Tulungagung, Wordpers.id – Bupati Tulungagung, Jawa Timur, Gatut Sunu Wibowo menegaskan pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi Ulur-Ulur Telaga Buret sebagai bagian dari kekayaan budaya lokal. Tradisi yang digelar di Desa Sawo, Kecamatan Campurdarat ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2020.
Pernyataan tersebut disampaikan Gatut Sunu saat menghadiri langsung prosesi adat Ulur-Ulur yang digelar di pelataran Telaga Buret pada Jumat (9/5/2025).
“Tradisi ini adalah bentuk kearifan lokal yang harus dijaga. Pemerintah Kabupaten Tulungagung akan senantiasa mendukung terselenggaranya kegiatan ini, baik secara moril maupun materil,” ujar Gatut Sunu dalam sambutannya.
Ungkapan Syukur atas Karunia Alam
Tradisi Ulur-Ulur merupakan bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap limpahan air yang mengalir tanpa henti dari Telaga Buret, yang menjadi sumber pengairan utama bagi lahan pertanian di wilayah sekitarnya. Upacara ini digelar oleh masyarakat kasepuhan Sendang Tirto Mulyo bersama warga dari Desa Sawo, Gedangan, Ngentrong, dan Gamping.
“Ini adalah cara kami menghormati karunia Tuhan berupa air yang tak pernah berhenti mengalir dari Telaga Buret. Tradisi ini mencerminkan ikatan kuat masyarakat dengan alam,” kata Gatut Sunu.
Dalam prosesi adat tersebut, dilakukan sejumlah ritual seperti pengambilan air telaga secara simbolis, penyampaian sesaji, serta kirab budaya oleh masyarakat setempat.
Dihadiri Pejabat Daerah dan Kementerian
Selain Bupati, acara ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Ahmad Baharudin, Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung Aris Wahyudiono, Camat Campurdarat Tri Wantoro, serta unsur Forkopimcam lainnya. Istimewanya, tahun ini prosesi Ulur-Ulur juga disaksikan langsung oleh perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Gatut Sunu menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh panitia dan elemen masyarakat yang turut menyukseskan acara ini. Ia berharap, semangat gotong royong dalam menjaga tradisi ini terus ditanamkan kepada generasi penerus.
“Semoga tradisi ini terus lestari, dan semangat kebersamaan ini tetap hidup dalam masyarakat kita,” ujarnya.
Tradisi Ulur-Ulur Telaga Buret tak hanya menjadi simbol budaya dan kepercayaan masyarakat terhadap sumber daya alam, tetapi juga bagian dari identitas budaya Tulungagung yang berpotensi mendukung sektor pariwisata daerah.