Akibat PMK dan LSD, Penjualan Hewan Qurban Sapi di Bengkulu Menurun

 

Word Pers Indonesia – Penjualan hewan kurban jenis sapi di Kota Bengkulu menurun pada musim Hari Raya Idul Adha 2023 ini. Perkembangan ekonomi dan dampak penyakit mulut dan kuku (PMK) maupun lumpy skin disease (LSD) disebut jadi sebab.

“Penjualan sapi tahun ini turun dari tahun-tahun sebelumnya. Paling banyak penjualan malah saat masih ada pandemi COVID-19,” kata salah satu peternak sapi di Kota Bengkulu, H Imam Syafi’i kepada RRI, Selasa (6/13/23).

Imam mengungkap penjualan sapi di tahun 2019 justru laku keras sebanyak 300-an ekor. Kemudian pada tahun 2020, penjualan menurun dan kembali naik pada 2021, dari 100-an ekor menjadi 180-an ekor.

“Nah, di tahun ini malah baru laku 26 ekor, dari sapi yang disiapkan sebanyak 88 ekor,” jelasnya.

Imam menyebut harga jual sapi saat ini sama seperti tahun sebelumnya. Yakni seharga Rp17 juta hingga Rp22 juta per ekor, dengan berat daging 80 kilo gram.

Dia menilai, sedikitnya permintaan hewan kurban disebabkan oleh daya beli masyarakat yang menurun.

“Ada kemungkinan ekonomi masyarakat yang lagi menurun. Beberapa pembeli, untuk kebutuhan arisan saja banyak yang minta turun di harga Rp15 juta, dan itu jauh dari harga kami harapkan. Padahal di luar sana, harganya justru lebih mahal,” imbuhnya.

Lebih lanjut Imam menjelaskan, seluruh sapi yang dijualnya dalam keadaan sehat dan laik disembelih. Untuk menghindari penularan penyakit ternak, sapi dilepasliarkan dan disuntik rutin dengan vitamin.

“Alhamdulillah semua sapi yang kami jual sehat dan siap dikurbankan. Apalagi dinas terkait juga rutin mendampingi kami untuk menjaga kesehatan sapi seperti pemberian vaksin maupun vitamin,” pungkasnya.

Posting Terkait

Jangan Lewatkan