Wordpers.id, Bengkulu – Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Bengkulu melangsungkan Pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) serta jajarannya, yang berlangsung di Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, pada sabtu (4/1/2019)
Kegiatan tersebut menghadirkan sekretaris Jenderal (Sekjend) Kemenag RI Prof. Dr. Phil. H.Muhammad Nur Kholis Setiawan, M.A, dan diikuti para pejabat dan seluruh karyawan/i Kanwil Kemenag Bengkulu
Dalam sambutannya Nur Kholis Mengapresiasi Pembinaan ASN di jajaran Kemenag Provinsi Bengkulu untuk menciptakan disiplin Ilmu serta Koordinasi dan kerjasama yang baik antar agama,
“Kerjasama menjadi kata kunci bagaimana Kemenag sebagai instansi vertikal yang mampu melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya keagamaan masing-masing. Hal ini sejatinya merupakan wujud sebuah subtansi dan esensi dari kepemimpinan itu sendiri, ungkap Nur Kholis
Dengan demikian kata Nur Kholis, ia mengapresiasi kinerja yang dilaksanakan ASN dilingkungan Kemenag Provinsi Bengkulu di tahun 2019 akan paham keagamaan,
“Karena sudah mencapai prestasi di angka 96℅, dengan demikian kedepannya prestasi ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi,” Jelasnya
Prestasi yang diperoleh kata Nur Kholis, dengan menggunakan pola Modernisasi beragama menyesuaikan dengan perkembangan zaman, bila ini kita semua mampu melaksankanya maka niscaya kedamaian akan terjaga. Sebab beragama itu berbaur dengan budaya, maka apa yang terjadi saat ini adalah bagian dari perkembaganan zaman,
“Modernisasi agama sangat dibutuhkan karena di zaman global semua sudah dimudahkan, untuk itu penting nilai kesadaran beragama yang sesuai dengan perkembangan zaman,” terang Nur Kholis
Lebih lanjut, Nur Kholis menyampaikan pentingnya agama di zaman global, agama memahami sendi kehidupan, sehingga keyakinan yang tumbuh dalam jiwa manusia dapat memberikan suatu perkembangan yang baik dalam kehidupan juga sebagai kontrol kehidupan.
“Agama bukan hanya dijadikan sebagai dasar keyakinan, melainkan bagaimana agama itu menjawab serta memberikan kontribusi terhadap masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan,” jelasnya.
Di 2020, hibau Nur Kholis, kita akan bergerak di berbagai sektor untuk penguatan moderenisasi beragama, akan merumuskan proses yang sifatnya bisa dilaksanakan serta menjadi karakter bagi kerukunan-kerukunan umat umat beragama,
Tidak hanya itu ucap Nur Kholis, sebuah capaian keagamaan, kita harus melihat kondisi kebangsaan saat ini sedang diuji dengan hadirnya kelompok intoleran yang getol melakukan aksi-aksi radikal, tindakan kelompok tersebut dinilai meresahkan pelbagai pihak karena mempertentangkan sesuatu yang dianggap tidak memiliki substansi yang jelas,
Dengan demikian kita dalam bragama harus memiliki sebuah indikator-indikator dalam beragama, pertama keterbukaan; seperti menjalankan keagamaan harus percaya setiap agama itu benar, menurut agama masing-masing, saya bukan berarti menyamakan semua agama, jelasnya
Yang kedua Mengedepankan akal sehatsehat; tidak dengan emosi keagamaan, seperti (salah paham, gagal paham, apa lagi paham yang salah), sambungnya
Ketiga sadar akan keterbatasan diri, apabila ada orang yang mengklaim dirinya hebat, tetap sadar akan keterbatasan dirinya, kalau ada orang ingin selalu merasa benar maka orang itu ilmu keagamaan dangkal, tambahnya
Keempat harus rendah hati, peduli akan sesama manusia serta peduli akan kemanusiaan.
Dengan evaluasi ini, kedepannya kemenag akan mencatat, mana-mana yang perlu ditingkatkan, mana yang perlu pertahanan, mana yang perlu diinovasi, nantinya akan kita tindakan lanjuti di forum koordinasi nasional nantinya, tutup Nur Kholis [soprian]