wordpers.id – Proses rekrutmen menjadi prajurit Raider tidaklah mudah dan harus melalui seleksi yang ketat, seperti halnya tes psikologi yang dilakukan oleh TNI AD terhadap 35 prajurit Yonif 725/Wrg.
Hal ini diungkapkan oleh Kapenrem 143/HO Mayor arm Sumarsono dalam rilisnya Kamis (26/6/2020).
Diungkapkan Kapenrem, jalan menjadi seorang Prajurit berkualitas Raider memang tidaklah mudah, bukan hanya memiliki kemampuan fisik dan kesehatan yang prima. Untuk meraih itu harus melewati beberapa tahapan seleksi yang cukup ketat tak terkecuali dengan tes psikologi yang diikuti oleh 35 orang prajurit Yonif 725/Woroagi dalam seleksi rekrutmen prajurit Raider.
“Tahapan ini sangat penting dikaitkan dengan kesiapan mental prajurit dalam menempuh pendidikan Raider nantinya di Pusdikpassus, Batujajar,” imbuhnya.
Untuk diketahui pelaksanaan tes psikologi pendidikan Raider langsung diawasi oleh Tim Dinas Psikologi Angkatan Darat (Dispsiad) yang diketuai oleh Letkol Inf Namr Djalil, S.Psi., M.Tr.Han. yang dilaksanakan di Mako Yonif 725/Wrg, Desa Rambu Rambu Jaya, Konawe Selatan, Sultra.
“Rangkaian seleksi perekrutan prajurit Raider memang melalui beberapa tahapan yang harus diikuti, selesai dinyatakan lulus tes psikologi akan mengikuti tes kesehatan sebelum masuk mengikuti pendidikan Raider selama 5 bulan,” terang Sumarsono.
Pada kesempatan terpisah Serda Saharuddin salah satu prajurit yang mengikuti seleksi mengatakan rasa bangga apabila bisa lulus dan terpilih mengikuti pendidikan Raider.
“Menjadi seorang prajurit Raider merupakan kebanggaan, memang jalannya tidak mudah untuk menggapainya moga saya bisa lulus dan terpilih untuk menjadi seorang prajurit Raider,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama Prada Muhammad Nawawi menambahkan bahwa menjadi Prajurit Raider itu adalah panggilan hati dan harus memiliki kemauan yang cukup kuat.
(penrem143)