Word Pers Indonesia – Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi tengah menjadi sorotan usai menghadiri Rapat Kerja Nasional Jaringan Kota Pusaka Indonesia (Rakernas JKPI) ke-XI yang berlangsung di Hotel Tentrem, Yogyakarta, pada Selasa (5/8/2025).
Beragam tudingan bermunculan di media sosial dan sejumlah forum publik yang menilai keikutsertaan Pemkot Bengkulu dalam Rakernas itu sebagai bentuk pelesiran dan pemborosan anggaran, di tengah upaya efisiensi nasional yang digaungkan Presiden Prabowo.
Menanggapi isu tersebut, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Bengkulu, Gitagama, menegaskan bahwa kehadiran Wali Kota Dedy Wahyudi dan rombongan di Yogyakarta merupakan bagian dari agenda resmi pemerintahan.
“Bapak Wali Kota dan Ibu beserta tim delegasi berada di Yogyakarta hingga 9 Agustus untuk mengikuti seluruh rangkaian Rakernas JKPI ke-XI. Ini bukan kunjungan pribadi, melainkan tugas negara,” tegas Gitagama, Rabu (6/8/2025).
Ia menyebut, Kota Bengkulu adalah anggota aktif JKPI yang secara konsisten hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan organisasi tersebut. “Salah satu agenda penting yang diikuti adalah karnaval budaya dalam event street performance. Ini menjadi ajang promosi budaya lokal Bengkulu di tingkat nasional,” jelasnya.
Lebih lanjut, Wali Kota Dedy Wahyudi bahkan tengah mempersiapkan Kota Bengkulu untuk menjadi tuan rumah Rakernas JKPI selanjutnya.
“Ini momentum penting bagi kita. Kami ingin menawarkan Kota Bengkulu sebagai tuan rumah Rakernas tahun depan. Mohon doa dan dukungan dari seluruh masyarakat,” ujar Dedy.
Menurutnya, visi tersebut sejalan dengan program Pemkot Bengkulu untuk menjadikan kota ini sebagai pusat penyelenggaraan event-event nasional.
“Kita ingin event seperti JKPI diselenggarakan di Bengkulu. Dengan begitu, hotel-hotel akan terisi, restoran ramai, pelaku UMKM bergairah, dan ekonomi masyarakat akan tumbuh melalui perputaran uang yang sehat,” papar Dedy.
Tentang JKPI
Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) merupakan wadah kolaborasi antara pemerintah kota dan kabupaten yang memiliki warisan sejarah dan budaya penting di Indonesia. Didirikan pada tahun 2008, JKPI bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai pusaka dalam pembangunan berkelanjutan.
Beberapa tujuan utama JKPI antara lain:
-
Melestarikan warisan sejarah dan budaya kota-kota di Indonesia.
-
Menjadikan budaya sebagai aset ekonomi, sosial, dan pariwisata.
-
Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian.
-
Membangun kerja sama antar daerah dan pihak internasional.
Kegiatan JKPI mencakup festival kota pusaka, seminar pelestarian, advokasi kebijakan, hingga pertukaran pengetahuan antar daerah.(*)