Seluma, Word pers Indonesia – Meskipun hujan deras mengguyur, tradisi Sekujang yang dilaksanakan di Desa Talang Benuang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, pada Rabu (10/4/24) malam tetap berlangsung meriah.
Putra, seorang warga setempat, menjelaskan bahwa tradisi Sekujang digelar setiap tahun pada 1 Syawal. Acara Sekujang, yang merupakan tradisi masyarakat Serawai, dimulai sejak pukul 19.00 WIB dengan peserta yang mengenakan pakaian aneka macam hantu dan membawa obor.
“Masyarakat yang berpartisipasi dalam Sekujang mengenakan topeng seram dan berjalan mengelilingi desa sambil mendoakan dan mengunjungi rumah-rumah warga,” ujar Putra.
Menurut berbagai sumber, tradisi Sekujang merupakan bagian dari ritual mendoakan jemo atau orang yang putus silsilah, serta orang yang telah meninggal. Ada juga yang mengatakan bahwa Sekujang adalah seorang pertapa yang turun ke desa untuk meminta hasil bumi, dan siapa pun yang menyedekahkan sebagian hasil buminya akan mendapatkan doa dari Sekujang.
Kepala Desa Talang Benuang, Sarwan, menjelaskan bahwa kebudayaan Sekujang di desa tersebut telah menjadi wisata budaya yang berhasil menarik perhatian masyarakat Kabupaten Seluma dan luar daerah.
“Banyak masyarakat yang menyaksikan kegiatan tersebut, baik dari Kabupaten Seluma maupun daerah tetangga,” ujar Sarwan.
Acara Sekujang diisi dengan ratusan pemeran Sakura ‘hantu-hantuan’, mulai dari anak-anak hingga orang tua.
“Alhamdulillah, malam ini kita tampilkan ratusan pemeran Sakura. Masyarakat kami tetap peduli terhadap kebudayaan, terbukti dengan partisipasi banyak warga dari berbagai kalangan dalam kegiatan ini,” tutup Sarwan.
Tradisi Sekujang dulunya dilaksanakan di tujuh desa di Bengkulu, namun saat ini hanya Desa Talang Benuang yang masih aktif melestarikan tradisi ini. Tradisi ini tidak hanya sebagai seni budaya, tetapi juga sebagai ungkapan spiritual dalam menyambut Idul Fitri.