Aceh, Word Pers Indonesia – Kisah Perjuangan masyarakat pedalaman nagan raya setelah putusnya jembatan akibat di terjang banjir pada akhir 2023 lalu.
Muktar, Salah seorang pemuda Gampong Babah Suak Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang menceritakan kesedihan mereka setelah ketiadaan jembatan gantung di desanya. Sabtu (20/7/2024)
di sampaikannya, setelah sekian lama jembatan tersebut di bawa banjir, masyarakat berangkat serta pulang menangkut hasil panen harus menjajaki titi yag terbuat dari dua utas tali
Di mana, satu atas tali untuk di pegang sementara satu lagi untuk mereka berjalan di atasnya
“Saat ini di sini musim duren. Itu paling banyak bisa kita angkut sebesar 4 atau 5 buah kalau di gendong” Ucapnya menceritakan.
Dengan demikian ucapnya, masyarakat yang memiliki kebun durian di seberang sungai tidak bisa mencari keuntungan seperti sebelumnya, bahkan buah yang di perkirakan sangat laku dan membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat sering mengalami kebusukan di tempat karena terbatas jika di angkut ke desa.
“Padahal jika kita lihat tahun sebelumnya dengan buah durian sangat membantu pendapatan masyarakat disini, tetapi yah gimana lagi, walaupun buahnya banyak gimana kita bawa, paling sekali jalan 5 buah” Pungkasnya.
Ia sangat berharap perhatian dari pemerintah setempat agar kedepan lalu lintas masyarakat untuk mencari nafkah bisa berjalan dengan lancar.
“Semoga kedepan ada perhatian seriyus dari pemerintah, sehingga hasil alam bisa kami bawa angkut dengan mudah, sepeti padi, pinang, coklat, kemiri, bahkan durian” Demikian Muktar.
Tak hanya itu hasil panen masyarakat padi sudah 3 bulan yang lalu di seberang sungai sama belum di angkut pulang. Mereka terpaksa harus membuat kupok atau gudang padi di persawahan mereka masing2.