Puisi President SLE Kota Bengkulu

MASA SILAM BERKABAR LAGI

Hujan merinai
Ada gurat ingat dalam libat
Bawa hawa dahaga lampau pada rona
Sirat surat takdir kabur menabur
Ah lelah marah pada darah
Pasrah kalah dalam resah dalam masa

Petir bertalu
Cahaya menghujam bumi
Mimpi terhenti pada degup suara dalam hati
Menghantam redam pada dendam
Alam kelam dalam malam
Biarlah curah hujan basah remah resah

Apa kabar kenangan?
Tak berdaya ia hampa
Limbung dalam dengung gelora amuk gelombang kerinduan

Hempas libas gegas tandas
Hilang pandang kalang tulang
Biarlah kenang saja dalam sulam benang buram
Mengikat hasrat erat yang dibawa bayu

Biarlah lelah
Mengenangmu dalam setiap musim
Tak retak jejak dalam benak
Berurai derai melerai rayuan dawai
Kau tetap menetap mantap

Bodohnya aku
Rebah pasrah pada rasa
Lebam hitam mendentam kalam
Tersungkur bujur berkubur kenangan

Tunggulah waktu saja akan berkabar bersama belai sepoi angin laut

LAUTKU LAUTMU

Selamilah lautku dalam-dalam
Dan berceritalah pada angin apa yang ada
Sebab angin pembawa kabar terbaik
Tak peduli karang, palung atau taman di dalamnya, kabarkanlah….

Renangilah riak permukaan samudraku
Bermainlah pada buih, camar dan jingga senja, dan lukislah, atau buatkan puisi dengan melody menidurkan, biar ada pengingat di saat waktu berhenti

Layarilah gelombangku, pasang kompas dan baca gugus bintang, sebab arah angin sering berubah, kabut kadang menyesatkan, dan saat itu tiba, jangan salahkan cerita nina bobok yang pernah kau dengar

Jika kau sampai pada pantaiku, berbaringlah pada lembut pasirku
Biarkan aku menidurkanmu dalam hangat
Jangan sampai kau bermimpi, sebab mimpi tak abadi.

DENTING IRAMA YANG TAK INDAH

Aku muak pada hujan
Iramanya membosankan
Selalu saja bawa nyanyian rindu darimu
Dan aku tak kuasa menolak dekapan dinginnya

Aku benci pada hujan
Kedatangannya melemahkan gelora pertempuran ku
Dan kekalahan selalu saja menginjak-injak kemerdekaanku

Kenangan tentangmu dalam hujan
Hijrah dari merindu jadi ngilu
Dan beban nanar asmara semakin samar
Kau tak butuh keindahan
Bagimu taklukku mahkotamu

Biar hebat puncak asmara
Bagimu budak tak berdaya tiada rasa
Biar sajalah
Toh cinta adalah karangan penyair murahan
Di etalase hatiku, kau tak ada tempat

Biar saja hujan itu berlalu
Tak ingin samar seringaimu mewujud di tiap rinai di depanku
Lelah biarlah lelah
Dingin tetaplah dingin
Tak usah kau resahkan aku

Karena hujan
Aku meringkuk merindui
Makna kata semakin membias gendang telingaku
Ah, hujan…
Cepatlah berlalu

Bagus Republik SLe Production

Posting Terkait

Jangan Lewatkan