Wordpers.id, Kota Bengkulu – Imbauan pemerintah untuk menahan kegiatan sosial dan membatasi aktivitas warga di luar rumah, berdampak terhadap pendapatan sopir angkot di berbagai wilayah. Termasuk di Kota Bengkulu, ratusan sopir angkot mengalami penurunan penumpang.
Penurunan penumpang angkot ini dialami berbagai trayek perjalanan dalam kota. Seperti yang dirasakan Muhlizar (58). Angkot warna kuning yang ia bawa, kini sulit mendapatkan ‘hasil’ untuk ia bawa pulang. Hal itu ia alami sejak pertengahan Maret lalu.
“Kini anak sekolah libur, carteran ibu-ibu rebana idak ado sama sekali. Kan kito sedang dibatasi kumpul-kumpul, jadi cak mano lagi,” kata Muhlizar, Minggu, (12/04/2020) di pangkalan angkot kawasan Pasar Barokoto Kota Bengkulu.
Beberapa hari, dia memilih berdiam di rumah sambil berharap suasana kembali pulih. Terkadang, dirinya berkeliling mencari penumpang meskipun hanya cukup untuk mengisi bahan bakar.
“Hari ini narik dapat 30 ribu, kito belikan minyak. Nyaris dak ado lagi untuk bawa balik ke rumah. Cak mano kawan yang angkotnyo masih harus stor ?,” ucapnya tetap bersyukur.
Tak jauh berbeda, Sofyan (63) rekan satu trayek dengan Muhlizar juga menceritakan sepinya penumpang. Kawasan pasar pun, saat ini tak seramai pekan-pekan sebelum musim Corona. Dirinya, dapat keringanan dari pemilik angkot.
“Jangankan 100 ribu, 50 ribu saja kini susah. Sepi soalnya. Tapi stornya semampunya. Karena kondisi seperti saat ini semuanya paham,” cerita Sofyan yang bersyukur hari ini mendapat bantuan beras dari Gubernur Bengkulu.
Menurut Sopyan, bantuan sembako dari pemerintah sangat bermanfaat untuk dirinya dan juga rekan-rekannya. Setidaknya, kebutuhan dasar untuk keluarga telah tertolong.
“Sopir angkot seperti kami, diperhatikan karena kata gubernur tadi merupakan pekerjaan yang terdampak. Benar nian itu, karena drastis dan memang sepi (penumpang. red),” ujar Sopyan usai menerima beras yang disalurkan Pemprov Bengkulu melalui dinas sosial.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Rohidin yang menyambangi pangkalan menyampaikan motivasi. Menurutnya, pandemi virus yang saat ini dialami di Indonesia dan terkhusus di Bengkulu, akan berakhir. Sehingga aktivitas masyarakat akan berjalan normal kembali.
“Wabah ini menjadi persoalan dunia, tidak hanya kita di Indonesia atau cuma di Bengkulu. Covid-19 ini tidak boleh diremehkan, tak boleh dianggap sepele. Tapi jangan juga kita takuti berlebihan,” wanti-wanti Gubernur Rohidin.
Kasus COVID-19 di Bengkulu, kata gubernur, telah ditangani tim gugus tugas daerah. Dengan semangat kebersamaan dan kepatuhan masyarakat, wabah virus corona akan bisa dikendalikan.
Selain sisi medis, lanjut Rohidin, pemerintah juga meluncurkan berbagai kebijakan bagi masyarakat terdampak. Baik sisi sosial, maupun ekonomi.
“Yang terdampak langsung, artinyo yang terinfeksi, pemerintah tangani langsung dari pengobatan, hingga kondisi terburuknya pemakanam. Yang terdampak tak langsung, seperti kawan-kawan kita sopir angkot, yang usaha kantin sekolah, pelaku usaha di tempat wisata dan sebagainya, pemerintah berikan bantuan sosial,” papar Rohidin.
Untuk itu, dirinya meminta masyarakat untuk patuh imbauan pemerintah tentang pencegahan penyebaran. Dirinya menjamin, negara hadir dalam persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Melawan Covid-19, perlu kebersamaan dan kepedulian serta kedisiplinan seluruh lapisan masyarakat.
“Kita saling kuatkan satu sama lain, meski kita berjarak dan tidak bersalaman, tapi rasa kebersamaan ini harus makin kuat. Insya Allah kita bisa lalui masa sulit ini dan kembali normal seperti sedia kala,” demikian motivasi Rohidin.
Untuk diketahui, pembatasan aktivitas masyarakat dilakukan pemerintah untuk mengendalikan penyebaran COVID-19. Imbauan pemerintah juga diperkuat Maklumat Kapolri, agar masyarakat tidak berkerumun. Pemprov Bengkulu juga menggandeng tokoh masyarakat untuk menyosialisasikan imbauan-imbauan protokol kesehatan.
Sejak pertengahan Maret lalu, aktivitas belajar sekolah dan perguruan tinggi dipindahkan ke rumah. Begitu juga dengan aktivitas perkantoran diterapkan Work From Home. Termasuk kegiatan peribadatan, pemerintah menganjurkan untuk tetap ibadah namun dilakukan di rumah.