Autokritik Tipikal Jurnalis Ego Sentris?#
Wartawan diatur preman apalagi banyak orang wartawannya, tidak punya dokumentasi apa yang mau diwartakan dalam bentuk dokumen.
Haram hukumnya wartawan tidak punya dokumentasi apalagi wartawan rombongan.
Wartawan takut intimidasi preman, bagaimana keberanian menyuarakan ketidakadilan preman berdasi (Elite Politik dan Kekuasaan) menipu dan membohongi rakyat?
Coba melihat militansi jurnalis ketika diancam preman di pantai wisata teluk betung membungkam jurnalis tidak melawan ketidakadilan.
https://www.satujuang.com/wartawan-diancam-saat-meliput-peristiwa-penganiayaan-di-pantai-wisata-teluk-bakung/
Senjata wartawan yaitu kamera foto, video HP dll. maaf cek lagi Uji Kompetensi Wartawan itu Asli atau KW.
Paham tidak fungsi jurnalis “melawan” ketidakadilan”
Apa bekal militan yang diberikan PWI, SMSI, JMSI, AMBO, AJI dan organisasi Pers lain di Bengkulu, kepada jurnalis melawan ketidakadilan? Apakah UKW lebih berfungsi untuk MoU di Kominfo saja. UKW tidak berfungsi saat melawan preman?
Maaf saja, Jurnalis paling lemah spirit korps, kalah sama TNI dan Mafia. Wartawan kalau duit dari Kominfo sudah pasti musuhan tidak ada rasa persaudaraan. Kalau terancam minta dikasihani, tuntut persaudaraan jurnalis.
Ini tipikal Wartawan Ego Sentris. Baca apakah ada kesadaran kesetiakawan jurnalis di Bengkulu? https://wordpers.id/menuntut-spirit-kesetiakawanan-jurnalis-bengkulu-kritisi-pemda/
Saya dan anda pun ketika lupa diri terbuai dengan uang, akan lupa fungsi utama UKW dan filosofi UU Pers. UKW dan UU Pers yang dikejar jurnalis cenderung selalu melayani dan berhamba kepada UUD “Ujung Ujungnya Duit.
Penulis: Freddy Watania, Jurnalis Senior dan Pengamat Kebijakan Publik Word Pers Indonesia.