Jakarta, WordPers.id – Dua tahun pandemi membuat muram kehidupan mayoritas umat di bumi, tak terkecuali di Indonesia, efeknya menyebabkan kesakitan-kematian bagi banyak orang, fasilitas kesehatan kita yang kolaps karena memamg sistem kesehatan sangat tidak siap untuk sebuah situasi pandemi Covid 19.
Pengetatan pergerakan orang oleh pemerintah lewat PSBB, PPKM sebabkan keterpurukan ekonomi, banyak perusahaan seperti bidang ritel, otomotif, pariwisata, perhotelan, agen travel, transportasi (maskapai penerbangan, transportasi darat) kocar-kacir terdampak pandemi, tak sanggup melanjutkan kelangsungan usahanya, dan merumahkan – memPHK pekerjanya.
Pun pelaku-pelaku UMKM, karena orang banyak tidak kerja, tidak ada penghasilan – tidak punya gaji tetap maka berimbas turun daya beli, produk-produk UMKM jadi tidak laku terserap.
Sektor seni budaya tak luput ikut merasakan pedihnya hidup dalam kesulitan ekonomi karena tsunami pandemi. Sepi order manggung, sepi order pembicara, ngamen semakin sedikit yang ngasih, terhenti semua even dan pameran.
Tapi pandemi jugalah yang mengubah perilaku, karena “dunia baru” ini mungkin tak terpikirkan oleh kita sebelumnya.
Selain membiasakan diri dalam budaya 5M – 3T, sekarang belajar, bekerja, rapat, konser musik, pentas puisi, jualan, pameran seni, forum-forum diskusi dilakukan secara daring/virtual.
Dunia baru ini menjadikan kita mengakrabi zoom, google meet, instagram, youtube, dan aplikasi-aplikasi online shop. Selain itu kita juga dihadapkan pada problem neoliberalisme yang merangsek menyingkirkan politik kebudayaan gotong-royong; memajukan ekonomi kapitalis bukan koperasi. Individualisme yang menjadi roh neoliberalisme, menjadikan Indonesia yang ber-Trisakti menjadi jauh karena terjebak pada semangat individual, yang ujungnya bukan hendak mencari jalan persatuan tetapi perpecahan untuk melemahkan politik kebangsaan. Dalam jangka yang tak lama, kita juga dihadapkan pada momentum politik 2024, yang mau tak mau juga menuntut peran pekerja budaya dan seni.
Menyikapi situasi di atas, terutama momentum politik 2024, Jaker perlu menggabungkan diri dan melibatkan diri pada kerja pembangunan kekuatan politik alternatif. Untuk ini, proposal politik pembangunan Partai Rakyat Adil Makmur, PRIMA, sebagai partai alternatif, bisa dipertimbangkan. Kita tahu partai-partai yang ada sejak reformasi, hanyalah partai elektoral yang memainkan suara rakyat untuk melegitimasi tujuan-tujuan politiknya, yang kini semakin jelas cenderung berpihak pada kekuatan oligarkhis. Justru cita-cita reformasi semakin dikhianati. Politik untuk keadilan dan kemakmuran rakyat semakin ditinggalkan. Hukum semakin menjadi milik jaringan penguasa: koruptor dan anteknya dikurangi hukumannya sementara rakyat dikurangi hak-hak kesejahteraannya. Kita seakan-akan bukan menjadi bangsa yang ber-Trisakti. Padahal Tri Sakti, bahkan sebelum menjadi konsepsi politik Bung Karno, tampak sudah menjadi pemahaman umum perjuangan kemerdekaan Indonesia bila hendak menuju Indonesia Adil dan Makmur. Tri Sakti adalah syarat obyektif menuju Keadilan dan Kemakmuran bagi rakyat Indonesia. Tri Sakti adalah conditio sine qua non bila Republik yang didirikan ingin terus bergerak maju dan melakukan lompatan ke depan. Dengan begitu, Tri Sakti adalah program yang harus dimenangkan dan terus diperkuat sekaligus menjadi strategi kebudayaan yang harus dijalankan: berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam lapangan kebudayaan. Dengan nilai dan semangat gotong royong yang telah mengakar dalam budaya rakyat itulah, kita dapat menyusun kebudayaan nasional yang tangguh dan bermartabat sekaligus terus-menerus memperkuat kedaulatan nasional dan membangun perekonomian nasional yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Dalam kerangka inilah, Jaker perlu melakukan konsolidasi nasional untuk membuat kesimpulan situasi nasional dan kebudayaan, juga merumuskan strategi taktik untuk kerja-kerja organisasi selanjutnya dalam bentuk Kongres. JAKER berkehendak menyelenggarakan kongres virtual bertema: “Perkuat Kepribadian dalam Budaya, Bangun – Gabung Bersama Partai Alternatif”.
Pembukaan dan seluruh rangkaian acara Kongres akan berlangsung secara virtual, diadakan di Jakarta, tanggal 28 dan 29 Agustus 2021. Diikuti oleh perwakilan dari 34 Kota, 17 Propinsi/Kabupaten dari seluruh Indonesia. (*)