Cerpen By: Rizal Piliank
Pasar Purwodadi Argamakmur salah satu tonggak sejarah berdirinya Kota Argamakmur, Kabupaten Bengkulu Utara.
Saksi bisu, disematkan atau dinobatkan oleh Kepala daerah kala itu dengan nama Pasar Purwodadi karena salah satu pusat perdagangan untuk bertransaksi jual beli yang terletak di pusat Kota Argamakmur.
Pasar Purwodadi adalah pasar yang paling terlengkap, dan juga menjadi pusat perekonomian Bengkulu Utara karena salah satu pasar terbesar di Bengkulu Utara.
Pasar Purwodadi disamping menyediakan berbagai kebutuhan untuk masyarakat Kecamatan Kota Argamakmur, juga menjadi tujuan masyarakat kecamatan di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan.
Sejak menjadi pasar terbesar di Kota Argamakmur, Pasar Purwodadi sudah berapa kali dilakukan perbaikan dan pemugaran baik dari sisi bangunan maupun sarana prasarananya oleh pemerintah setempat.
Nama Pasar Purwodadi mungkin representasi sosial, sebab sejak berdirinya di wilayah sekitar Pasar Purwodadi kala itu lebih didominasi oleh transmigrasi masyarakat Jawa. Hingga akhirnya melekat nama Pasar Purwodadi.
Mendadak pada Minggu (04/04/2021) sekira pukul 03:00 WIB dini hari masyarakat digegerkan ganasnya si jago merah, bangunan serta isinya luluh lantak dilalap si jago merah. Yang tinggal hanya Puing- puing semata.
Masih terngiang, musibah hebat yang berlangsung hanya selama 2 jam itu, mengubur impian Si pemilik Los. Bak kata pepatah, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.
Pasca peristiwa itu, kerugian yang dialami pedagang tidak tanggung tanggung, pemilik Los mengalami kerugian materil yang diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Pertanyaannya adalah? apakah penantian panjang kini hanyalah tinggal penantian, rindu hati ingin berdagang di pasar yang nyaman, rapi dan sedap dipandang mata hanyalah sebatas impian. Bilakah akan terwujud?
Nah, kalau soal itu ada empunya yang lebih mengerti dan memahami kondisi rakyatnya. Kendati, motto. bersatu, bekerja, berdoa, dan berhasil bukan hanya slogan
semata.
Teringat kata bijak seorang pemimpin negeri ini, Mohammad Hatta,“Hari siang bukan karena ayam berkokok, akan tetapi ayam berkokok karena hari mulai siang. Begitu juga dengan pergerakan rakyat. Pergerakan rakyat timbul bukan karena pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara karena ada pergerakan.”
Siapapun pemimpin, bukan hanya bersuara semata. Tapi bersuara dan bergerak melangkah serta bersungguh-sungguh menggapai tujuan untuk rakyat bukan untuk mendapatkan pujian serta aplus semata.
Tentunya rakyat Bengkulu Utara mencintai pemimpin yang mendengar keluhan rakyatnya, pemimpin yang tegas dan berani serta melayani rakyatnya dengan kasih sayang maka hormat akan diberikan kepadanya diatas segalanya.
Seperti kutipan fenomenal Najwa Shihab,”Menjadi pejabat berarti melayani rakyat, itulah pemerintahan yang akan mendapat hormat.”
Penulis Tinggal di Argamakmur, Bengkulu Utara