Bengkulu, wordpers.id – Gerakan Peduli Yatim (GPY) merupakan salah satu program kebahagiaan yang diinisiasi Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan, dilaunching pada November 2019. 11 bulan berjalan program tersebut membuat 1.400 anak yatim di Kota Bengkulu hampir semuanya telah memiliki orang tua asuh.
Kisah sukses Helmi lewat programnya itu ternyata menginspirasi Pemkot Tanjung Balai untuk menerapkan program yang sama. Tidak tanggung-tanggung, Wali Kota Tanjung Balai Syahrial bahkan mendeklarasikan Tanjung Balai sebagai Kota Peduli Yatim.
GPY sendiri bertujuan untuk membahagiakan anak-anak yatim, meskipun telah ditinggal orang tuanya. Sebuah program yang digagas dan lahir dari sosok pemimpin yang peduli terhadap nasib anak yatim. Dalam programnya ini, Helmi mengajak dan melibatkan seluruh elemen masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi lebih untuk berpartisipasi. Namun ia memulainya dengan mewajibkan pejabat di Pemkot Bengkulu untuk menjadi orang tua asuh.
“Ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah untuk anak yatim di Kota Bengkulu. Pemerintah mewajibkan pejabat di Kota Bengkulu menjadi orang tua asuh anak yatim tersebut. Seperti wali kota yang bertanggung jawab terhadap 10 orang anak yatim, wakil wali kota bertanggung jawab terhadap 8 orang anak yatim, Sekda Kota 6 orang anak yatim, Kepala OPD 4 orang anak yatim, serta pejabat eselon IV minimal 1 orang anak yatim,” kata Helmi saat launching GPY, di Masjid Agung At Taqwa Kota Bengkulu, November 2019 silam.
Kini, Helmi yang maju Pilgub Bengkulu 2020 sebagai calon gubernur, dan berpasangan dengan Muslihan Diding Soetrisno sebagai calon wakil gubernur, memasukkan GPY sebagai salah satu dari 20 program kebahagiaan yang lebih populer dengan sebutan 20 Kunci Bahagia Ala Helmi-Muslihan.
Lewat program ini, anak yatim juga akan dibantu dalam hal pendidikan. Nanti siapa yang bertanggung jawab mengangkat anak yatim, akan bertanggung jawab dalam biaya sekolah maupun kelangsungan hidup anak yatim yang diasuhnya.
Diapresiasi Non-Muslim
Program Helmi-Muslihan tersebut mendapat respon positif salah satu warga non-muslim di Kota Bengkulu, Dameria Matondang. Sebab program ini sangat membantu banyak orang, termasuk anaknya yang bernama Gloria, yang ternyata merupakan salah satu anak asuh dari Helmi Hasan.
“Ini program yang positif, memberi manfaat dan kebahagiaan kepada anak yatim,” ungkapnya.
Dameria mengatakan, meski terkenal sebagai pria muslim yang taat, namun Helmi adalah pemimpin yang nasionalis, yang tidak pernah membeda-bedakan suku dan agama. Terbukti, meski dirinya non-muslim, tapi Helmi tak sungkan mengangkat anaknya sebagai anak asuh.
“Dari program ini tentunya saya berharap apabila Helmi menjadi gubernur nanti, makin banyak anak yatim yang memiliki harapan yang sama seperti anak-anak yatim lainnya untuk mendapatkan kebahagiaan,” tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan Margareta, warga Kecamatan Ratu Samban. Ia menginginkan Gerakan Peduli Anak Yatim dapat terealisasi di Provinsi Bengkulu.
“Ini mulia. Semoga program ini dapat berjalan baik, agar tidak ada lagi anak yatim yang merasakan kesusahan,” harap dia. (Red)