Warga Padang Kuas Datangi ESDM Bengkulu, Tuntut Penjelasan Kerusakan Elektronik Akibat SUTT PLTU

Bengkulu — Puluhan warga Desa Padang Kuas, Kabupaten Seluma, mendatangi Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu untuk menuntut penjelasan terkait kerusakan peralatan elektronik yang mereka alami. Warga menduga kerusakan tersebut disebabkan oleh keberadaan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) PLTU batubara Teluk Sepang.

Warga meminta Dinas ESDM menghadirkan tim peneliti untuk mengungkap hasil penelitian yang telah dilakukan pada 5 Maret 2025. Penelitian tersebut bertujuan mengetahui penyebab kerusakan elektronik, yang hingga kini belum disampaikan secara terbuka kepada masyarakat.

“Setelah hujan dan petir pada 20 Maret lalu, listrik padam total. Televisi, lampu, bahkan meteran listrik meledak lagi. Sampai sekarang listrik masih sering padam,” kata Edi, perwakilan warga Padang Kuas, saat menemui pihak ESDM.

Ia menyebut, sejak jaringan transmisi SUTT PLTU batubara Teluk Sepang milik PT Tenaga Listrik Bengkulu beroperasi, kerusakan alat elektronik terus terjadi. Tercatat lebih dari 165 unit elektronik warga rusak, dengan kerugian ditaksir mencapai Rp150 juta.

Kedatangan warga diterima langsung oleh Sekretaris Dinas ESDM, Dhanur Suryaman, yang menyatakan pihaknya siap memfasilitasi pertemuan lanjutan bersama seluruh pihak terkait. Pertemuan dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 16 April 2025, di Kantor ESDM Provinsi Bengkulu.

Rabil Fahri, perwakilan BEM Universitas Bengkulu, menyatakan akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. “Kami mendesak agar pertemuan segera dilakukan, agar penyebab kerusakan ini benar-benar terungkap dan warga bisa kembali hidup aman,” tegasnya.

Sementara itu, Cimbyo Layas Ketaren, Manajer Pendidikan Kanopi Hijau Indonesia, menilai kasus ini tak bisa dibiarkan berlarut. Menurutnya, selain berdampak ekonomi, keberadaan SUTT juga berpotensi membahayakan keselamatan warga akibat paparan medan listrik dan magnetik.

“Kerusakan masih terjadi hingga hari ini. Jika tak segera diambil keputusan, jumlah korban dan kerugian akan terus bertambah,” ujarnya.