Wordpers.id, Bengkulu – Pada tahun 2019, Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DKNI) menargetkan 75% inklusi keuangan. Namun, hingga saat ini target yang baru tercapai hanya menyentuh angka 49%. Inklusi keuangan ditargetkan untuk menyasar masyarakat yang berada di piramida ekonomi terbawah dengan hadirnya finansial teknologi (fintech) diharapkan dapat menjadi alternatif solusi untuk membantu mencapai target inklusi keuangan tersebut.
Upaya konsisten untuk mendorong inklusi keuangan di tengah pandemi global yang saat ini dialami banyak negara termasuk Indonesia, platform fintech P2P lending terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) PT Pundiku Mitra Sejahtera (Pundiku), PT Prima Fintech Indonesia (Teman Prima) dan PT Empat Kali Indonesia (EmpatKali) menyelenggarakan talk show dengan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu pada hari Jum’at, 22 Januari 2021 secara daring melalui aplikasi komunikasi video untuk mengenalkan industri fintech peer-to-peer lending serta pemahaman inovasi yang dilakukan fintech untuk tetap mendorong inklusi keuangan selama masa pandemi.
Kadek Darma Susila – CEO Pundiku mengatakan, “Kami sangat berharap adanya kehadiran industri fintech P2P lending mampu meningkatkan pengetahuan terkait layanan keuangan berbasis digital dan membuka akses finansial ke seluruh lapisan masyarakat melalui model bisnis fintech lending”.
Data yang telah diterima oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terkait bisnis pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending telah mencapai Rp 128,7 triliun hingga kuartal III 2020, nilai itu tumbuh dari posisi tahun lalu hanya Rp 44,8 triliun. Hal ini membuktikan bahwa industri P2P lending turut mendorong dan menggerakkan perekonomian negara seiring dengan pertumbuhannya yang signifikan. Kenaikan pesat penyaluran pinjaman P2P lending ini tak lepas dari peningkatan jumlah akun peminjam (borrower) dan pemberi pinjaman (lender), dengan pengguna aktif rentang usia produktif 19-34 tahun. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berharap stakeholders terkait mampu menjaga tren pertumbuhan positif ini, sehingga industri fintech P2P lending ke depan terus bisa berinovasi dalam memberikan layanan keuangan terhadap masyarakat.
Arif Lukman Hakim Operational & PR Manager Teman Prima menambahkan “Dengan adanya edukasi daring ini, kami juga berharap masyarakat Bengkulu dapat memanfaatkan layanan produk P2P lending untuk kebutuhan dalam menghadapi masa pandemi dan tetap waspada terhadap fintech ilegal”.
Ghaldy Baldy Glend – Social Media Strategist & CRM Lead EmpatKali pada acara juga menegaskan bahwa saat ini satgas waspada investasi OJK sudah menutup 126 platform fintech lending ilegal per September 2020 karena maraknya tawaran pinjaman online selama masa pandemi.
Acara yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat antusisas menyambut menyambut kehadiran berbagai inovasi produk dalam bidang keuangan digital untuk memenuhi kebutuhan dimasa pandemi serta mencapai target inklusi keuangan.