Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini Dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

 

ARTIKEL PAUD

 Oleh: Ani Wijayani

Penulis adalah Seorang Guru TK/Paud Terpadu Tunas Harapan di Desa Tanjung Jaya Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko, lahir di Semarang 17 Juni 1977

JUDUL:

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
(PAUD) DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

PENDAHULUAN

          Masa usia dini adalah masa dimana perkembangan anak mencapai suatu tahap yang sangat tinggi. Masa ini disebut sebagai masa usia emas dimana semua stimulasi yang diberikan kepada anak tersebut akan diserapnya dengan baik dan akan berpengaruh pada masa selanjutnya.

          Masa usia emas (golden age) adalah perkembangan anak terjadi saat pra-sekolah dimana 80% perkembangan kognitif sudah sampai pada masa ini. Perkembangan kognitif ini mengharuskan anak tersebut mendapatkan stimulasi yang optimal dari orang terdekatnya yaitu orang tua, keluarga, dan lingkungannya. Adapun PAUD yang diberikan harus yang efektif dan efisien sehingga bermanfaat untuk membangun struktur perkembangan kognitif anak saat memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

          Dari awal anak lahir sampai usia 3 tahun saraf sensoris dan daya pikir anak sudah mengalami perkembangan dan bisa digunakan untuk menyimpan semua kepekaan anak tentang bahasa mulai tumbuh dan anak sudah mulai mengembangkan bahasanya. Anak tersebut akan mulai untuk berbicara dengan orang-orang sekitarnya dan mulai mengasah vokalnya .

Hasil studi neurologi (cabang ilmu kedokteran yang menangani pada sistem saraf) mengatakan bahwa perkembangan kognitif seorang anak sudah mencapai 50% ketika anak tersebut berumur 4 tahun, 80% ketika anak sudah berumur 8 tahun dan mencapai 100% saat seorang anak sudah berumur 18 tahun. Hasil studi tersebut membuat pendapat para ahli semakin kuat tentang perkembangan kognitif seorang anak sudah dimulai pada usia golden age yaitu usia emas dimana daya serap atau daya tampung ingatan seorang anak pada usia dini sudah mengalami perkembangan. Oleh karena itu, masa usia emas ini tidak boleh disalahgunakan oleh orangtua dan lingkungan sebagai faktor utama pemberian stimulasi kepada anak usia dini karena masa usia emas hanya datang sekali dalam seumur hidup manusia.

Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa anggapan pendidikan yang dimulai setelah usia SD tidaklah tepat. Pendidikan harus dimulai sejak usia dini supaya pembentukan sikap dan karakter serta perkembangan kognitif anak tersebut dapat diasah dengan baik melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) secara umum adalah anak yang berumur 0-8 tahun dalam konteks internasional dan berumur 0-6 tahun dalam konteks nasional. Anak usia dini adalah anak yang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat melebibi pertumbuhan usia lain. Anak usia dini identik dengan fase bermain. Dimana semua aktivitas anak tersebut harus diberi stimulasi yang baik supaya kedepannya anak tersebut menjadi pribadi yang baik. Untuk itu, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat diperlukan untuk masa sekarang ini terutama untuk mengembangkan kognitif anak sehingga bisa dimanfaatkan secara maksimal kedepannya.

 MASA PERKEMBANGAN ANAK

  1. Masa Usia Emas (golden age)

          Masa usia emas (golden age) adalah masa yang sangat penting bagi seorang anak didalam kehidupannya dalam rangka untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa usia emas ini, pembentukan sistem saraf sudah mulai terjadi. Sel-sel saraf pada masa ini sudah mulai terhubung satu dengan lainnya. Karena hubungan dari sistem saraf itu, maka kualitas dan kuantitas yang dihasilkan berupa perkembangan kecerdasan anak.

          Berbagai penelitian mengatakan bahwa masa usia dini adalah masa usia emas atau golden age, dimana perkembangan otak anak berkembang dengan pesat karena tercipta bermiliar-miliar sel saraf otak. Masa ini juga disebut sebagai masa daya serap manusia seperti spons yang siap menyerap semua yang dirangsang dan lingkungannya. Oleh karena itu dibutuhkan stimulasi yang multi channel beragam variasi rangsangan, entah itu suara, gerak, gambar, bentuk dan warna.

          Sejak lahir hingga usia 4 tahun pada otak anak telah terbentuk sebanyak 50% kecerdasan manusia dari keseluruhan pertumbuhan manusia. Kemudian antara usia 4 sampai dengan 8 tahun, pertumbuhan otak manusia semakin meningkat sebanyak 30% lagi sehingga mencapai 80%.ini berarti masa emas yang apabila tidak dimanfaatkan oleh orangtua, guru serta orang terdekat anak dengan baik, maka pertumbuhan otak akan sia-sia sendirinya. Hal itu disebabkan karena semakin kompleksnya sel otak anak, maka daya penyerapannya semakin kuat, maka stimulasi juga hanus semakin bermakna dan berpengaruh penting terhadap perkembangan anak.

          Masa usia emas dapat dikatakan masa yang sangat penting bagi perkembangan AUD khususnya bagi penerimaan stimulasi dan perlakuan dan lingkungan hidupnya. Masa ini juga bisa disebut sebagai masa kritis dimana stimulasi yang diberikan harus sesuai dengan masa perkembangannya dan diatur sedemikian rupa sehingga tingkat kemampuan kognitif anak dalam memahami stimulasi tersebut bisa diterjemahkan saraf otaknya dengan baik.

  1. Perkembangan Kognitif

          Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih pesat dan fundamental dari tingkat kehidupan lainnya. Dimana perkembangan berproses menuju kearah yang lebih sempurna. Oleh karena itu, kualitas perkembangan anak dimasa depannya sangat ditentukan oleh stimulasi yang diperolehnya sejak dini.

          Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara seorang anak berpikir dan memecahkan persoalan didalam kehidupannya, misalnya saat bermain. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalahnya dapat dijadikan sebagai tolak ukur tingkat kecerdasannya. Pandangan aliran behaviorisme mengatakan bahwa pertumbuhan kecerdasan melalui terhimpunnya informasi yang diperoleh anak semakin bertambah. Sedangkan aliran developmentalis mengatakan kecerdasan anak terhimpun karena pengaruh anak tersebut dengan lingkungannya. Perkembangan kognitif dinyatakan sebagai pertumbuhan untuk merancang, mengingat dan mencari penyelesaian dari semua permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak tersebut (Patmodewo:2003).

          Jean Piaget memandang kecerdasan anak secara biologis yaitu anak tersebut berusaha untuk mencari suatu pengetahuan dengan cara melakukan suatu eksperimen terhadap dunia tentang apa yang terjadi didalamnya dan menyimpulkan sendiri hasil eksperimen tersebut. Hasil eksperimen tersebut membuat kecerdasan seorang anak tumbuh dengan pesat dibandingkan dengan anak yang tidak melakukan eksperimen ketika ingin mengetahui sesuatu. Perkembangan kognitif menandai dengan cara melihat minat dan keseriusan anak untuk belajar dan mendapatkan ide-ide baru dari belajar tersebut.

          Perkembangan kognitif dapat diasah dalam suatu wadah yang membuat anak tersebut bisa mendapatkan stimulasi yang bisa meningkatkan kecerdasannya serta dia bisa melakukan eksperimen ketika ingin mengetahui suatu ilmu yang belum diperolehnya dari stimulasi yang diberikan oleh orang terdekat. Wadah tersebut adalah sebuah instansi pendidikan yang didalamnya terjadi pemberian stimulasi dari pendidik dan orang-orang sekitar serta lingkungan yang bisa dijadikan sumber eksperimen untuk anak mendapatkan pengetahuan yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

  1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

          Anak usia dini menurut Nasional Assosiation in Education for Young Children (NAEYC) adalah anak yang berada pada rentang usia sejak lahir hingga umur 8 tahun. Anak usia dini mempunyai potensi genetik sejak lahir yang perlu dikembangkan melalui pemberian beberapa stimulus disetiap aktivitasnya. Pembentukan perkembangan anak untuk tahap selanjutnya sangat ditentukan path periode ini. Oleh karena itu, untuk membentuk anak yang mempunyai perkembangan yang relevan dengan usia perkembangannya, maka pemerintah menggalakkan pendidikan untuk anak usia dini yang dinamakan dengan PAUD.

          Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14, menjelaskan bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak dia lahir sampai dengan usia enam tahun melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya.

          Dari pengertian diatas, maka dapat dikatakan bahwa PAUD bertujuan untuk memberikan stimulus kepada anak usia dini baik secara perkembangan fisik yaitu motorik kasar maupun motorik halus, perkembangan kecerdasan yaitu daya pikir, daya cipta, kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional serta perkembangan bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan usia perkembangan anak.

          Pendidikan secara umumnya di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta membentuk generasi muda yang mengikuti pendidikan tersebut berakhlak mulia. Sedangkan tujuan PAUD adalah:

  1. Tujuan utamanya yaitu membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal didalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan dimasa yang akan mendatang.
  2. Tujuan pendidikan yaitu untuk membantu menyiapkan anak untuk membantu kesiapan belajar akademi kepada jenjang pendidikan selanjutnya.

          Dari tujuan PAUD yang kedua dapat dijelaskan bahwa PAUD bertujuan membantu perkembangan kognitif anak usia dini sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar yaitu SD atau setingkat dengannya. Oleh karena itu semua aspek perkembangan kognitif yang dimiliki anak pada saat memasuki PAUD akan diberikan stimulus untuk mengembangkannya supaya tepat guna. Potensi yang dimilikinya akan berkembang dengan pesat.

          PAUD juga membuat anak lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru apabila dia sesudah di jenjang PAUD memasuki pendidikan dasar. Hal itu disebabkan oleh anak sudah sering beradaptasi dengan lingkungan selain keluarganya selama di PAUD. Akan berbeda dengan anak yang tidak dimasukkan kedalam PAUD, dia cenderung akan sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya karena belum terbiasa.

          Pelaksanaan PAUD lebih efektif bermanfaat untuk perkembangan dasar-dasar pengetahuan alam anak, matematika dan bahasa baik bahasa lisan maupun membaca dan menulis. Selain itu PAUD juga efektif untuk memotivasi anak untuk memikirkan dan menemukan jawaban yang benar dalam mengatasi suatu konflik yang sedang dia hadapi. Pendidikan anak usia dini juga memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan berbagai kegiatan sehingga dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya (Apriani :2009).

          Jika perkembangan kognitif pada anak usia dini terhambat, maka akan berakibat kepada kualitas manusia dewasa yang rendah. Manusia yang berkualitas adalah manusia yang tinggi kecerdasan kognitifnya. Untuk mendapatkan perkembangan kognitif yang baik, maka anak sejak usia 0-6 tahun harus diberi stimulus yang baik mengenai aspek kognitifnya karena pada rentang usia tersebut pertumbuhan dan perkembangan otak anak sangat pesat. Pertumbuhan dan perkembangan otak anak tersebut akan berpengaruh kepada kecerdasan kognitifnya. Itu dikarenakan kecerdasan kognitif merupakan pertumbuhan dan pematangan semua jenis proses berpikir termasuk menerima, mengingat, penyelesaian masalah, penggambaran dan pertimbangan.

KESIMPULAN

          Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun dalam konteks nasional dan berusia dan 0-8 tahun dalam konteks internasional. Anak usia dini disebut sebagai masa usia emas (golden age) dimana semua stimulus atau rangsangan yang diberikan kepadanya langsung diserapnya dengan cepat. Oleh karena itu anak usia dini harus diberikan stimulus yang baik untuk membuat masa dewasanya juga baik.

          Untuk mengembangkan kecerdasan kognitif AUD, maka anak harus diberikan pendidikan yang sesuai dengan usia perkembangannya yaitu melalui pendidikan anak usia dini atau PAUD. Hal itu dikarenakan PAUD akan membentuk serta mengembangkan semua potensi genetik anak yang dibawanya sejak lahir serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak tersebut dengan cara memberikan rangsangan yang sesuai dengan usia perkembangannya sehingga akan bermanfaat untuk jenjang pendidikan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
Khadijah. 2016. Pengembangan Kognitf Anak Usia Dini. Medan: Perdana Publishing.
Patnomodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Apriani, R. 2009. Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Perkembangan Kognitif pada Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang. E-journal program studi keperawatan TJNDIP.
Cristina, Ageten Ega dkk. 2017. Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini dengan Perkembangan Kognitif Anak Prasekolah di Desa Pakuweru Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan. c-journal keperawatan volume 5 nomor 2 Universitas Sam Ratulangi.