Dear Pemangku Kebijakan, Sambut Cinta Kasih Natal “Ciptakan Keadilan Secara Utuh”

Gambar Hanya Ilustrasi Internet


Kerajaan Allah Vs Kerajaan Dunia


Teruntuk : Walikota dan Gubernur

Oleh : Freddy Watania (Jurnalis Bengkulu)

 

Prinsip Kerajaan Allah (Kingdom Of God/Theokrasi) Menjungkir Balikan Prinsip Keagungan, Kemuliaan dan Kejayaan Kerajaan Dunia.

Orang Kaya dan Berkuasa Menurut Sistem Dunia Justru Sangat Miskin dan Tidak Berkuasa Sama Sekali Menurut Prinsip Kerajaan Allah.

Sebaliknya Orang Miskin Menurut Dunia Bisa Lebih Kaya dan Berkuasa Menurut Prinsip Kerajaan Allah.

Sistem Pemerintah Dunia, Yang Tidak Melaksanakan Kebenaran dan Keadilan Secara Utuh dan Holistik. Sistem Pemerintahan yang Oligarki, Elitis, Sektarian dan Otoriter Ala Machiaveli IL Prince Teori Kekuasaan Menghalalkan Segala Cara Untuk Berkuasa dan Mempertahankan kekuasaan Melawan Kebenaran dan Keadilan? Selalu Gagal Terus Berevolusi terus Direformasi Selalu Tidak Bisa Bertahan Melawan Perubahan dan Tuntutan Zaman.

 

Sistem Kekaisaran

Sistem Kekaisaran Kristen

Sistem Kekhilafan

Sistem Agama Negara, Negara Agama

Sistem Negara Sosialis

Sistem Negara Komunis

Sistem Negara Kapitalis

Sistem Negara Demokrasi

Sistem Negara Fasis

Sistem Negara Nazi

Sistem Negara Otoritarian

DII.

 

Selalu Gagal Jatuh Bangun dan Hancur Karena Tidak Menegakan Kebenaran dan Keadilan. Selalu Tidak Adil Karena Adil dan Benar Menurut Siapa yang Berkuasa.

Kerajaan Allah adalah salah satu inti (center)

Pengajaran Yesus Kristus, menurut perspektif Lukas, baik di Injil Lukas maupun Kisah Para Rasul.

Lalu, Kerajaan Allah itu apa menurut perspektif teologi Lukas? Ada pattern (pola) yang terus menerus diulang di dalam Lukas tentang hal ini. Bahwa Kerajaan Allah itu berkaitan dengan keadilan, karena raja memerintah dengan adil ;

“God’s Kingdom and righteousness (Kerajaan Tuhan dan Keadilan) itu satu paket, seperti dikatakan “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya”.

Tuhan memerintah dengan adil. Lawan kata dari adil adalah tidak adil. Apa itu tidak adil’? Tidak adil adalah hanya memperjuangkan orang-orang tertentu/ lapisan tertentu’. Itu melawan prinsip Kerajaan Allah.

Kerajaan Allah bukan cuma untuk orang kaya atau orang miskin. Kerajaan Allah bukan cuma untuk cendekiawan, tapi orang sederhana juga.

Kerajaan Allah bukan cuma untuk Israel tapi untuk orang-orang gentile (orang diluar Keturunan Yahudi/ Israel) juga.

Kerajaan Allah bukan cuma untuk laki-laki, tapi perempuan juga. Kerajaan Allah bukan cuma untuk orang dewasa atau senior yang sudah tua, tapi anak-anak kecil juga.

Kerajaan Allah bukan cuma untuk orang orang religius seperti orang Farisi, imam imam, Zakharia, dsb. tapi juga untuk para pendosa seperti pemungut cukai, pelacur, dsb.

Itulah Kerajaan Allah; poin ini yang terus menerus diulang dan diulang di dalam Lukas.

Gambaran eksklusifisme tidak cocok dengan visi Kerajaan Allah. Gambaran yang Maria tidak boleh terlibat karena dia perempuan’, tidak cocok dengan visi Kerajaan Allah. Penjungkir-balikan ini (reversal motif), misalnya kita baca di dalam Magnificat Maria ayat 53 “la melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa”.

Bukan cuma orang miskin di-included dalam Kerajaan Allah tapi penjungkir-balikan orang yang menurut dunia ini tidak penting justru penting menurut Kerajaan Surga (Kingdom of God) dan orang yang penting menurut dunia ini justru tidak penting menurut Kerajaan Surga.

Orang yang menurut dunia ini kaya dan sumber segala pengharapan, bagi Kerajaan Allah orang itu miskin sebenarnya. Orang yang menurut dunia miskin, justru kaya di dalam Kerajaan Allah. Yang terdahulu jadi terakhir, yang terakhir jadi terdahulu, dst. dst. Ini prinsip Kerajaan Allah.

Maka waktu orang Israel membayangkan kebesaran Salomo, kejayaan Davidic Kingdom (Kerajaan Daud), kerajaan yang besar sekali yang akan mengalahkan Roma, itu jelas tidak cocok dengan Prinsip kerajaan Allah.

Kalau Kerajaan Allah gambarannya adalah Glory (kemuliaan) yang seperti itu, maka bukan cuma kerajaan Salomo tapi Babilonia juga tentunya, karena Babilonia tidak kalah besar dengan kerajaan Daud atau Salomo, demikian juga Kerajaan Media Persia, lalu Yunani, lalu Romawi.

Kalau begitu, semuanya adalah Kerajaan Allah? Tentu bukan. Alkitab tidak pernah mengatakan itu, sebaliknya juatru 4 kerajaan ini akan digulingkan oleh Kerajaan Allah yang jauh lebih besar. Kerajaan Allah sudah pasti bukan gambaran glory (kemuliaan/kebangaan) seperti yang dibayangkan dunia, tapi orang Israel memikirkan seperti itu.

Hati-hati, Gereja juga tidak kebal dengan gambaran glory tapi bukan glory Kerajaan Allah menurut visi yang kita baca dalam Injil, melainkan lagi-lagi glory sebagai showing (pertunjukan) sesuatu yang spektakuler belaka, (Ibadah yang terlihat sukses menarik orang dengan promosi besar besaran, KKR dengan Promosi Besar Besaran, hinggar bingar music dan tata cahaya lampu yang kilau kemilau, seringkali untuk menunjukkan kemuliaan atau kesuksesan (glory) Pendeta/Pemilik Gereja sebagai Terkesan Sebagai Pemilik Kerajaan Gereja, seringkali justru bertentangan dengan Prinsip Kerajaan Allah, yang mana bukan menggagungkan Yesus Kristus yang menghadirkan Kerajaan Allah untuk memuliakan Allah)

Kerajaan Allah bukan hadir dalam gambaran seperti itu, melainkan dalam penerimaan (the inclusion) orang-orang yang dianggap marjinal (terpinggirkan, tidak dipandang). Itulah Kerajaan Allah. dan yang seperti ini tidak bisa didokumentasi. Kalau Saudara mengampuni orang yang bersalah, bagaimana cara men-dokumentasinya? Tidak bisa, itu tidak kelihatan. Dan Yesus hadir di dalam this invisible realm ini.

Natal memang tidak kelihatan. Gambaran visi malaikat-malaikat yang diberikan kepada para gembala itu luar biasa, tapi setelah itu seperti antiklimaks waktu mereka menjumpai bayi Yesus. Mereka bisa kecewa, tidak ada yang menarik sama sekali, jauh lebih menarik malaikat-malaikat tadi yang menyanyi bagus sekali. Tapi kita tidak baca itu di Alkitab, karena mereka melihat yang tidak kelihatan. Mereka bukan melihat yang terlihat -yang bisa didokumentasi- tapi sesuatu yang hidden (tersembunyi) yang tidak bisa dilihat oleh Herodes, ahli-ahli Taurat itu.

Keterlibatan Maria dalam Kerajaan Allah.

“Dalam cerita pemberitahuan kepada Maria ini, Maria juga belajar untuk melihat yang tidak terlihat itu, Maria sendiri included di dalam cerita itu. Kita percaya posisi Maria pasti sangat rendah, itu jelas terbaca dalamMagnificat Maria “Dia memperhatikan kerendahan hamba-Nya”.

Dia ini perempuan, masih muda, lalu sudah boleh terlibat dalam pekerjaan Tuhan yang luar biasa mulia seperti ini. apa kualifikasinya? Siapa Maria ini? Apakah dia keturunan bangsawan? Seandainya dia tidak pernah dicatat, kita juga tidak mengetahui Maria ini. Tapi inilah cerita Kerajaan Allah, yang melakukan yang tidak mungkin menurut dunia.

Maria juga melihat ketidak-mungkinan itu, dia bukan tidak ada pertanyaan. Maria berkata kepada malaikat itu : “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Pertanyaan ini sangat masuk akal.

 

“Memaknai dengan narasi natal ini, Freddy Watania yang menyadur dan menyuarakan kembali Tulisan Billy kristanto ingin menyampaikan pesan kepada pemangku kebijakan (Walikota ataupun Gubernur). “Mari sama-sama mengayomi, tanpa memandang Ras, Suku, Budaya, dan Agama. Jadikan cinta kasih Natal sebagai ruh untuk sama-sama kita memperbaiki diri kedepannya. Kedepankan pengabdian, perbaiki diri, ciptakan kebijakan tanpa pandang agama, Ras, ataupun Suku, karna kita sama-sama rakyat Kota Bengkulu dan juga bagian integral Provinsi Bengkulu.”

Editor : Taufik Hidayat