PT Faminglevto Bakti Abadi Coba Hilangkan Bukti Aktifitas Tambang dengan Menimbun

Aktifitas Tambang PT Faminglevto Bakti Abadi

Word Pers Indonesia – Setelah Koalisi Masyarakat menggelar aksi demo menggugat Janji Gubernur Bengkulu, PT Faminglevto Bakti Abadi (FBA) di Kabupaten Seluma terindikasi sedang berupaya menghilangkan bukti adanya aktifitas pertambangan. Hal tersebut menunjukan semakin ruwetnya pihak PT, Terkuak dilapangan pantauan oleh Direktur Walhi didampingi masyarakat setempat.

“Iya benar, Indikasi tersebut berdasarkan pemantauan dilapangan, tambang pasir besi yang diduga ilegal dikelolah oleh PT.FBA, telah mulai menimbun lobang tambang dengan alat berat dan juga akan mengangkut pasir keluar dari lokasi tambang.” Ungkap Direktur Walhi Bengkulu, Abdullah Ibrahim Ritonga, Rabu (06/07/2022).

Bahkan lanjutnya, pengakuan dari pekerja tambang yang di sidak oleh warga, tambang pasir pesir milik perusahaan PT FBA tersebut sudah melakukan proses operasi produksi pasir besi, dan proses penimbunan kembali merupakan proses produksi.

Sementara itu diketahui, kata Abdullah Ibrahim Ritonga setelah melakukan aksi selama dua hari didepan kantor Gubernur (4-5 Juli 2022), Koalisi Rakyat Pesisir Barat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu telah menandatangani berita cara kesepakatan untuk melakukan peninjauan lokasi tambang secara bersama.

Pemprov Bengkulu yang dalam hal ini diwakilkan oleh Plh. Sekretaris Daerah (Setda) yang juga menjabat sebagai Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ir. H. Fachriza, M.M dengan Perwakilan Koalisi Rakyat Pesisir Barat baru akan melaksanakan peninjauan lapangan pada hari kamis tanggal 7 Juli 2022.

“Hal ini semakin memperkuat fakta – fakta bahwa PT FBA telah melakukan aktifitas pertambangan perusahaan tanpa kelengkapan dokumen izin pertambangan dan lingkungan.” Jelas Abdullah Ibrahim Ritonga.

“Kesepakatan antara rakyat, mahasiswa dan Pemprov Bengkulu telah disepelekan oleh PT FBA sehingga tidak ada alasan lagi bagi Gubernur Bengkulu untuk tidak menindak PT FBA sesuai aturan hukum yang berlaku.” Tambah Abdullah Ibrahim Ritonga. (S. Ardianto)