Bengkulu, Wordpers Indonesia – Apa jadinya di satu lembah yang terkurung perbukitan hijau diselimuti aroma belerang dan asap putih? Napas sesak dan terpesona!
Itulah gambaran ketika penulis dan rombongan yang terdiri dari youtuber chanel ‘Bung Koni’, ‘ ‘ ‘UKU JANG’, admin akun instagram ‘knowing_bengkulu’ dan ‘candidbengkulu’ beserta kelompok mahasiswa Universitas Bengkulu dan Unihaz, berada di Kawah Putih Bukit Hitam yang ada di desa Air Sempiang, Kabawetan, Kepahiang.
Wilayah ini masih masuk dalam kawasan hutan lindung Bukit Kaba
Menurut cerita masyarakat, tempat ini masih sangat kuat aura mistiknya. Ditandai dengan adanya beberapa kali orang membayar nazar, bahkan ada yang datang dari luar Kepagiang.
Beberapa kejadian hilangnya pengunjung dan ditemukan beberapa saat kemudian di lokasi setelah dicari melalui proses beberapa ritual, menambah kuatnya aura mistis tempat yang indah ini.
Kawah yang didominasi oleh warna putih adalah salah satu rangkaian aset wisata Bukit Hitam yang mulai dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pesona Air Sempiang Sejahtera yang diketuai saudara Bayu sejak 1 tahun lalu dan didukung penuh oleh kepala desa, pak Mugianto serta masyarakat sekitar.
Dengan jarak sekitar 2 km dari post penjagaan dan bisa ditempuh sekitar 2 jam berjalan kaki di jalan setapak milik masyarakat, destinasi ini ideal bagi wisata minat khusus. Setelah melewati perkebunan kopi penduduk, penikmat alam langsung dilindungi dari terik matahari oleh kanopi hutan khas tropis.
Dari post, langkah langsung dipaksa untuk menanjak, tanpa diberi sedikit pemanasan. Tebing dengan kemiringan sekitar 35 derajat akan kita lalui sekitar setengah jam. Setelah itu nafas bisa sedikit lega sekitar 10 menit karena jalan agak landai. Selanjutnya kita terus dipaksa untuk melangkah menaklukkan tebing yang lumayan curam pada beberapa titik.
Lumut-lumut tebal menempel di batang-batang pohon adalah pemandangan umum sepanjang jalan. Simponi alam dari burung-burung dan jangkrik merupakan asupan untuk pendengaran. Teriakan mamalia jenis siamang menggema begitu langkah mulai dekat ke kawasan kawah.
Sebelum masuk hutan, calon pengunjung disarankan untuk menggunakan pakaian panjang dan melumuri sepatu, kaki, tangan dan leher dengan lotion nyamuk. Selain melindungi dari binatang mungil itu juga mencegah makhluk penghisap darah lainnya (pacet) yang lumayan banyak untuk menaiki dan menempel di tubuh.
Walaupun di pinggir jalan dibeberapa tempat ditandai dengan pita merah atau plastik biru, akan lebih baik bagi pengunjung untuk menggunakan guide lokal. Mencegah agar tidak tersesat karena sangat banyak persimpangan.
Di tiga perempat perjalanan aroma belerang sudah mulai tercium. Tanpa sadar langkah mulai dipercepat. Di bibir lembah, mata langsung disuguhi asap mengepul ke udara dari dasar.
Alam memang kaya dan Penciptanya tanpa batas. Setiap tempat memiliki keunikan tersendiri. Bebatuan warna tembaga yang dipengaruhi oleh lingkungannya menguasai warna lembah kawah.
Di beberapa tempat ada lubang berisi air yang mendidih. Lubang-lubang yang berada di tanah yang berwarna keputihan berisi air yang menghitam seperti lumpur mendidih.
Hati-hati melangkah. Tanah ini bukanlah tanah yang solid. Banyak tempat berhembus udara panas dari lubang di antara celah-celah batu.
Yang paling istimewa dari kawah ini adalah dalam satu jalur aliran air memiliki warna yang berbeda. Pada dataran pertama di bawah mata air bebatuan berwarna putih. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh suhu air dan zat kapur ataupun belerang dari dalam tanah.
Setelah bebatuan putih, ada kolam penampungan yang mendidih. Warnanya abu-abu. Aliran dari kolam penampungan berwarna kebiruan.
Di atas aliran air sekitar 1 meter lebih ini ada jembatan kayu untuk menyeberang jika mau naik ke atas bukit batu. Aliran air ini juga mendidih.
Jembatan bagai berada di Spa
Di seberang ‘sungai’ yang menggelegak ada beberapa tempat ditumbuhi lumut hijau di tanah lembab oleh air yang hangat.
Jika jeli, banyak spot foto yang bagus di sini. Setiap sudut menampilkan keunikan masing-masing.
Bagi pengunjung yang mau ngopi, ataupun masak mie instan, tidak perlu menghidupkan api atau membawa kompor. Cukup masukkan air dalam botol ke lubang-lubang yang mendidih. Tunggu sebentar, air dalam botol telah mendidih dan siap dikonsumsi.
Oh, iya, jangan lupa bawa elur mentah. Di lembah kawah putih Bukit Hitam ini kita bisa makan telur yang direbus dengan air khas kawah di sini.
Mau ke sini? Boleh dong… Untuk pengunjung biasa cuma dipatok dengan harga tiket Rp. 5000,- dan jasa penitipan motor hanya Rp. 5000,- dan mobil Rp. 10.000,- permalam. Tidak ada pelayanan khusus untuk jenis wisatawan ini.
Mau pelayanan spesial? Gunakan saja paket ‘Kawah Bukit Hitam’. Cukup membayar Rp 85.000,-/orang (minimal 4 orang), akan mendapatkan pelayanan guide lokal, free penitipan kendaraan, gratis jas hujan, air mineral, makan 1 kali, sudah termasuk tiket masuk dan dapat stiker.
Pengunjung nginap dan mau bikin acara khusus di antara gemuruh suara dari perut bumi? Ada harga tambahan. Untuk api unggun kecil keluarkan uang Rp. 100.000, api unggun besar Rp. 250.000, kambing guling Rp. 1,5 juta/ekor, ikan bakar bumbu desa Rp. 65.000/ekor, ataupun ayam kampung dengan harga Rp. 165.000/ekor. Silahkan pilih sesuai dengan selera.
Jangan lupa gunakan masker di lokasi ini. Uap belerang sangat berbahaya bagi pernapasan.
Tertib dalam mengikuti arahan guide adalah kunci nyamannya perjalanan. Selain itu persiapan kelengkapan perjalanan seperti lotion anti nyamuk, minyak kayu putih (jangan menggunakan balsem, karena akan meninggalkan rasa dingin), kaos kaki, sepatu atau sendal khusus jalur hutan, jaket (parasut lebih baik) , celana panjang dan kaos lengan panjang serta topi, obat-obat yang biasa dikonsumsi dan tentu saja kesiapan mental serta tubuh yang fit.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi nomor 0813-1249-5877 atau 0822-8110-1144. Bisa juga mendapatkan banyak hal di akun FB dan IG “desa_wisata_air_sempiang’.
