers.id – SEJARAH berdirinya Muhammadiyah di Yogyakarta, ketika itu kehidupan di kota Yogyakarta dikuasai kaum priyayi. Hegemoni kultural keraton juga pelopor gerakan kebudayaan dengan konsep kemajuan peradapan.

K. H. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah berasaskan Islam dengan berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Sebab seni merupakan fitrah manusia dan Islam merupakan agama fitrah.

Seni memiliki ragam yakni senisastra, senisuara, senimusik, senirupa, teater dan lainnya. Seni pun menjadi bagian dari budaya manusia. Seni bersentuhan dengan hati dan memahami hidup dengan hati dan Agama Islam mengajarkan umat untuk membersihkan hati. Jagalah hati agar kamu selamat dunia dan akhirat. Melalui seni dan budaya membangkitkan seorang hamba lebih dekat dengan Sang Pencipta.

Wabah virus corona yang telah memakan korban jiwa berdampak pada persoalan hidup khususnya di negara Indonesia. Dampak itu memengaruhi bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan industri, sosial, budaya dan lainnya.

Sumbangsih Didi Kempot Melalui Muhammadiyah

Di tengah krisis kemanusiaan itu, Lazismu hari ini menerima amanah dari Sobat Ambyar fans penyanyi Didi Kempot senilai Rp 2.122 Miliar, yang diserahkan langsung oleh GM Legal dan PR Kompas Gramedia Group Deddy Risnanto kepada Direktur Lazismu Edi Suryanto pada Rabu (22/4), yang disaksikan langsung secara live dari Yogyakarta dan Jakarta sekaligus peluncuran program Ketahanan Pangan di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Yogyakarta.

Rencananya menurut Direktur Lazismu, Edi Suryanto, dana tersebut akan disalurkan dalam bentuk paket sembako dan suplemen lainnya.

“Rinciannya untuk penerima manfaat berupa 3400 paket sembako masing-masing senilai Rp 330 ribu dan 2000 paket uang tunai masing-masing senilai Rp 500 ribu,” jelasnya.

Edi mengucapkan terima kasih kepada Kompas Gramedia Group atas kepercayaan dan kolaborasinya sehingga bisa bersinergi bersama. Dana tersebut akan disalurkan kepada penerima manfaat di wilayah Jabodetabek.

Dalam kesempatan itu, Falhan Nian Akbar, Manager Program Lazismu Pusat, menyampaikan, sampai dengan hari ini Lazismu secara nasional telah menyalurkan dana sebesar Rp 9.393.711.875 dari total penghimpunan yang diperoleh Rp 9.418.775.731. Penyaluran dana tersebut diperuntukkan untuk kegiatan pengadaan alat pelindung diri (APD) dan peralatan penyemprotan sebanyak 391 set.

Selain itu, dana itu juga telah disalurkan dalam pengadaan cairan disenfektan dan handsanitizer sejumlah 56.631 liter. Dalam kesmepatan itu, Lazismu juga telah menyalurkan APD Medis sejumlah 41.703 buah dan Masker (non medis) sebanyak 32.739 buah. Selanjutnya, untuk bantuan bagi penerima manfaat lainnya, Lazismu telah menyalurkan paket sembako dan suplemen lainnya sebanyak 20.983 paket.

Keterlibatan Lazismu tersebut berangkat dari aktivasi program yang bernama Muhammadiyah Commad Center Covid-19 (MCCC) yang melibatkan majelis, lembaga dan ortom serta telah merekomendasi 20 rumah sakit Muhamamdiyah untuk merespons dan menanggulangi dampak yang ada.

GM Legal dan PR Kompas Gramedia Group Deddy Risnanto berharap penyalurannya bisa memerhatikan protokol yang ada dalam penyerahan bantuan.

“Dengan ini pemirsa Kompas TV dapat meringankan dampak Covid- 19,” terangnya.

Didi Kempot memberikan perspektif baru dakwah, tanpa ceramah masuk dalam dunia anak muda kita, dan kini kita kehilangan ditengah kekaguman karena meng-ambyarkan serbuan para kapitalis seni dari luar, dan Muhammadiyah jadi harapan Didi Kempot ini,

“Saya ingin anak muda Muhammadiyah mendunia dengan seni, setelah pendidikan dan kesehatan, waktunya Muhammadiyah membangun kecintaan dengan keindahan seni budaya” ujar Didi setelah Konser di SMA Muhammadiyah 1 Karang Anyar Jawa Tengah (21/10/2019)

Pandangan Muhammadiyah tentang Seni Budaya

Sebelum Indonesia merdeka, seni dan budaya sudah berkembang di Indonesia. Berbagai budaya tarian daerah, lagu daerah, adat budaya dari berbagai etnis. Seni dan budaya banyak bertentangan dengan ajaran Agama Islam sebab tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.

Di daerah berdirinya Muhammadiyah, Yogyakarta, melekat kuat nilai-nilai budaya keraton. Muhammadiyah tumbuh dan berkembang pada budaya kraton. Sebab memiliki seni dan budaya serta kebudayaan yang kokoh.

Hal ini satu bukti, Muhammadiyah memiliki pandangan yang baik terhadap seni dan kebudayaan. Dari dahulu sampai kini Muhammadiyah di seluruh Indonesia, tidak pernah bermasalah dengan seni dan kebudayaan di daerah manapun Muhammadiyah itu ada.

Kehadiran Muhammadiyah menjadikan seni dan kebudayaan tumbuh dan berkembang, selaras, serasi dan sejalan dengan pergerakan Muhammadiyah. Bukan hari ini saja, tapi sejak Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta pada 18 November 1912.

Tegas Terhadap Kebudayaan

Dari awal berdiri sampai kini, konsep seni dan kebudayaan dalam Muhammadiyah itu tegas dan jelas, sehingga tidak menimbulkan permasalahan. Muktamar Muhammadiyah di Banda Aceh 1995, secara khusus Majelis Tarjih Muhammadiyah membahas masalah kebudayaan dan kesenian.

Majelis Tarjih Muhammadiyah mengeluarkan keputusan tentang Kebudayaan dan Kesenian. Karya seni hukumnya Mubah (boleh), selama tidak mengarah dan mengakibatkan fasab (kerusakan), dharar (bahaya), isyyan (kedurhakana) dan ba’id ‘anillah (terjauhkan dari Allah).

Berdasarkan keputusan Majelis Tarjih Muhammadiyah, pengembangan kehidupan seni dan budaya dalam pandangan Muhammadiyah sejalan dengan etika atau norma-norma Islam. Seni dan budaya sejalan dengan norma-norma Islam seperti senirupa. Hukumnya Mubah, untuk kepentingan sarana pengajaran, ilmu pengetahuan dan kepentingan sejarah.

Hukumnya bisa menjadi haram. Bila senilukis dan patung itu memiliki unsur isyyan (kedurhakaan) dan kemusyrikan. Begitu juga dengan senisuara atau seni vokal, senimusik (Instrumental), senisastra dan seni pertunjukan pada dasarnya Mubah. Menjadi haram bila melanggar norma-norma agama Islam dalam mengekspresikannya.

Dalam pandangan Muhammadiyah, seni dan kebudayaan harus memberikan manfaat yang baik. Menumbuhkan kasih sayang, perasaan halus dan bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Menjadikan seni dan kebudayaan itu sebagai media dakwah.

Seni dan kebudayaan merupakan penjelmaan rasa keindahan dalam jiwa setiap manusia. Sudah membudaya dan dirasakan oleh manusia dalam perjalanan hidupnya, harus dipelihara dan disalurkan dengan baik. Sesuai dengan ketentuan yang diatur Allah SWT karena Allah SWT juga maha indah dan mencintai keindahan.

Fitrah Manusia

Pada dasarnya Islam tidak memberikan teori penjelasan terperinci. Tentang seni dan kebudayaan, tidak mengajarkan secara detail tentang seni dan estetika. Seni dan kebudayaan merupakan fitrah dari setiap manusia, sehingga manusia itu lebih mengetahuinya.

Islam mengajarkan tentang norma-norma yang harus ada dalam seni dan kebudayaan. Hal ini sesuai dengan Hadits Nabi Muhammad SAW, “Antum a’lamu bi umuri dunyakum.” Artinya, “Kalian lebih mengetahuai urusan dunia kalian.”

Urusan seni dan kebudayaan adalah urusan manusia sebagai manusia yang berakal dan berbudi. Untuk mencapai tujuan yang berakal dan berbudi, harus sejalan dengan norma-norma agama.

Pandangan Muhammadiyah tentang seni dan kebudayaan, merupakan urusan dunia dari setiap manusia. Pada dasarnya seni dan kebudayaan itu hukumnya Mubah (boleh) karena dalam kaidah fikih disebutkan “al-ashlu fil mu’amalah al-ibahah” maksudnya hukum yang kuat dalam perkara mu’amalah adalah boleh. Hukum Mubah berlaku sepanjang seni dan kebudayaan, sesuai dengan norma-norma Agama Islam.

Keputusan Muktamar Muhammadiyah tentang seni dan kebudayaan sangat jelas. Berbudaya atau berseni merupakan fitrah dari setiap manusia. Bila merupakan fitrah dari setiap manusia maka hukumnya Mubah. Berdasarkan hukum Mubah, Muhammadiyah sangat mendukung dalam perkembangan seni dan kebudayaan.

Meskipun Muhammadiyah sangat mendukung, pandangan Muhammadiyah sangat tegas. Harus tetap memerhatikan nilai-nilai dan norma-norma ajaran Islam. Tidak bisa ditawar, harus dilakukan agar jangan sampai melampaui batas.

Pandangan Muhammadiyah tentang seni dan kebudayaan tegas menjadi strategi dakwah. Dakwah kultural, berdakwah dengan berupaya menanamkan nilai nilai atau norma-norma Islam. Dalam seluruh dimensi kehidupan dengan memerhatikan potensi manusia sebagai mahluk budaya.

SELAMAT JALAN DIDI KEMPOT

Penulis : Syarifuddin Raisul Haq
sumber terkait okenews.co.id

Posting Terkait

Jangan Lewatkan