Oleh : Ani Wijayani
Sejak Kasus pertama diumumkannya Pandemi Virus Corona (Covid-19) Di Indonesia Pada awal Maret 2020 dan seiring berjalannya gugus tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia untuk mengkoordinasikan kegiatan antar lembaga dalam upaya mencegah dan menanggulangi dampak penyakit corona virus, sesuai dengan Surat Edaran no.6 tahun 2020 tentang Status Keadaan Darurat Bencana Pandemi Covid-19 sebagai bencana nasional. Oleh sebab itu pemerintah memutuskan bahwa belajar mengajar dilakukan dirumah, Begitu juga Dengan pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
Berdasarkan Surat Edaran Mendikbud no.4 tahun 2020 yang diperkuat dengan Surat Edaran Sekretaris Jenderal no.15 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan BDR (Belajar Dari Rumah) untuk pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan pendidikan selama darurat covid-19.
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak-anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut (UU no.20 tahun 2003).
Untuk mendukung Pembelajaran Pada masa pandemi COVID-19 bagi pendidikan anak usia Dini (PAUD) maka guru harus siap dengan strategi yang tepat agar anak tetap dapat melakukan kegiatan belajar dari rumah. Pembelajaran dengan menggunakan sistem daring ataupun sistem online ini masih mengalami banyak kendala dalam pembelajaran Khususnya pada pendidikan anak usia dini dalam hal ini orang tua harus Harus ada kerja sama yang baik antara Guru dengan orang tua peserta didik, dan siap mengawal dan membantu proses kegiatan belajar anak di rumah. selain itu dalam pembelajaran Masa pandemi ini Orang tua juga harus kenal dengan Teknologi seperti mampu menggunakan Aplikasi Whatshaap dan Group kelas sebagai sarana pendukung untuk kegiatan belajar agar dapat terlaksana dengan optimal namun tidak semua anak bisa mengikuti pembelajaran daring karena terkendala Faktor di antaranya tidak semua wali murid mempunyai HP android dan mempunyai paket data yang selalu siap untuk mengikuti pembelajaran.
Tak lepas dari itu Guru juga menggunakan Strategi Luring karena pembelajaran Daring yang mengalami banyak kendala maka harus di cari pemecahannya. Maka dengan pembelajaran Luring dari rumah ke rumah. Metode ini di harapkan menjadi menjadi metode yang menutup kekurang metode daring. Metode Luring dapat di lakukan dengan Siswa datang ke rumah guru atau guru datang berkunjung ke rumah siswa untuk memberikan materi pembelajaran yang efektif kognitif dan motorik anak. Guru memberikan cetakan tugas yang nantinya di kumpulkan kepada pendidik pada akhir pembelajaran. Pembelajaran Dari rumah ke rumah dengan mengedepan protokol kesehatan dengan Menyediakan tempat cuci tangan, Menyiapkan Handsanitizer dan selalu menggunakan masker dan jumlah anak pun dibatasi sebanyak 5 sampai dengan 6 orang dalam satu kelompok. Selain itu guru juga menggunakan media variatif dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi pendidikan anak usia dini.
Menurut pandangan orang tua siswa, guru sudah sangat kreatif dalam proses pembelajarannya, karena setiap pertemuan guru selalu memotivasi anak agar giat belajar, kemudian mengarahkan anak untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Mau tidak mau, suka atau tidak, semua pihak mulai guru, orang tua, dan murid harus siap menjalani kehidupan baru (new normal) lewat pendekatan belajar menggunakan teknologi informasi dan media elektronik agar proses pengajaran dapat berlangsung dengan baik. Pada konteks yang lain, semua pihak diharapkan tetap bisa optimal menjalankan peran barunya dalam proses belajar mengajar dimasa pandemi ini.
Penulis adalah Seorang Guru TK/Paud Terpadu Tunas Harapan di Desa Tanjung Jaya Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko, lahir di Semarang 17 Juni 1977