Kota Bengkulu, Word Pers Indonesia – Libur panjang yang diiringi dengan kecenderungan masyarakat melakukan perjalanan disinyalir menjadi pemicu lonjakan kasus Covid-19, sebab perjalanan libur panjang kerap diiringi penurunan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
Selain itu peningkatan aktivitas perjalanan akan menciptakan kerumunan dan kepatuhan protokol kesehatan (3 M) akan turut berkurang.
Ketua Komisi 1 DPRD Kota Bengkulu Zulkarnain Teuku dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi 1 bersama Dinas Kesehatan mengkhawatirkan pasien covid-19 akan datang secara bersamaan ke Rumah Sakit dalam jumlah yang besar usai libur lebaran, Rabu (24/5/2021).
“Kapasitas tempat tidur RSHD kan terbatas. Saya khawatir Rumah Sakit kita kewalahan sehingga tidak bisa menangani secara maksimal,” ujar Politisi PAN ini.
Teuku melanjutkan Pemda perlu melakukan upaya antisipasi untuk mencegah penularan agar tidak meluas. Selain itu perlu juga dilakukan upaya preventif lain secara paralel demi meminimalisir peluang penularan covid-19.
Menanggapi hal tersebut Kepala Dinkes Kota Bengkulu, Susilawati mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya antisipasi peningkatan lonjakan covid-19 pasca lebaran, diantaranya optimalisasi vaksinasi massal, peningkatan kapasitas petugas survailans dalam pengendalian penyebaran covid-19, penguatan satgas penanggulangan covid-19 hingga upaya pemberlakuan PPKM mikro tingkat kelurahan.
Dikatakan Susilawati, untuk vaksinasi massal terbagi menjadi beberap sektor.
Di sektor tenaga kesehatan, vaksinasi telah mencapai 93,71 persen, sementara di sektor pelayanan publik sudah mencapai 66,05 persen, sedangkan untuk Lansia baru mencapai 15,52 persen.
Kendala yang dihadapi Dinkes untuk menuntaskan vaksinasi terhadap Lansia umnya disebabkan karena ketiadaan pendamping Lansia.
“Ketiadaan pendamping Lansia dan akses transportasi yang sulit yang kemudian menghambat para Lansia ini memperoleh vaksinasi,” lanjutnya.
Di akhir RDP, Teuku mengingatkan Dinkes untuk memaksimalkan anggaran refocussing untuk penanganan covid-19.
Menurut Teuku jangan sampai ada alasan minimnya anggaran sehingga menyebabkan Dinkes tidak optimal dalam menangani penyebaran covid-19 yang masih terus terjadi.