Bengkulu, Word Pers Indonesia – Penanganan kasus stunting tetap menjadi prioritas utama Pemerintah Kota Bengkulu dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anak dan keluarga. Stunting, yang merupakan dampak dari kekurangan gizi kronis pada anak, mendapat perhatian serius karena dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan dan prestasi belajar anak.
Stunting tidak hanya berdampak pada tubuh pendek anak, tetapi juga menimbulkan dampak negatif pada kecerdasan, sistem imun, dan meningkatkan risiko penyakit serius seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Dalam menghadapi tantangan ini, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Dewi Dharma, menyatakan bahwa Posyandu menjadi garda terdepan. Programnya melibatkan tidak hanya bayi dan balita, tetapi juga ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur.
“Pemerintah Kota Bengkulu aktif meningkatkan peran Posyandu dengan menyediakan sarana dan prasarana, seperti timbangan, makanan tambahan balita, dan alat lainnya. Kami juga memberikan penyuluhan berkala kepada kader untuk mencegah dan menurunkan prevalensi stunting,” ujar Dewi Dharma.
Penyuluhan didukung dengan penyaluran paket bantuan, termasuk Bina Keluarga Balita Kit Stunting yang berisi buku bahan penyuluhan, alat pantau tumbuh kembang anak, alat permainan edukatif, dan media penyuluhan bagi orangtua. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dalam mendeteksi gejala awal gangguan pertumbuhan anak.
Pemkot Bengkulu merencanakan kolaborasi antarsektor untuk menekan angka stunting dan menargetkan nol kasus pada tahun 2024. Dengan program prioritas, seperti pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga dan memperkuat pentahelix, diharapkan Kota Bengkulu dapat mencapai tujuannya mengurangi angka stunting hingga menjadi zero stunting.
Reporter: M. B Mustofa
Editor: ANasril
