Kota Bengkulu, Word Pers Indonesia – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) genap berusia 62 tahun tepat pada Sabtu, 16 April 2022 lalu. Perayaan hari lahir organisasi mahasiswa islam berbasis ahlusunnah wal jama`ah ini turut dirayakan keluarga besar Ikatan Keluarga Alumni PMII (IKA PMII) Provinsi Bengkulu. Minggu, 24 April 2022, IKA PMII menggelar bakti sosial.
Ketua IKA PMII Provinsi Bengkulu, Subahan mengatakan, peringatan hari lahir (Harlah) ke-62 PMII merupakan ajang untuk terus melakukan refleksi (muhasabah) sekaligus membangun basis gerakan yang adapatif terhadap perkembangan zaman.
“Momentum harlah saya kira yang kita lihat, kita perhatikan adalah pada substansi muhasabah. Ada dimensi masa lalu kelahiran PMII, ada dimensi hari ini, dan saya kira ada dimensi perspektif ke depan,” ujar dia dalam sambutan pembukaan.
Bakti sosial yang dikuti seluruh anggota pengurus ini dipusatkan di panti asuhan swasta mandiri/Jannatul Jannah, Kampung Melayu, Kota Bengkulu. Rangkaian kegiatan dimulai sejak pukul 18.00 WIB dengan acara berbuka bersama dilanjutkan berbagi sembako dan uang tunai untuk anak yatim.
“Bulan suci Ramadan adalah momentum untuk meningkatkan ketakwaan dan kesetiakawanan sosial. Melalui kegiatan berbagi ini kami berharap anak-anak yang menerima sembako dapat dimanfaatkan dengan baik untuk kebutuhan selama Ramadan. Semoga bantuan ini menjadi berkah untuk kita semua” kata Subhan.
Tak ada hari khusus untuk menyantuni anak yatim, namun kata Subhan di bulan suci Ramadan Allah SWT akan melipatgandakan segala amal baik termasuk dalam menyantuni anak yatim. Di momentum Ramadan ini menjadi ajang untuk berlomba-lomba mengasihi dan menyayangi mereka.
“Menjadi pemerhati anak yatim sangatlah dianjurkan oleh rasulullah dan dicintai Allah SWT. Bahkan bisa mendapat balasan surgaNya. Jangan sampai terlewat kesempatan baik ini. Saya sekaligus mengajak seluruh kader PMII untuk selalu menyisihkan sebagian rezeki untuk menghadrikan senyuman untuk anak-anak yatim kita” kata Subhan.
Lebih lanjut Subhan mengatakan, nilai kekaderan PMII harus diukur dengan peran dan kontribusinya di tengah masyarakat. Peran di tengah masyarakat dapat dilakukan dengan banyak cara, mengabdi di pemerintahan, beraktifitas di partai politik, wiraswasta, penggiat pesantren dan rumah-rumah yatim, dan pemberdayaan umat.
“Kegiatan kita hari ini hanya bersifat momentum, untuk jangka panjang masing-masing profesi itulah yang akan menjadi penentu. Profesi itu akan berbuah kebijakan, berbuah kemaslahatan yang lebih besar yang tentunya dalam bingkai persatuan dan kesatuan bangsa” kata Subhan. [Red]