Word Pers Indonesia – Sistem Pemilu tertutup parpol besar mengeliminasi parpol kecil?
Sistem pemilu tertutup merupakan sistem di mana hanya anggota partai politik yang dapat memilih calon dari partai tersebut dalam pemilihan umum. Dalam sistem ini, anggota partai memiliki kekuatan yang besar untuk memilih calon yang akan mewakili partai dalam pemilihan umum.
Namun, dalam praktiknya, sistem pemilu tertutup dapat memberikan keuntungan bagi partai politik besar untuk mengeliminasi partai politik kecil. Hal ini dikarenakan partai politik besar memiliki jumlah anggota yang lebih banyak, sehingga dapat memilih calon mereka dalam pemilihan umum.
Selain itu, partai politik besar juga memiliki lebih banyak sumber daya dan dukungan finansial untuk memobilisasi basis dukungan mereka. Sementara partai politik kecil cenderung menghadapi tantangan dalam hal mendapatkan dukungan finansial dan infrastruktur yang memadai untuk memenangkan pemilihan.
Namun perlu diingat bahwa sistem pemilu tertutup bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi keberhasilan partai politik kecil. Ada juga faktor-faktor lain seperti dukungan publik, popularitas calon, dan kampanye strategi yang dapat memainkan peran penting dalam keberhasilan partai politik kecil dalam pemilihan umum.
Dalam rangka mendorong keberagaman politik, beberapa negara telah memperkenalkan sistem pemilu terbuka di mana pemilih dapat memilih calon dari partai apa pun dalam pemilihan umum. Sistem ini dapat membantu memperkuat partai politik kecil dan meningkatkan representasi politik yang lebih luas dan beragam.
Partai politik DPR berkurang
Jika Pemilu 2024 menggunakan proporsional tertutup, maka jumlah partai politik DPR akan semakin sedikit. Jika kita merujuk rataan dari berbagai hasil survei elektabilitas, maka hanya ada tujuh partai yang bisa melampaui ambang batas parlemen 4% untuk masuk DPR. Rataan elektabilitas ini berasal dari 5 Lembaga Survei (Akhir 2022): Charta Politika (12), SMRC (12), Indikator (12), Lembaga Survei Indonesia (8), Poltracking (11).
Tujuh partai DPR 2024 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Nasional Demokrat (Nas-Dem). Elektabilitas tiap partai ini yaitu PDIP 24,4%, Gerindra 10,9%, Golkar 10,2%, Demokrat 8,8%, PKB 7,4%, PKS 6,1%, dan Nas-Dem 4,1%.
Sistem pemilu terbuka dan tertutup adalah dua sistem yang berbeda dalam pelaksanaan pemilu umum. Berikut adalah penjelasan singkat tentang perbedaan antara sistem pemilu terbuka dan tertutup:
Sistem Pemilu Terbuka
Dalam sistem pemilu terbuka, pemilih bebas memilih kandidat dari partai politik mana pun yang mereka inginkan. Pemilih dapat memberikan suara untuk kandidat dari partai yang berbeda atau bahkan kandidat independen tanpa harus menjadi anggota partai politik tertentu. Dalam sistem ini, partai politik mengadakan pemilihan internal untuk menentukan siapa yang akan menjadi kandidat mereka untuk pemilihan umum. Pemilih kemudian memilih antara kandidat yang telah ditentukan oleh partai politik tersebut.
Sistem Pemilu Tertutup
Dalam sistem pemilu tertutup, hanya anggota partai politik yang dapat memilih calon yang akan mewakili partai tersebut dalam pemilihan umum. Pemilih hanya dapat memberikan suara untuk kandidat dari partai politik yang menjadi anggotanya. Dalam sistem ini, partai politik mengadakan pemilihan internal untuk menentukan siapa yang akan menjadi kandidat mereka untuk pemilihan umum. Hanya anggota partai politik yang dapat memberikan suara dalam pemilihan internal ini.
Perbedaan utama antara kedua sistem ini terletak pada pemilihan pemilih. Dalam sistem pemilu terbuka, semua pemilih dapat memilih calon tanpa harus menjadi anggota partai politik tertentu. Sedangkan dalam sistem pemilu tertutup, hanya anggota partai politik yang dapat memilih calon yang akan mewakili partai tersebut dalam pemilihan umum.
Berikut ini adalah dampak positif dan negatif dari masing-masing jenis sistem tersebut. Sistem pemilihan umum dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sistem pemilihan umum tertutup dan terbuka.
Sistem Pemilihan Umum Tertutup
Dampak Positif
A. Sistem ini mendorong partai politik untuk membangun basis produksi yang kuat dan solid.
Dalam sistem ini, hanya anggota partai yang dapat memberikan suara dalam pemilihan umum internal partai. Dengan demikian, anggota partai memiliki kontrol yang lebih besar terhadap partainya.
B. Sistem ini dapat menghindari intervensi atau pengaruh dari pihak luar yang tidak memiliki kepentingan yang sama dengan partai politik.
Dampak Negatif
A. Sistem ini dapat mengurangi partisipasi publik dalam pemilihan umum, karena hanya anggota partai yang dapat memberikan suara.
B. Sistem ini juga dapat memperkuat kekuatan elite partai politik, karena anggota partai yang memiliki kekuatan politik yang lebih besar daripada pemilih biasa.
C. Sistem ini juga dapat menyebabkan terjadinya kecurangan dalam pemilihan internal partai umum, karena hanya anggota partai yang terlibat dalam proses pemilihan.
Sistem Pemilihan Umum Terbuka
Dampak Positif
A. Sistem ini dapat meningkatkan partisipasi publik dalam pemilihan umum, karena semua pemilih yang memenuhi syarat dapat memberikan suara.
B. Sistem ini juga dapat meningkatkan akuntabilitas partai politik kepada pemilih, karena partai politik harus memperhatikan preferensi pemilih untuk memenangkan suara.
C. Sistem ini dapat mendorong politik partai untuk lebih inklusif dalam merekrut kandidat.
Dampak Negatif
A. Sistem ini dapat memicu perilaku pragmatis dari pemilih, di mana pemilih memilih kandidat berdasarkan pertimbangan yang kurang substansial seperti popularitas atau kekayaan kandidat.
B. Sistem ini juga dapat memperlemah kekuatan partai politik dan membuat partai politik lebih rentan terhadap intervensi atau pengaruh dari pihak luar yang tidak memiliki kepentingan yang sama dengan partai politik.
C. Sistem ini juga dapat menyebabkan terjadinya perpecahan di dalam partai politik karena terdapat banyak kandidat yang muncul dari dalam dan luar partai.
Secara keseluruhan, baik sistem pemilihan umum tertutup maupun terbuka memiliki dampak positif dan negatifnya masing-masing. Namun, keberhasilan sistem pemilihan umum tergantung pada seberapa baik sistem tersebut diimplementasikan dan dijalankan oleh pihak terkait.
Dirangkum dari berbagai sumber
Penulis: Anasril A
Editor: Freddy W