Pembiaran Konflik Agraria di Bengkulu, “Cara Kotor” Pemiskinan Rakyat

Menurut Menkopulhukam Republik Indonesia, Mahfud MD rakyat kehilangan tunjangan gratis Dari negara 20 juta perorang per bulan. Penyebab korupsi gila gilaan dari sektor pertambangan, sektor perkebunan, sektor kehutanan dan sektor perikanan.
Tonton pernyataan di link: https://www.facebook.com/reel/820597279670281?s=yWDuG2&fs=e&mibextid=Nif5oz

Kepala Daerah Bengkulu memiskinkan takyatnya dalam pembiaran konflik-konflik Agraria, Pasti musuh PANCASILA, itu Pasti.

Musuh PANCASILA pasti musuh Rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karena Kepala Daerah melanggar sumpah jabatan yang siap melayani Negara tujuannya jelas untuk kesejahteraan rakyat.
Sudah pasti melawan perjanjian sakral dengan TUHAN dalam Sumpah Jabatan Beralaskan Kesakralan dan Kesucian Kitab Suci.

Pertambangan dan Perkebunan di Bengkulu Sebagai Bagian Dari Pertambangan dan Perkebunan di Daerah Lain di Indonesia sering Berkonflik Agraria Rakyat vs Oligarki Perusahaan.

Jika konflik Agraria di Atasi dengan bijak Oleh Kepala Daerah di Bengkulu (Gubernur, Walikota/Bupati) Sebagai Ketua Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) dan Celah-celah Korupsi di Pertambangan dan Perkebunan di Wilayah Hukum Provinsi Bengkulu dapat ditutupi. Maka Bengkulu menjadi salah satu Daerah yang mensejahterakan Rakyat Indonesia Mendapat Uang Bulanan Gratis dari Negara sebesar Rp 20 Juta Sebulan.

Salah satu contoh konflik Agraria Rakyat Petani Maju Bersama, Main Demam Mukomuko vs Aparat Brimoda Polda Bengkulu yang banyak jatuh korban rakyat. Alasan rakyat mempertahankan sawit yang mereka pelihara dipanen paksa oleh Perusahaan Sawit PT. DDP di Kabupaten Mukomuko. Tonton link kritikan KAMMI Bengkulu atas tindakan represif aparat kepada rakyat
https://www.facebook.com/reel/783673726467114?s=yWDuG2&fs=e&mibextid=Nif5oz

Konflik Agraria yang dibiarkan berlarut-larut bukan hanya menghilangkan harapan rakyat mendapatkan tunjangan gratis dari negara 20 juta setiap bulan. Yang pasti berbulan-bulan bertahun-tahun rakyat merasakan kemiskinan, penderitaan dan kesengsaraan yang tidak pernah selesai

Untuk menuju cita-cita luhur ini. Menuju masyarakat adil dan makmur amanat Pancasila dan UUD 1945, mari rakyat bengkulu jangan diam dalam konflik agraria, tahun politik Pilkada 2024 tinggal menghitung bulan, jangan lagi pilih Pemimpin yang membela oligarki merampas hak azasi rakyat atas tanah dan memiskinkan rakyat.

Jika rakyat Bengkulu selalu diseret dalam konflik agraria tak pernah berakhir, maka seumur hidup akan terus mengalami kemiskinan struktural karena sistem yang jahat, rusak dan Korup. Yang terstruktur, sistematis dan massif (TMS)

Karena rakyat salah memilih Kepala Daerah, mudah tergiur janji kampanye dibalut politik uang 100-200 ribu per 5 tahun sekali, akhirnya hilang jatah gratis dari Negara republik Indonesia 20 Juta sebulan seumur hidup.

Ayo rakyat konflik Agraria di Bengkulu mikir Jangan bloon dan bego (didi) terus ditakut takuti dan diintimidasi supaya tetap miskin dan menderita. Kalau rakyat Bengkulu cerdas yang akan miskin penguasa dan oligarki karena tidak bisa lagi mengontrol,menguasai dan merampok Hak Azasi Rakyat atas tanah (Agraria)

Catatan Kritis Demokrasi:
Freddy Watania, Kegelisahan Eksponen Mahasiswa Pergerakan Reformasi 98.

Editor: Anasril A

Posting Terkait

Jangan Lewatkan