Oleh: Bagus SLE (President SlE kota Bengkulu)
Menyusuri sebagian sudut desa Tanjung Alam, melewati pematang sawah yang luas, masuk ke hutan tepi desa bersama sekelompok anak-anak remaja, yang menimbulkan kesan pertama, adalah pemuda yang mencintai desa mereka.
Sangat berkesan, ketika mereka akan menawarkan pesona yang tersimpan di ceruk hutan yang menyejukkan. Tujuan kami adalah habitat Rafflesia. Rencana untuk survey adakah bonggol Rafflesia yang akan mekar.
Sayangnya, ketika sampai lokasi, kami tidak menemukan lagi bonggol tersebut. Entah karena oleh binatang liar, atau kesengajaan dari insan yang belum tau kalau yang di rusaknya tersebut adalah bakalan dari bunga langka dan terbesar di dunia dan maskot Provinsi Bengkulu.
Kalaupun bakalan bunga Rafflesia tersebut di rusak oleh manusia, kita berharap hal itu bukan kesengajaan. Karena betapa piciknya pemikirannya kalau melakukan hal tersebut demi memuaskan hasrat sesaat, yang bisa mengakibatkan dia masuk penjara akibat perbuatannya.
Memperhatikan lingkungan sekitar tempat bekas tumbuh dan mekarnya Rafflesia beberapa waktu lalu, sempat menemukan, bahwa ada beberapa inang Rafflesia sudah tercabut dan terpotong, tapi masih sangat banyak bakal-bakal inang yang masih muda. Dan semoga setelah ini, masyarakat desa indah ini, sadar kalau Rafflesia dan inangnya adalah kekayaan lain yang mereka miliki.
Anak-anak yang ingin memperlihatkan harta karun desa mereka yang lain, sempat kecewa, ketika tidak bisa menemukan lagi alasan mereka mengajak ke sini.
Saat berikutnya diajak berkeliling lagi. Memperhatikan banyaknya pohon bambu yang ada disetiap wilayah desa, alangkah kayanya desa ini. Jika di kelola menjadi hutan wisata atau malah dijadikan tambahan sumber pendapatan, misalnya dijadikan kerajinan khas mewakili nama Tanjung Alam ke dunia luar.
Sawah yang membentang luas dikelilingi oleh kebun kopi menjadi sumber pendapatan utama penduduk, sangat wajar jika penduduknya sejahtera secara ekonomi.
Pemuda adalah masa depan dan aset yang sangat mahal. Andai ditanamkan idealisme, keterbukaan pikiran yang luas tanpa meninggalkan identitas, dan mengedepankan juga kreatifitas mereka, tanpa ada yang mengharapkan kegagalan pada yang ingin bergerak maju, Tanjung Alam adalah desa yang akan menyenangkan bagi para wisatawan.
Tanjung Alam, kalian siap?