IMMawati Sang Perempuan Panutan

IMMAWATI Bengkulu Foto/Dok Kelvin Aldo

Oleh: Kelvin Aldo

Dunia akademis atau dunia perkuliahan merupakan dunianya para pemuda dengan segala permasalahan dan banyaknya aktivitas yang menjadi kesibukannya. Mulai dari tugas perkuliahan, acara keorganisasian (bagi yang ikut) hingga urusan pergaulan sosial serta urusan keluarga, pribadi yang melibatkan hati dan perasaan, menjadi nilai tambah untuk kesibukan mereka.

Dalam menjalankan semua rutinitasnya sebagai mahasiswa tersebut, tidak semua orang mampu menuntaskannya hingga akhir, ada saja terdapat pada setiap tahunnya yang telat wisuda dan sengaja untuk menunda wisud karena tidak mengikuti beberapa acara yang diadakan oleh pihak kampus, bahkan yang paling kecil ialah rusaknya (rendah) nilai perkuliahan (IP) hanya karena banyak urusan di luar akademis.

Namun tragedi tersebut tidak terdapat pada seorang IMMawati dan wanita yang menjadi topik pembahasan pada tulisan ini.

Nama lain atau pangilan bagi setiap anggota (dibaca kader) IMM yakni untuk laki laki IMMawan untuk perempuan IMMawati, namun kali ini penulis tidak ingin berbicara tentang IMM secara organisasi atau IMM sebagai gerakan melainkan sosok tangguh dibalik maju mundurnya roda organisasi mahasiswa islam anak ideologisnya muhamadiyah tersebut.

Penulis tidak Ingin menyebutkan nama karna bagi penulis setiap kader ataupun pribadi memiliki kelebihan tersendiri takutnya ada protes dari para IMMawatinya hehe, Tidak lain dan tidak bukan penulis ingin berbicara tentang IMMawati tetapi tidak berbicara siapa sang IMMawati tersebut, kita sebut saja IMMawati sosok kader yang militan dan hiper aktif dalam organisasi. Dia selalu tampil dengan semangat yang tidak pernah memudar pada kegiatan keorganisasian walau di tengah kecamuknya aktivitas perkuliahan, hubungan keluarga dan pribadinya.

Beranjak dari sebuah acara Darul Arqom Dasar (DAD) yang diadakan oleh komisariat sekota bengkulu yang biasanya setiap tahun bisa sampai 9 kali pengkaderan karna setiap komiariat 1 kali pengkaderan, agenda rutin setiap tahun sebagai Gerbang Bagi Calon Kader Untuk Bergabung bersama IMM yang wajib diikuti.

IMMawati diamanatkan sebagai instruktur DAD. Dalam menjalankan tugasnya dia selalu tampil tangguh serta konsisten dalam setiap hal.

Manakala calon kader terlihat nampak kurang menguasai setiap materi pengkaderan disanalah peran instruktur harus dengan sabar dan tampil mendampingi calon kader agar mampu memahami setiap materi guna menyiapkan regenarasi serta melahirkan pemimpin besar kedepanya, pulang pergi dari tempat pengkaderan ke kos dan kampus adalah rutinitas IMMawati, IMMawati tetap penuh konsisten dengan tanggung jawabnya. Bahkan seorang senior yang aktif berpartisipasi pada acara tersebut menyatakan kalau dia kagum dengan IMMawati ini.

Dia kagum akan perjuangannya yang gigih yang tidak mengenal kata lelah, sampai dia sendiri tidak tahu apakah itu benar-benar murni rasa kagum atau itu adalah rasa cinta, Tapi ambiguitas senior tersebut bukanlah persoalan utama, yang menjadi topiknya ialah seorang IMMawati tangguh, anggun dalam moral, unggul dalam intelektual. Serta gigih dalam perjuangan demi generasi umat dan bangsa.
Kalau di luar sana banyak wanita yang menghabiskan malamnya hanya untuk berduaan dengan kekasih hatinya, berbeda dengan IMMawati yang melek sampai mendekati fajar tersenyum menyambut pagi, untuk memastikan bahwasahnya pengkaderan harus tetap berjalan dengan semesetinya.

IMMawati luthfiana Intan

Sang IMMawati

Perempuan memang selalu ribet jika dilihat dari pandangan umum pada masarakat sekarang terkhusus para mahasiswi yang ada dikampus hari ini, ditinjau dalam setiap aspek penampilannya yang berlebihan. Dari mereka dandan, berpakaian atau berpenampilan saja sudah kental terlihat, tapi Immawati berbeda dari wanita biasa pada umumnya, dengan raut mukanya, dengan lembut nada suaranya, keanggunan moralnya serta dengan kemuliaan akhlaknya, tetapi menakutkan ketika ngamuk perihal prinsip dan ideologi terutama.

Dia tidak memakai gincu dan lipstik, apalagi dengan penampilan yang berlebihan. Jika ditanya apakah tidak akan tahu barang-barang semacam itu tentu dia tau karna tidak sedikit para calon kader kedapatan membawa barang barang tersebut untuk bersolek ketika sedang mengikuti pengkaderan.
Bersolek bagi IMMawati dalam setiap kali disampaikannya ialah hanya untuk sang suami, maklum saja dia belum bersuami hehe, jadi dia belum akan bersolek.

Immawati seperti ini adalah tolak ukur bidadari surga yang bermata bening. Wajahnya bersinar karena wudhu dan hatinya bercahaya karena ilmu. Semangat perjuangannya yang begitu tulus mencerminkan kemuliaan yang sepatutnya jadi panutan setiap wanita.
Pepatah menyatakan, seorang wanita itu ibarat sekolah, pabila kamu siapkan dengan baik, berarti kamu menyiapkan suatu bangsa yang harum namanya.

Serta, apabila engkau melahirkan dan membesarkan seorang anak lelaki, maka engkau sudah membesarkan seorang pemimpin. Tapi jika engkau melahirkan dan membesarkan seorang wanita maka engkau sudah membesarkan sebuah bangsa. Merawat immawati berarti merawat manusia.

Ciri khas Immawati beda dari wanita lain di luar sana yang hanya mengedepankan eksistensi dan gengsi, sementara IMMawati merupakan wanita yang siap sedia dalam ber-amal makhruf nahi munkar, fasthabikhul khairat, serta sami’na wa ‘athona terhadap perintah dan menjalankan agama.
Kalau ada pemimpin di masa yang akan datang dengan segala keadilan dan kebijaksanaan yang dioperasionalisasikan dalam kehidupan nyata, maka pasti dia adalah orang yang terlahir dari rahim IMMawati.

Semua itu tidak terlepas dari petuah-petuah lama (bijak): seorang wanita
yang soleha tersenyum dalam kesusahan, mereka mendapatakan kekuatan melalui do’a, mampu menenangkan hatinya melalui istighfar, dan mereka selalu mendidik diri melalui shalat yang khusu’. Dan seperti itu jualah kelak mereka akan membesarkan anak-anaknya di atas ketaatan dan segala kebaikan juga kemuliaan.

Lalu siapakah wanita shalehah nan baik itu? Merekalah IMMawati dengan keanggunan moralnya, keunggulan ilmunya, dan ketangguhan sikap juga semangatnya.