Word Pers Indonesia – Sekretaris Himpunan Mahasiswa Ilmu Hukum (HIMA-IH) universitas Teuku Umar Khairul Adami mendesak dinas Kementrian Komunikasi Dan Informatika Gayo Lues (Kominfo) segera melakukan pembangunan tower di kampung Perlak.
Khairul Adami Selaku sekretaris HIMA-IH mengatakan kepada awak media ini, bahwa sudah puluhan tahun lamanya kampung Perlak kecamatan tripe jaya kabupaten Gayo Lues belum tersentuh jaringan 4G yang layak, menurut nya jika dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya kampung Perlak sangat ketinggalan zaman dan memperihatinkan ,
Khairul adami menyebutkan, masyarakat disana sangat kewalahan untuk mendapatkan akses internet, karena masyarakat disana hanya bisa memanfaatkan jaringan telephone diberapa titik artinya jaringan disana tidak merata.
Sambunya, Ya walaupun Dinas Terkait Sempat menjanjikan kepada Publik, bahwa kampung Perlak kecamatan tripe jaya kabupaten Gayo Lues akan di bangun tower ,sebagaimana di lansir dari akun Instagram @dinaskominfogayolues ,
Tapi nyata nya kok sampai saat ini belum ada kabar apa-apa , artinya pemerintah terkait tidak serius menangani problematika masyarakat dan pemerintah terkait tidak memberikan kepastian yang jelas kepada masyarakat.
Menurut nya dizaman era 4.0 ini sangat dibutuhkan yang namanya jaringan internet karena semuanya yang bersangkutan dengan apa-apa baik itu berita-berita dan lain sebaginya semua nya serba online.
“Jangankan kesetabilan jaringan 4G , jaringan biasa pun susah ,jadi masyarakat berada di wilayah tersebut sangat kewalahan dengan keadaan jaringan yang sangat terbatas”, tutur nya dengan terheran-heran.
Ia juga menyampaikan keresahan terhadap dinas Kominfo Gayo Lues , karena pemerataan Fasilitas , tidak merata ke seluruh pelosok tepatnya di daerah kami desa Perlak kecamatan Tripe Jaya kabupaten Gayo Lues, apalagi di momentum hari Kemerdekaan Indonesia ,
Ia juga meminta kepada Pemerintah Gayo Lues agar tidak hanya memperhatikan daerah perkotaan saja, dan kami tekankan seluruh sudut dan pedalaman juga bagian dari Indonesia yang harus terperhatikan secara khusus dan merata,
“Potensi bangsa tidak lahir di suatu tempat , ia bisa lahir dimana saja, bahkan ditempat yang kurang di perhatikan oleh manusia” tutup aktivitas muda itu. (Wak Rimba)