Kota Bengkulu, Word Pers Indonesia – Penjabat (Pj) Walikota Bengkulu Arif Gunadi bersama unsur Forkopimda didampingi Plt Sekretaris Daerah Medy Febriansyah ikut serta Nonton Bareng (Nobar) Polresta Bengkulu dalam rangka memperingati Hari Gerak Bhayangkari, di XXI Bencoolen Mall, Sabtu (21/10).
Nobar tersebut diprakarsai langsung Kapolresta Bengkulu Kombes Pol Aris Sulistyono dengan mengajak para anggota, rekan media serta tokoh masyarakat di Kota Bengkulu.
“Tujuannya adalah untuk meningkatkan silaturahmi dan mengambil poin-poin penting dari film ini,” kata Aris.
Aris menjelaskan, film “Aku Rindu” ini menceritakan tentang peran penting seorang Bhayangkari dan anggota Polri.
“Dalam film ini memperlihatkan Bhayangkari bisa berperan, selain sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT), juga bisa bermanfaat bagi lingkungan. Selain itu, dalam film ini Polri berhasil menggagalkan kasus perdagangan manusia,” sambungnya.
Ia berharap dengan film ini bisa menjadi motivasi bagi anggota polri untuk bisa berinovasi dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Sebagai informasi, film Aku Rindu merupakan film yang menunjukkan pesona daerah Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur ini dan tayang di bioskop mulai 20 Oktober 2023.
Dengan latar belakang kehidupan dan keindahan alam Larantuka, NTT, film ‘Aku Rindu’ diharapkan mampu memotret sosok pengabdian seorang wanita yang dapat menjadi inspirasi banyak orang dan mengingatkan kita bahwa Indonesia memiliki banyak sekali keindahan alam yang masih belum dikenal.
Sinopsis singkat film Aku Rindu
Adapun maksud hadirnya film ini untuk mengembalikan citra dari Polri serta Bhayangkari dengan menggambarkan sosok anggota Polri dan sosok perempuan yang mendampinginya dan harus siap bertugas dimana saja. (MCKB)
Berlokasi di NTT, Aku Rindu membawa visualisasi keindahan alam yang luar biasa memanjakan mata. Berkisah tentang Lailani (Verlita Evelyn) yang harus ikut Banyu (Samuel Rizal) sebagai suaminya yang ditugaskan ke Larantuka, sebuah daerah terpencil di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Alur cerita dibuat sederhana, dengen memperlihatkan Lailani dan Banyu sebagai pasangan suami istri yang awalnya tinggal di Yogyakarta, dan kemudian pindah ke Larantuka dengan kondisi dimana Lailani ingin mengajar anak-anak yang tidak bisa sekolah di daerah itu.
Namun perjalanan Lailani sebagai seorang guru di sana ternyata tidak semudah itu. Halangan terus datang, mulai dari penolakan calon siswa hingga penolakan dari orang tua siswa yang menganggap kalau bersekolah tidak penting. Namun Lailani tidak menyerah, ia dibantu suami dan teman-temannya berhasil membawa perubahan dalam sistem pendidikan di Daerah Larantuka.
Keistimewaan dari film ini adalah pemerannya yang tidak hanya dari kalangan artis ternama. Film ini benar-benar diperankan oleh penduduk asli Larantuka. Seperti siswa-siswi yang diajar oleh Lailani, hingga polisi dan petugas kesehatan yang ada dalam daftar pemain, semuanya betul-betul berasal dari Larantuka.
Ini yang membuat Aku Rindu menjadi sangat orisinal. Ditambah kepiawaian Verlita Evelyn sebagai Lailani, aktingnya yang sungguh ingin membangun generasi penerus bangsa lewat pendidikan sangat patut diapresiasi. Verlita berhasil memerankan sosok pendidik muda yang pantang menyerah dan peduli dengan anak didikannya.
Uniknya, plot twist dalam film berhasil disajikan dengan apik, dan berhasil menjawab semua pertanyaan dan teka-teki yang diselipkan dari awal film mulai berjalan.
Selain ceritanya yang sangat inspiratif, Aku Rindu membuat penonton bisa menikmati keindahan Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui visualnya yang luar biasa, ditambah adat dan kebudayaan yang juga ditampilkan dalam film, membuat Aku Rindu bisa menjadi pilihan untuk menambah wawasan mengenai Indonesia. (**)