Mukomuko, Word pers Indonesia – Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) menggelontorkan dana hibah sebesar Rp3,6 miliar untuk mendukung program Optimalisasi Lahan (Oplah) Non Rawa tahun anggaran 2025 di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Program berbasis padat karya ini menyasar sembilan kelompok penerima, terdiri dari kelompok tani, gabungan kelompok tani (Gapoktan), dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
Namun, pelaksanaan program ini mulai mendapat sorotan dari kalangan pemerhati publik. Sekretaris Jenderal Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Semut Merah), Zulkifli, menegaskan agar pelaksanaan Oplah benar-benar mengikuti kontrak kerja, gambar teknis, volume, dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
“Dana Oplah ini harus dikelola sesuai aturan dan kontrak. Jangan ada penyimpangan. Setiap pekerjaan harus sesuai gambar dan spesifikasi agar manfaatnya maksimal bagi petani,” tegas Zulkifli kepada wartawan di Mukomuko, Rabu (22/10/2025).
Zulkifli menjelaskan, pembangunan irigasi dan optimalisasi lahan pertanian merupakan kunci untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Dengan akses air yang lebih baik, petani bisa meningkatkan produktivitas dan memperluas lahan garapan.
“Manfaat program ini besar sekali. Irigasi yang baik akan membuka akses air untuk lahan pertanian, meningkatkan produksi, dan memperkuat swasembada pangan nasional,” tambahnya.
Ia juga menyebut, program tersebut sejalan dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya pembangunan pertanian berkelanjutan melalui dukungan infrastruktur dari pusat.
“Kami berharap dukungan dari pemerintah pusat terus berlanjut, bukan hanya pada program irigasi, tapi juga pembangunan jalan usaha tani. Dengan infrastruktur memadai, petani Mukomuko bisa lebih mudah berproduksi dan tetap menjadi lumbung padi Bengkulu,” ujar Zulkifli.
Dalam kesempatan itu, Zulkifli menegaskan bahwa LSM Semut Merah akan terus mengawasi jalannya pelaksanaan program Oplah agar tidak disalahgunakan oleh pihak penerima.
“Kami akan memantau setiap pekerjaan kelompok. Semua harus berjalan sesuai prosedur dan kontrak. Jangan sampai ada yang mengejar keuntungan pribadi, karena ini program untuk rakyat,” tutupnya.
Zulkifli berharap pembangunan irigasi dari dana hibah tersebut bisa memberi dampak nyata bagi kesejahteraan petani dan peningkatan hasil panen.
“Kalau dikerjakan dengan baik dan sesuai kontrak, hasilnya pasti akan membantu petani. Itu tujuan utamanya,” singkatnya.
Reporter: Bambang. S
Editor: Anasril