Word Pers Indonesia – Komedian senior Alfiansyah Bustami, atau yang lebih dikenal sebagai Komeng, terus memperjuangkan pengakuan untuk Hari Komedi Nasional di Indonesia. Meskipun telah dua kali mendatangi Gedung DPR dan bertemu dengan Fadli Zon, aspirasinya belum mendapat respons yang memadai.
Dalam upayanya untuk memperjuangkan pengakuan komedi sebagai bagian integral dari kebudayaan Indonesia, Komeng berharap dapat menjadi anggota DPD. Saat ini, ia memimpin perolehan suara dalam pemilihan calon DPD dari Jawa Barat.
Dengan gambar lucu Komeng di surat suara, ia berhasil menarik simpati lebih dari satu juta pemilih. Motivasi utamanya adalah untuk memperjuangkan kesejahteraan para pelaku seni, khususnya para komedian.
“Kita hibur orang loh pak, bantu pemerintah supaya rakyatnya bahagia, tapi kita sampai sekarang enggak ada kucuran dana. Ormas aja dapat kucuran dana,” keluh Komeng dalam Podcast Deddy Corbuzier, Rabu (21/2/2024).
Komeng juga menyoroti ketiadaan Hari Komedi Nasional, sementara musik dan film telah memiliki hari perayaan tersendiri. Baginya, komedi adalah bagian penting dari kebudayaan yang harus dihargai dan dikembangkan.
“Sebenernya negara yang maju adalah negara yang memperhatikan kebudayaannya sendiri, kalau perlu diekspor. Hampir semua kebudayaan kesenian tidak begitu diperhatikan, tapi paling enggak diperhatikan komedi. Sampai hari ini aja enggak ada hari komedi. Hari musik ada, hari film ada,” ujarnya.
Meski telah mengajukan surat terkait Hari Komedi Nasional ke DPR dan bertemu dengan Fadli Zon, tanggapan yang diterima hanya sebatas “oh iya oke”. Komeng berharap jika terpilih menjadi anggota DPD, ia dapat memiliki pengaruh lebih besar dalam mendorong pengakuan terhadap komedi.
“Rakyat bahagia kerjanya juga enak, kalau kerjanya enak, hasilnya juga bagus, jadi bayar pajaknya juga lancar. Jangan main-main, kita kadang disuruh menghibur orang diri kita sendiri enggak terhibur, akhirnya banyak melakukan hal-hal negatif. Sekarang enggak usah deh minta hiburan, paling enggak negara bantuin deh pak. Bisa menghargai atau membantu, kalau mau memperdalam ada ini, ada dana hibah, banyak lah,” paparnya.
Dengan keteguhan dan semangatnya, Komeng berharap suaranya didengar dan aspirasinya direspons oleh pihak yang berwenang, sehingga komedi dapat diberikan pengakuan yang sepatutnya sebagai bagian penting dari kehidupan budaya Indonesia. (*)
Editor: ANasril