Balai Bahasa Bengkulu Dorong Internasionalisasi Bahasa Indonesia

Bengkulu – Upaya internasionalisasi bahasa Indonesia semakin mendapat dukungan dari berbagai pihak. Anggota Komisi X DPR RI, Dewi Coryati, menegaskan pentingnya menghadirkan tenaga pengajar bahasa Indonesia di kancah global. Menurutnya, kebutuhan terhadap guru bahasa Indonesia di luar negeri sangat tinggi, terutama di berbagai kedutaan besar Republik Indonesia.

‎“Kita ini harus mendukung internasionalisasi bahasa Indonesia. Dari kunjungan kami ke luar negeri, ternyata banyak sekali kedutaan besar yang sangat membutuhkan guru bahasa Indonesia. Masyarakat di sekitarnya sangat ingin belajar bahasa Indonesia,” ujar Dewi dalam kegiatan Diseminasi Program Kebahasaan dan Kesastraan di Ballroom Hotel Mercure, Kota Bengkulu, Selasa (09/9/2025).

‎Dewi menjelaskan, guru yang dikirim ke luar negeri harus memiliki kualifikasi tinggi. Selain menguasai bahasa Indonesia sesuai kaidah yang benar, mereka juga diharapkan mampu memahami bahasa lokal negara tujuan.

‎“Yang pertama tentu adalah guru yang betul-betul terkualifikasi, bisa berbahasa Indonesia sesuai dengan EYD. Yang kedua, sebaiknya mereka juga dipersiapkan untuk menguasai bahasa yang digunakan penduduk setempat,” tambahnya.

‎Harapan besar pun ia tujukan kepada peserta kegiatan kebahasaan yang hadir. Menurut Dewi, mereka adalah insan terpilih yang berasal dari berbagai kota dan kabupaten.

‎“Saya berharap ilmu yang diperoleh hari ini bisa disebarkan ke lingkungan sekitar, terutama di sekolah tempat mereka bekerja,” ucapnya.

‎Terkait dukungan anggaran, Dewi menegaskan bahwa DPR RI, khususnya Komisi X, berkomitmen penuh.

‎“Kami sangat mendukung soal kebahasaan dengan memberikan anggaran memadai, sehingga Badan Bahasa memiliki daya untuk menyebarkan dan melaksanakan program-program mereka,” jelasnya.

‎Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Bengkulu, Andriana Yohan, menyampaikan bahwa pihaknya terus memperkuat program pengembangan bahasa dan literasi di daerah.

‎“Balai Bahasa Provinsi Bengkulu memiliki banyak program. Yang pertama adalah pembinaan di 50 lembaga. Kami juga melakukan sosialisasi Permendikdasmen Nomor 2 Tahun 2025 kepada pemangku kepentingan, sekolah, maupun pemerintah daerah,” ungkap Andriana.

‎Ia menjelaskan, berbagai program lain juga telah berjalan, seperti revitalisasi bahasa daerah, uji kemahiran berbahasa Indonesia (UKBI), pengembangan kamus digital, hingga penerjemahan.

‎”Penerjemahan kami awali dengan sayembara penulisan cerita anak dalam dua bahasa, yakni bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Selain itu, kami juga mengadakan kegiatan peningkatan literasi bagi siswa SMP, SMA, dan mahasiswa,” jelasnya.

‎Menurut Andriana, tujuan utama seluruh program ini adalah memperkuat kedaulatan bahasa Indonesia di tengah masyarakat sekaligus meningkatkan kecerdasan literasi.

‎“Kami ingin kedaulatan bahasa Indonesia dapat terwujud, khususnya di Provinsi Bengkulu, serta mendorong meningkatnya kecerdasan literasi masyarakat,” pungkasnya.

‎Internasionalisasi bahasa Indonesia kini bukan lagi sekadar wacana, melainkan kebutuhan nyata. Dukungan dari DPR RI melalui kebijakan anggaran, sinergi Balai Bahasa dalam melaksanakan program strategis, serta keterlibatan guru-guru berkualifikasi tinggi menjadi kunci. Dengan langkah bersama, bahasa Indonesia tidak hanya berdaulat di negeri sendiri, tetapi juga semakin berwibawa di kancah dunia.

Posting Terkait

Jangan Lewatkan