Oleh: Ryu Roza
Pemuda belia pemilik nama: Ahdika Fiqriansyah biasa dipanggil Qiki atau Fiqri baru berusia 19 tahun sudah berani membuka dan menjalankan sebuah usaha dan keberanian ini patut diacungi jempol serta bisa jadi inspirasi bagi anak-anak muda belia lainnya.
Berasal dari negeri kaya dan banyak para pejuang mempertahankan tanah air, Aceh, tapi tinggal di Air Muring, Putri Hijau, Bengkulu Utara dan baru saja menempuh pendidikan sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Bengkulu.
Sejak 10 Februari 2021 lalu membuka usaha kedai mie aceh dengan brand berbahasa Aceh ‘KEDAI RAKAN’ yang berarti ‘Kedai Sahabat’.
Tidak tanggung-tanggung, usaha ini langsung dioperasikan di sebuah ruko yang beralamat di Jln WR Soepratman dekat Simpang Bandar Raya, Talang Kering dalam wilayah Unib Belakang. Dikontrak dengan sewa Rp 8,5 juga/tahun, sekaligus dijadikan tempat tinggal bersama dua orang rekan yang juga berasal dari Aceh yang membantunya
Seperti masalah usaha lain di seluruh dunia, Qiki atau Fikri juga mengalami kendala saat menjalankan usaha di masa pandemi covid sekarang ini. Lesu dan susahnya pemasaran pruduk hampir saja melemahkan semangat enterpreuner muda yang mengambil jurusan akutansi dalam perkuliahannya itu.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemilik sekaligus chef di kedai miliknya, menantang keadaan dengan mengambil keputusan yang sangat besar yaitu menggabungkan brandnya dengan brand lokal yang sudah sangat terkenal di provinsi Bengkulu dengan racikan kopi rempah dan kaosnya, yaitu Republik SLE, sebagai inovasi sekaligus cara menyiasati dan melawan situasi yang diciptakan oleh pandemi covid 19 yang sudah berusia lebih dari setahun.
“Alasan berkolaborasi menjadi Kedutaan Republik SLE ‘RAKAN’ yaitu, untuk bekerjasama memajukan brand dan bisa memberi warna baru di pasar kuliner Bengkulu, nasional bahkan berharap hingga go internasional. Karena republik SLE juga sudah mempunyai nama besar di Bengkulu.” Demikian ungkapan pemilik kedai dengan nuansa cat hitam ini.
Qiki atau Fikri berharap dengan penggabungan dua brand yang memiliki latar belakang dan budaya berbeda ‘Ketupek Bengkulu’ dan ‘Rencong Aceh’ ke depannya bisa mengembangkan produk kedai RAKAN yang mengandalkan makanan dan minuman khas Aceh seperti mie Aceh dan kopi Acehnya, dan Republik SLE yang sudah sangat dikenal dengan kopi racikan rempah-rempah dan makanan seperti sate gurita, goreng pisang SLE dan makanan khas SLE lainnya, agar bisa di kenal dan semakin mewarnai wisata kuliner Bengkulu.
Selain menu-menu khas, Kedutaan Republik SLE ‘RAKAN’ juga menyediakan daftar makanan kekinian seperti Ayam Geprek, Buko Pandan, Kentang Goreng, Pisang Cryspi, dan lain sebagainya.
‘Kedutaan Republik SLE ‘RAKAN’ sepakat dengan tujuan sama yaitu menjadi teman bahkan sahabat bagi semua lapisan masyarakat, terutama bagi kalangan mahasiswa yang ada di sekitar usaha mereka.
“Jadi kami sepakat mematok harga menu kami mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 25.000,- supaya menu-menu istimewa kami bisa dinikmati oleh semua kalangan dan usia.. Menu termahal kami adalah sambal lema, makanan khas suku Rejang yang sangat favorit di SLE.”
Ucap Bagus sebagai Presiden Republik SLE di sela-sela menemani para tamu yang melimpah saat opening Kedutaan Republik SLE ‘RAKAN’ waktu buka puasa kemaren, Minggu 2 Maret 2021.
Mulai saat penyatuan kemaren, otomatis Fikri resmi menjadi Duta Besar Republik SLE wilayah RAKAN, sama halnya dengan para pemilik Kedutaan Republik SLE lainnya yang ada di beberapa tempat, seperti di Liku Sembilan, Bogor, dan Kalimantan Utara.
Untuk buka puasa atau acara lainnya di kedai dengan suasana santai lesehan yang berkapasitas 50 orang buka dari jam 09 pagi hingga 00.00. Fasilitas free wifi, toilet ,parkiran luas dan tempat sholat juga dilengkapi dengan permainan tradisional seperti domino, monopoli, ular tangga, dan congklak, bisa menghubungi 081312495877 (Bagus Presiden Republik SLE) dan 082278599265.
