Mengenal Sosok (Ais) Sutrisna, PLT Camat Penarik yang Dikagumi dan Bijaksana

Plt Camat Penarik Kabupaten Mukomuko Sutrisna Imam Santosa (Tengah) Foto Bersama Masyarakat

Word Pers Indonesia – Mengenal sosok sutrisna imam santosa lelaki kelahiran mukomuko tanngal 31 Agustus 1975, lelaki yang bersahaja dan mengayomi ini dikenal sangat Bijaksana, cerdas dan santun.

Beliau sekarang menjabat sebagai Plt. Camat kecamatan penarik kabupaten mukomuko. Ia sehari hari akrab disapa dengan panggilan Ais ini bAnyak yang mengaguminya dengan kepribadian santai, santun, akan tetapi beliau ini mempunyai jiwa pemimpin dan membangun sehingga dikagumi masyarakat di kecamatan penarik.

Pendidikan Sutrisna dimulai dari SD, SMP, SlTA di Mukomuko, dan melanjutkan kuliah S1 FH UNIB , program pasca sarjana MPP ( magister perencanaan pembangunan UNIB dan hingga saat ini masih belum selesai sampai sekarang demi melanjutkan jenjang pendidikannya.

Untuk diketahui, Ia saat ini menduduki jabatan yakni kepala bidang pemuda dan olahraga sekaligus merangkap menjadi Plt Camat kecamatan penarik.

Pengalaman yang ia miliki yaitu pernah menjadi wakil ketua panwasda kabubaten (panitia pengawas pilkada 2005-2010), pernah juga sebagai anggota tim penyeleksi / tim sel bagi anggota KPU periode,( lupo cik) dan ia juga aktif diberbagai organisasi kepemudaan dan anggota KOni kabupaten mukomuko.

Ada yang menarik saat berada di Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko. Kemana pun sosok laki-laki bernama sutrisna itu ada, ia begitu dielu-elukan masyarakat. Bersama dengan seruan, “Pak Camaaaat!” ia pun disambut warga dengan tangan-tangan pun terangkat untuk melambaikan tangan dengan bersemangat.

Di daerah, camat tidak lebih dari sekadar jabatan struktural. Masyarakat akan lebih mengenal kepala desa dan menganggap seorang camat tidak lebih dari sekadar pelengkap kebutuhan administrasi negara. Pasalnya, terlalu banyak fakta yang menunjukkan betapa minimnya kontribusi camat yang berhubungan langsung dengan masyarakat.

Namun, Camat Penarik ini mampu mengubah stigma tersebut. Kini, ke mana pun dia pergi, masyarakat akan berdatangan untuk bertemu, kadang juga mengajak foto, hingga menjamu di rumah. bahkan kades sekalipun juga sangat mengaguminya. Lantas, apa yang membuatnya begitu dicintai masyarakat?

“Tanggung jawabnya besar sebagai PLT Camat. Namun, amanah ini harus dikerjakan. Saya meniatkannya sebagai ibadah dan melakukan apa yang memang harus saya lakukan,” kata pria berusia 45 tahun ini saat berbincang dengan media Word Pers Indonesia.

Menurut Sutrisna, seorang camat harus mampu menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah. Camat harus mampu menyampaikan visi dan misi pemerintah kepada rakyat untuk benar-benar dipahami dan memunculkan semangat kebersamaan untuk mewujudkannya. Di sisi lain, Camat juga harus mampu mendengar apa yang rakyat butuhkan untuk kemudian disampaikan kepada Bupati guna dipertimbangkan dan diakomodasi.

“Visi saya pribadi, saya harus mampu memberikan motivasi kepada masyarakat untuk melahirkan inovasi demi mewujudkan masyarakat yang madani, mandiri, dan bertoleransi. Pendekatan yang dilakukan pun adalah membangun ikatan emosi dengan masyarakat. Ketika masyarakat mulai merasa bahwa dirinya diayomi dan diperhatikan, maka komunikasi dan pembangunan pun akan lancar ke depannya,” tuturnya.

Bagaimana caranya Sutrisna bisa dekat dengan warga? Ia mengatakan, agama dan sosial serta kebudayaan adalah kuncinya. “Sebisa mungkin, saya selalu memenuhi undangan dari masyarakat. Saat ada acara pengajian misalnya, dan lain sebagainya dan selalu saya penuhi kebutuhan dan keinginan tersebut selagi saya mampu,” kata Sutrisna.

Pendekatannya pun bukan berupa doktrin. Ketika ada kegiatan apapun semisal untuk membangun infrastruktur, Sutrisna tekankan kepada warga untuk tidak berorientasi pada keuntungan materi yang akan didapat nanti. Justru ia mengatakan warga akan dapat adalah pahala dan nilai kebaikan. Bahwa melalui pembangunan infrastruktur itu tentunya semua kembali kepada masyarakat untuk menikmatinya di kemudian hari.

Upaya lain yang Sutrisna lakukan adalah dengan membangun komunikasi bersama ketua RT dan RW melalui forum pembinaan. Ia ingin setiap ketua RT dan RW tahu bahwa jabatan yang mereka miliki bukanlah jabatan sembarangan.

“Saya katakan kepada mereka, justru berawal dari merekalah kebutuhan negara dapat diakomodasi, mulai dari tanda tangan surat keterangan untuk administrasi seperti pembuatan KK, buku nikah, dan lain-lainnya, toh faktanya memang demikian. Jabatan ketua RT dan RW adalah jabatan sosial yang sangat berguna baik orang banyak sekalipun tidak ada gaji yang diperoleh. Hal-hal semacam inilah yang sering luput dari perhatian kebanyakan pemimpin,” tambahnya.

Sebagai seorang camat, Meski baru PLt Sutrisna merasa bahwa pemimpin bukanlah istilah yang tepat untuk disematkan padanya. Baginya, seorang camat sejatinya adalah bapak rakyat, yang mampu mengarahkan anak-anaknya dan mendidik mereka untuk menjadi orang hebat di kemudian hari meski dirinya telah pergi.

Nah, mengenai jabatannya di Disparpora, Yakni sebagai Kabid Pemuda dan Olahraga, tentunnya memiliki beban yang tak kalah rumitnya. Tapi baginya semua yang ia kerjakan sudah terbaik dan selalu mengikuti aturan yang ada.

“Saya juga hobi berolahraga, dan tentunya dalam bidang saya ini akan semampunya saya kerjakan dengan potensi ilmu saya juga agar tersalurkan pada Dinas ini dengan sebaik baiknya, Alhamdulillah hingga saat ini belum pernah ada masalah yang saya terima,” singkatnya.

Mengenai Desa wisata, berdasarkan budaya dan potensi Alam, sangat bagus untuk desa-desa yang telah mempunyai modal utama yakni adanya wisata alam yang alami di desa yang bersangkutan karena perlu di ketahui, bahwa bila potensi wisata Alam dapat di kembangkan dan di kelola dengan baik maka hal tersebut bisa menjadi salah satu sumber PAD yang mumpuni.

Sutrisna menerangkan, Di wilayah kecamatan penarik Kabupaten Mukomuko ada beberapa desa yang telah mempunyai modal yakni Wisata Alami untuk menjadikan kawasan desa-desa wisata maka dibutuhkan peranan dari semua pihak dan semua lapisan masyarakat sangatlah di butuhkan,semua harus ikut berperan dan berpartisipasi ikut menjaga kelestarian lingkungan alam wisatanya.

Untuk itu, Sutrisna pun menyampaikan bahwa pengembangan desa wisata tidak boleh berangkat dari keinginan pribadi atau kelompok tertentu.hal tersebut harus berangkat dari keinginan masyarakat bersama dengan Pemerintah Desa setempat dengan tujuan untuk memajukan desanya sehingga bisa menjadi desa mandiri,” sampainya.

Selaku Camat terkini, Ia juga akan lebih dahulu mengaplikasikan dan melihat peta potensi desa wisata yang ada dan apa yang menjadi kendala di setiap desa tentu dukungan dari pemerintah kecamatan dan daerah akan tetap di berikan akan tetapi semua itu tentunya ada prosesnya. Demi Kemajuan suatu daerah Ia siap mensupport penuh apapun itu program yang akan menjadikan wilayah ini menjadi lebih baik. Demikian Sutrisna Imam Santosa.

“Kecamatan Penarik Memang Menarik”

Kontributor: Dedek Hela
Editor : Redaksi