Musra Bengkulu Sarang Golkar, Capres Mahfud “Hantam” Capres Airlangga!

Musra atau musyawarah rakyat ke-26 di Provinsi Bengkulu. Selain mendapat penolakan dari BEM Unihaz soal gedung serbaguna civitas akademika untuk politik praktis. Dan protes dugaan keterlibatan Rektor dalam ajang Politik Musra.

Yang menarik adalah Provinsi Bengkulu yang “dikuasai” oleh Golkar, karena Gubernur adalah Ketua DPD 1 Bengkulu. Justru Suara Capres Airlangga Ketum Golkar tidak “muncul” di dalam hinggar bingar manuver politik mempengaruhi suara rakyat di Musra.

Justru yang muncul suara Mahfud MD Atau Menkopulhukam RI.

Apakah tim Golkar penguasa wilayah Politik Bengkulu, kurang koordinasi untuk mempengaruhi suara rakyat di musra. Atau kalah strategi dengan tim yang lain termasuk tim Mahfud MD. Atau ogah-ogahan tim Golkar Bengkulu tidak fight habis-habisan mempengaruhi Suara Rakyat di Musra, Atau Faktor lain.

Padahal dalam pantau media di area terpantau siapa saja tokoh politik yang hadir di Musra ke 26. Hampir sebagian besar hadir tokoh-tokoh politik senior Golkar Bengkulu berkumpul. Baik itu mantan kepala daerah, anggota dewan dan mantan pejabat ASN.

Kenapa bisa suara pendukung Mahfuf MD yang menguasai panggung. Sementara suara pendukung Airlangga dan Calon Calon Lainnya seperti “silent majority”.
Apakah ini termasuk salah satu strategi Calon lain, termasuk Calon dari Golkar.

Atau memang murni aspirasi suara hati nurani rakyat, tanpa ada intervensi sama sama sekali dari partai partai politik.

Apakah Musra adalah memang suara rakyat suara TUHAN (Vox Populi Vox Dei). Sebagai bukti Musra adalah respublika atau suara awam/rakyat jelata yang demokratis tanpa intervensi kekuatan raja politik dan bangsawan politik.

Bisa saja dalam Musra Bengkulu Suara Airlangga kalah dari Mahfud MD. Justru secara Nasional Suara Airlangga lebih tinggi. Hanya TUHAN dan lewat Rakyat Musra yang tahu.

Pergerakan politik bergerak cepat, sepersekian detik, arah pilihan rakyat bisa berubah melihat faktor-faktor gerakan politik nasional.

Bisa jadi Airlangga dan Mahfud MD justru dipasangkan sebagai Capres dan Cawapres.

Banyak faktor X mempengaruhi perubahan arah pergerakan politik nasional.

OLeh: Pengamat Publik
Editor: Redaksi