Pringati 17 Tahun Tsunami Aceh, Mahasiswa Simeulue Gelar Dialog Interaktif

Dialog Interaktif Mahasiswa Simeulue  Foto : @Jurnalis Wak Rimba
Dialog Interaktif Mahasiswa Simeulue Foto : @Jurnalis Wak Rimba

Aceh, Wordpers Indonesia – Memperingati Momen 17 tahun tsunami Aceh Mahasiswa Simeulue Gelar Dialog Interaktif, ini merupakan sebuah momentum yang tak terlepas dari berbagai literatur maupun budaya dalam arti mengenang kembali kejadian/peristiwa yang pernah terjadi 26 Desember 2004 lalu tepatnya 17 tahun silam.

Maka dalam hal ini banyak rentetan yang menarik dikaji salah satunya budaya kultur kabupaten Simeulue yang terletak diujung barat pulau Simeulue ate fulawan, dalam hal ini upaya mengkaji ulang budaya “SMONG” yang konon katanya merupakan sebuah budaya peradaban maupun mitigasi kebencanaan yang mendunia yang masih terjaga hingga sekarang.

Mitra wanda, selaku ketua panitia menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan sebuah gagasan yang menarik untuk dikaji dan didiskusikan oleh kalangan pemuda dan Mahasiswa, karena bahasa smong sendiri merupakan khas dari simeulue yang artian sebuah syair yang berisikan pengungsian ketika terjadi gempa dan gelombang air laut,

“Oleh sebab itu kami dari sejumlah paguyuban kecamatan khususnya IP2MA dan IPPMS Banda Aceh berinisiatif melakukan dialog ini agar para pemuda dan mahasiswa tidak melupakan budaya peradaban yang pernah dibuat dan digagas oleh orang tua atau nenek moyang terdahulu.” Kata mitra

Juga Kanda Zulfatah,M.Ag selaku pemateri  dalam acara ini menyampaikan budaya simeulue dan kearifan lokalnya jangan seiring waktu memudar dikarenakan pemuda dan mahasiswanya malas untuk mengkaji dan mendorong budaya simeulue,

Ia menyampaikan “budaya “SMONG” merupakan bagian perjuangan nenek moyang terdahulu menciptakan peradaban agar gunanya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat kedepannya dan dalam mitigasi kebencanaan, kearifan seperti ini sepantasnya dijaga dan dirawat oleh masyarakat dan diupayakan didorong agar bahasa SMONG dapat menggantikan bahasa kata tsunami yang berasal dari jepang sedangkan SMONG sendiri berasal asli dari daerah Simeulue.” Ucap Zulfatah,M.Ag (Sekum Badko HMI Aceh)

BACA JUGA:  Gelar Program Bersama Bangun Negeri, Karyawan XL Axiata Salurkan Donasi Pendidikan di Aceh

Terakhir dalam penyampaian T.Safarmansyah,ST dalam penutupan menyampaikan mari anak muda Simeulue berupaya mengembangkan budaya dan kearifan lokal kabupaten ate fulawan banyak budaya dan sejarah yang mestinya dikembangkan oleh anak muda dan para mahasiswa mari kita dorong bersama guna  kemajuan pulau tercinta Simeulue ate fulawan. tutup T.Safarmansyah,ST (Demisioner IPPELMAS Medan).

(Jurnalis Wak Rimba)

Editor : Taufik Hidayat