Sekilas Profile Seorang Diri Miftachul Huda Alchakimy atau Gus Huda Pengasuh Pesantren Afna (Al Fattah Nailul Anwar)

WORD PERS INDONESIA-Anak-anak muda biasanya identik dengan kehidupan hedonisme, jauh dari nilai-nilai religius keagamaan, hidup penuh hura-hura, kebut-kebutan, perkelahian, mabuk-mabukan, Narkoba dan bermacam-macam hobby lainnya yang cenderung negative. Hal yang kontras atau bertolak belakang, ternyata ada pada diri Miftachul Huda Alchakimy yang biasa di-sapa Gus Huda. Seorang yang tergolong masih sangat muda, nyentrik, berparas tampan dan memiliki kebiasaan mengenakan kain sarung sebagai pengganti celana panjang tersebut serta berkopiah hitam, justru menekuni dunia religius ke-agamaan, alim ulama, tercatat sebagai pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Alfattah Nailul Anwar, aktif menjalankan misi dakwah Ahlussunnah Wal Jama’ah melalui wadah Komunitas Ngopi Bareng di Sari Makmur Kecamatan Air Dikit Kabupaten Mukomuko.
Selain itu, beliau juga membuka pengobatan yang bersumber dari kitab Suci Al Qur’an dan membuka Cabang Pencak Silat Pagar Nusa sebagai guru besarnya. Beliau juga tercatat sebagai satu-satunya tokoh pemuda ke-agamaan di Kabupaten Mukomuko yang menjadi Ketua Jami’yah Ruqiah Aswaja (JRA) Provinsi Bengkulu yang memiliki Pengurus Jami’yah Ruqiah Aswaja (JRA) Cabang pada setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu dengan berbagai macam aktivitas dan kesibukan beliau dalam menjalankan program kerja organisasi, beliau tetap rendah diri, sangat kharismatik dan masih juga meluangkan waktunya untuk melayani tamu-tamu yang meminta bantuan kebathinan maupun yang datang untuk berobat secara alternative di-kediaman beliau di Sari Makmur. Tamu-tamu yang datang meminta pertolongan Gus Huda bervariasi dan beragam latar belakang, mulai dari pejabat pemerintahan, pejabat Polri, pengusaha, wiraswasta bahkan masyarakat biasa semuanya dilayani dan diperlakukan dengan sama.
Gus Huda juga merasa terpanggil untuk terus menolong antar sesama tanpa meminta imbalan apa pun dari orang yang ditolongnya selama ini. Suatu ketika beliau memberikan komentar “Hidup ini pada dasarnya akan menemukan kedamaian dan ketenangan serta kebahagiaan ketika kita bisa membantu atau menolong orang lain. Menolong orang lain yang sakit misalnya melalui media pengobatan yang bersumber dari Kitab Al Qur’an, itu juga merupakan bagian dari dakwah”. Tak segan-segan pula, Gus Huda juga bersedia untuk mendatangi rumah orang yang sakit jika yang sakit tersebut tidak mampu untuk datang ke-padepokannya.
Alhamdulillah hampir setiap hari kita bisa membantu orang lain, baik melalui pengobatan maupun melalui Ibadah dakwah. Pola dakwah yang dilakukan oleh Gus Huda selama ini tergolong sangat “aneh dan unik”, oleh karena yang dijadikan titik konsentrasi target sasaran dakwah beliau, justru orang-orang yang selama ini belum begitu mengenal ilmu agama Islam, misalnya: kelompok komunitas gank motor, komunitas pencak silat dari berbagai perguruan, pemuda-pemuda kelompok hobby dan para preman-preman yang selama ini identik dengan dunia malam serta mabuk-mabukan. Kelompok ini yang justru dirangkul oleh Gus Huda, diundang dan diajak bercengkerama setiap malam Rabu di Aula Pesantren sambil Ngopi Bareng. Dalam obrolan yang cenderung santai tersebut, sedikit-sedikit Gus Huda menyelipkan nilai-nilai ke-agamaan dan ke-akidahan kepada para kelompok dimaksud.
Dan lama-kelamaan Komunitas Ngopi Bareng semakin hari menjadi ramai jama’ahnya dan berjalan hingga sekarang ini. Anggota Komunitas Ngopi Bareng ini kita ketahui bersama merupakan organisasi yang sangat solid dibawah komando Gus Huda.
Selain organisasi ke-agamaan yang beliau tekuni, Gus Huda juga aktif sebagai Dewan Pembina atau Dewan Penasehat beberapa organisasi kemasyarakatan lainnya, baik ditingkat Kabupaten Mukomuko maupun Provinsi Bengkulu. Teruslah berkarya dan berikhtiar untuk menjalankan dakwah Gus, semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan kemudahan. Aamiin YRA