Banten, wordpers.id – Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag Waryono Abdul Ghafur mengaku akan menjajaki kerjasama dengan Dinas Peternakan dan Pertanian dalam pengembangan sapi perah di pesantren.
Hal ini disampaikan Waryono usai melihat langsung lahan peternakan dan perkebunan UPT Dinas Peternakan dan Pertanian Banten. Pengelolaan peternakan sapi perah di sini melibatkan para santri.
Dia berharap agar program pemberdayaan ternak sapi perah yang melibatkan santri berlanjut, bahkan bisa dikembangkan di daerah lain. “Saya berharap, ternak sapi perah ini bisa dikembangkan di Pesantren di Daerah lain, bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Pertanian juga,” harap Waryono di Banten, Sabtu (19/12).
Menurut Waryono, pelibatan para pesantren sangat strategis. Sebab, secara umum, pesantren dan para santrinya memiliki komitmen tinggi terhadap kemandirian.
“Saya sangat berterima kasih kepada Dinas Peternakan dan Pertanian Banten yang sudah melibatkan santri dalam programnya,” ujar Waryono.
Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian Agus Tauhid menjelaskan bahwa sapi perah merupakan sapi yang perkembangbiakannya dilakukan secara khusus karena memiliki keunggulan dalam menghasilkan susu. Menurutnya, beternak sapi perah sangat menguntungkan, apalagi jika para santri diberdayakan untuk terjun langsung. Pihaknya juga siap memberikan pendampingan dan fasilitasinya.
“Ini akan sangat menguntungkan, apalagi jika santri diberdayakan,” terang Agus.
Agus M Tauhid menambahkan, peternakan sapi perah yang dibinanya sudah mampu menghasilkan susu yang cukup banyak seiring bertambahnya jumlah sapi dalam tempo 4 tahun. Semula sapi perah yang dimilikinya hanya 3 ekor, saat ini menjadi 24 ekor.
“Alhamdulillah kami memiliki 24 ekor sapi perah sekarang,” kata Agus
Beternak sapi perah juga, menurut Agus, merupakan bagian upaya pemerintah dalam mengurangi stunting. Penanganan masalah stunting di Indonesia kini menjadi program nasional yang berkaitan dengan sustainable development goals (SDGs) yang dicanangkan BAPPENAS. Susu yang dihasilkan dari sapi perah dapat diolah menjadi bahan keju yang memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Hadir dalam kunnungan tersebut, Ketua UMUM Intani, Guntur Subagja Mahardika, Presiden ISABC Hasan Gaido, Ketua Presidium Forum Silaturahim Pondok Pesantren (FSPP) KH. Sulaeman Effendi beserta pengurus, dan beberapa Pimpinan Pesantren di Provinsi Banten.
Ketua Umum INTANI Guntur Subagja Mahardika menambahkan, pihaknya siap memberikan akses jaringan untuk bersinergi dalam hal pengembangan ternak sapi. Menurutnya, INTANI bersama pesantren juga memiliki program yang sama di Nusa Tenggara Barat terkait pengembangan peternakan sapi, baik sapi perah yang memproduksi susu, maupun program penggemukan sapi yang memproduksi daging. (MWN)