Dikritik Dengan Animasi Tikus; Puan Maharani memilih diam
Bersamaan dengan DPR RI resmi menetapkan RUU terkiat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) No. 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang, Selasa, 21 Maret 2023 muncul Meme animasi “Puan Maharani Berbadan Tikus” yang ditampilkan BEM UI.
Spontan menimbulkan reaksi;
Politikus PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno menyebut satir meme tersebut tidak patut, merendahkan akal budi. Hendrawan menghimbau BEM UI melakukan kritik dengan mengedepankan kode etik akademik.
Asrul Sani, Wakil Ketua Umum PPP menyebut kritik tersebut “melecehkan” dan tidak akan mendapatkan atensi apapun dari para anggota DPR pada umumnya.
Sementara Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni menyampaikan bahwa jangan kritik menyerang martabat dan personal seseorang dan menilai mahasiswa memang sering ekspresif dan menggebu dalam menyuarakan pendapatnya.
Orang-orang di parlemen dan pemerintahan jangan juga reaktif terhadap mahasiswa.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman menyebut ini bentuk kreatifitas yang caranya kurang pas dengan budaya intelektual.
Habiburokhman membandingkan tindakan tersebut dengan aktivis 98.
“Kalau zaman saya dahulu jadi aktivis 98, kami melawan kebijakan yang kami anggap tidak pas dengan cara-cara intelek”
Terhadap animasi ini, Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang menyebutkan bahwa tidak ada alasan khusus menggunakan wajah Puan dengan badan hewan tikus, selain Puan sebagai representasi dari DPR RI.
“Kami cuma mengisyaratkan beliau sebagai pimpinan DPR saja”.
Kritik harus disampaikan mengingat DPR saat ini sudah tidak mewakili suara rakyat.
Dan, terkait animasi ini, Puan Maharani diam, memilih tetap diam…
Saya mengikuti, cara Puan Maharani mensikapi hal ini, khususnya sikap diamnya.
Diamnya Puan Maharani ini menyiratkan setidaknya beberapa hal;
Pertama, menghormati dan menjaga keputusan bersama DPR RI terhadap pengesahan Perppu Cipta Kerja menjadi UU.
Puan sepertinya tidak mau berdebat hal diluar substansi yang akan berdampak menimbulkan kegaduhan baru.
Meskipun, menyangkut dirinya, yang di animasi berbadan tikus.
Kepentingan lebih besar, mengatasi kepentingan pribadinya terķait martabat dan kehormatannya.
Kedua, selang beberapa hari kemudian, Puan Maharani dalam kapasitasnya sebagai Ketua DPR RI maupun Ketua DPP PDI Perjuangan bertemu Presiden Jokowi secara khusus, Jum’at, 24 Maret 2023.
Pertemuan ini unik, dan terkesan mendadak.
Diluar hal yang disampaikan secara resmi terkait pertemuan ini, saya berusaha menghubungkannya dengan peristiwa sebelumnya; pengesahan Perppu Cipta Kerja menjadi UU.
Bahwa DPR telah menyelesaikan tugasnya menyetujui Kebijakan inisitif pemerintah tentang UU Cipta Kerja, dan Jokowi menenangkan Puan atas kritik yang menimpa dirinya.
Seakan kedua tokoh tersebut (pemimpin eksekutif dan pemimpin legislatif) bertemu pada 2 titik yang sama;
Sama-sama senasib di kritik BEM UI melalui meme dan julukan, yang satu “King of Lip Service” dan Satunya “Animasi Tikus”.
Dan terhadap kritik ini, Puan Maharani memilih diam dan sepertinya ini yang hendak di sampaikan ke Presiden Jokowi.
Dalam hal, yang dibicarakan terkait Pemilu 2024, pertemuan ini sinyalemen dukungan terhadapnya.
Ketiga, Saya melihat sikap diamnya Puan Ini sebagai mengikuti jalan Gus Dur dan berguru terhadap pemikirannya;
“Orang yang masih terganggu dengan hinaan dan pujian manusia, dia masih hamba yang amatiran.”
Dan Puan telah memilih bukan sebagai Pemimpin Amatiran
Jakarta, 26 Maret 2023
Penulis: Hasanuddin “Koordinator SIAGA 98″
Editor: Redaksi